chapter 11 🌾

4.2K 123 0
                                    

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa

"Yah seharusnya memang begitu tapi aku sudah terbiasa tidur sendiri" myla langsung mendorong bahu theo keluar dari kamar lalu memanting pintu

Kini theo mematung menatap pintu kamar yang seharusnya ditempati olehnya dan myla namun sekarang bahkan untuk menginjakkan kaki dikamar itu saja tak bisa

¤¤¤

Keesokan harinya myla baru saja terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya sejenak lalu berjalan kedapur sambil mengucek matanya yang setengah tertutup lalu menuangkan segelas air dan meminumnya myla yang masih belum sadar sepenuhnya bahkan tak menyadari theo sedang disana membuatkan sarapan

Theo memandang kagum pada istrinya yang terlihat sangat cantik bahkan saat baru bangun sekalipun. Kenapa selama ini aku melewatkan momen yang seperti ini?. "Pagi myla" sapa theo

Mata myla langsung terbuka lebar dan menatap kesumber suara. Dipikirannya semalam theo keluar bersama pelac*r sewaannya dan hanya pulang saat pagi nanti untuk mengganti pakaiannya saja

"Aku udah siapin sarapan, makanlah" ucapnya

"Aku ngga lapar" jawan myla lalu kembali menaiki tangga dan meninggalkan theo sendiri disana

Theo langsung memegang dadanya yang terasa sakit saat ditolak. Mungkin seperti ini yang dirasakan myla saat aku menolak ajakannya, kuat sekali istriku mampu menahan rasa sakit ini selama bertahun-tahun

Beberapa menit kemudian bunyi klakson mobil terdengar dari luar, myla segera keluar dari kamarnya dan berlari menuruni tangga untuk menyambut sahabatnya

"Myla hati-hati!" Ucap theo "siapa sih yang datang sepagi ini" gumamnya lalu mengikuti myla dari belakang

Saat membuka pintu rafli sedang menunggu sambil bersndar di mobilnya

"Rafli" ucap myla sambil memeluk sahabatnya itu dan dibalas dengan hangat olehnya

Mata elang theo langsung keluar, menatap tajam interaksi kedua orang itu. Theo pun menarik kerah baju myla dan menyeretnya kebelakang untuk melerai pelukan kedua sahabat itu hingga myla berdiri tepat disampingnya

"Iss apaan sih" myla menggerakkan bahunya agar theo segera melepaskan tangannya dari bajunya. Theo berdehem lalu melepas cengkramannya dari istrinya itu "siapa kau?" Tanya theo pada rafli

"Sejak kapan kau peduli dengam siapa aku bertemu?" Sambar myla

"Myla aku ngga peduli kau bertemu dengan siapa diluar sana tapi jangan sampai membawa seorang pria masuk kedalam rumah ini"

"Aaah begitu yaa" jawab myla mengangguk. Theo langsung tersenyum kemenangan "rafli kalo gitu kita nonton di liar saja" ucap myla

"Hah?" Theo langsung membulatkan matanya lalu melirik wanita disampingnya ini

"Okay" jawab rafli

"Bentar aku ambil tas dulu"

Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam lengan myla setelah kembali dari atas mengambil tasnya "emm kalo cuma nonton aja boleh kok" ucap theo tak ingin myla berduaan dengan lelaki yang baru ia temui ini

Myla mendongak menatap theo sambil mengerutkan alisnya "ngga! Kami udah memutuskan nonton di luar aja" jawab myla sambil melepas tangan lelaki itu darinya

"Kan disini juga ada bioskop"

"Kami lebih suka bioskop yang diluar"

Theo memikirkan cara agar wanita ini tak pergi "kamu ni buang-buang duit aja harus pergi ke keluar!" Ucap theo yang kehabisan akal, padahal hartanya berlimbah tak habis tujuh turunan

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang