chapter 29 🌾

2.7K 74 2
                                    

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa

Theo kesal dan menatap tajam istrinya "Karena kau masih belum punya anak dariku yang bisa mengikat hubungan kita!" Bentak theo yang membuat suasana jadi hening

Mata myla langsung berkaca-kaca, kini suaminya juga ikut menghinanya seperti orang lain

Theo berusaha merih tangan myla namun myla langsung menjauh "S-sayang ma-maksud aku..."

"Kau pikir aku mau jadi seperti ini, hah!" Bentak myla yang mulai meneteskan air mata

"Sayang aku ngga bermaksud mengatakan itu" theo mengerutkan alisnya, ia mulai merasa bersalah, tak seharusnya ia mengatakan hal menyakiti hati istrinya ini

"Kau pikir aku bahagia seperti ini, hah! Kau tak merasakan yang kurasakan theo tapi kau bersikap seolah-olah kau yang paling tersakiti!"

"Iya sayang aku salah aku minta maaf"

"Kau pikir kenapa aku resign dari pekerjaanku, hah! Itu karena aku mendengar orang-orang dikantorku menghinaku yang ngga bisa punya anak!" Myla mulai memukul dadanya yang terasa sakit setiap kali menceritakan hal yang ia alami

Theo melangkah mendekati myla, namun wanita itu langsung berteriak "Jangan mendekat!" Tangisan myla semakin menggelegar membuat theo semakin merasa bersalah

"Sayang aku minta maaf"

Myla seperti tak tahan lagi tinggal dirumah ini, ia segera mengambil tas dan kunci mobilnya "sa-sayang kamu mau kemana?" Tanya theo dengan suara bergetar

"Kau pikir aku nyaman tinggal dirumah ini! Rumah ini terasa seperti neraka!" Bentak myla lalu segera pergi namun sebuah tangan meraih lengan wanita itu

"Sayang ku mohon jangan pergi" mata lelaki itu mulai berkaca-kaca. Walau bagaiman pun theo hanya sedang terbakar api cemburu hingga tak bisa mengontrol ucapannya namun hal itu malah menyakiti perasaan myla

"Theo ibumu benar kita tak seharusnya melanjutkan hubungan kita, kau tak membutuhkan istri sepertiku tapi kau butuh istri yag bisa memberimu keturunan"

"Myla apa maksudmu!"

"Kita akhiri saja hubungan ini! Hubungan kita udah ngga sehat. Aku mau cer..."

"Myla!!" Teriak theo yang menggelegar membuat myla langsung terdiam "kenapa setiap kali ada masalah kau selalu minta cerai cerai dan cerai! Apa setiap masalah harus diselesaikan dengan bercerai, hah!" Ucap theo sambil mengeraskan rahangnya dan mengerutkan alisnya, matanya terlihat merah namun tak mengeluarkan air mata

"Pokoknya aku mau ceraii! Aku ngga tahan hidup dirumah ini. Kau pikir kenapa aku bekerja ditoko kue itu, kau pikir karena laki-laki, iya?"

Theo mengerutkan alisnya saat mendengar ucapan myla dan membuatnya semakin bingung

"Itu karena ibumu!"

"A-apa!" Theo langsung membulatkan matanya

"Setiap hari saat kau pergi kekantor ibumu selalu datang kesini, dia selalu menghinaku! Dia selalu menyalahkanku karena tak melepasmu, ia menyalahkanku karena seharusnya dia sudah punya cucu seandainya dua tahun lalu aku melepasmu, jadi aku pergi ke toko kue itu untuk menghilangkan stres" jelas myla dengan tangis yang menjadi-jadi. Salah satu tangannya mengusap air matanya sedangkan tangannya yang lain masih digenggam erat oleh theo

"Kenapa kamu ngga cerita sayang kalo mama ngomong kek gitu?" Theo mulai berbicara lembut, hatinya terenyuh saat mendengar cerita istrinya, ternyata selama ini istrinya menderita sendiri, aku terlalu sibuk dengan perasaanku tanpa memikirkan perasaan istriku. Selama ini ku pikir myla baik-baik saja

"Selama ini aku bertahan karena aku pikir setidaknya aku masih punya kamu yang mendukungku, tapi ternyata aku salah! Kalian semua sama! Kalian semua menyalahkanku karena ngga bisa punya anak!" Ucap myla dengan berteriak, lalu menepis tangan theo darinya lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi

"Myla ku mohon jangan pergi aku minta maaf. Maafkan aku membiarkanmu merasakan semuanya sendiri, maafkan aku karena kurang memperhatikanmu sampai kau harus merasakan penderitaan itu" ucap theo sambil mengikuti istrinya dari belakang

Tiba-tiba myla menghentikan langkahnya, ia memijit ringan kepalanya yang terasa pusing

"Sayang kamu kenapa?"

"Jangan mendekat! Aku baik-baik saja"

Myla melanjutkan langkahnya, namun kepalanya semakin terasa pusing hingga kehilangan kesadarannya dan terjatuh pingsan

"Mylaa!" Theo langsung berlari mendekati myla lalu mengangkat istrinya dan segera membawanya kerumah sakit

~~~

Terlihat theo sedang duduk tepat disamping tempat tidur pasien dimana myla terbaring disana. Beberapa menit kemudian myla pun tersadar, theo pun langsung bangkit berdiri lalu memeluk istrinya dan mencium pipi kanan dan kirinya

"Sayang kamu kenapa tiba-tiba pingsan? Bikin takut aja"

"Aku ngga papa cuma kecapean aja" myla pun mengubah posisinya menjadi duduk lalu menurunkan kakinya dari atas kasur

"Sayang mau kemana?" Tanya theo

"Aku mau pulang!" Bentak myla yang masih kesal dengan pertengkaran mereka tadi dirumah

"Iya aku antar"

"Ngga usah aku mau pulang kerumah orang tuaku! Soal perceraian aku akan mengirim suratnya kerumahmu" myla pun turun dari kasur namun tiba-tiba theo menahan lengan wanita itu

"Aku ngga mau cerai!!" Bentak theo yag mulai emosi akan kata cerai yang terus dilontarkan oleh istrinya

"Yaudah kalo gitu kita selesaikan dipersidangan" ucap myla lalu menepis tangan theo

"Myla ngga semua masalah harus diselesaikan dengan bercerai!"

"Trus gimana caramu mengatasi istrimu yang ngga bisa hamil, hah! Kau mau poligami!" Bentak myla sambil membolang matanya menatap theo

"Ihh ngga maulah, ngapain punya istri banyak! Menghadapi kamu aja aku masih kerepotan gimana menghadapi dua istri"

"Jadi  aku ini merepotkan!"

"Eeh sayang bukan itu maksud aku! Maksud aku tuh, aku ngga mau cerai atau poligami. Aku sayang dan cintanya itu cuma sama istriku myla" ucap theo

"Theo cukup! Keputusanku ngga akan berubah"

"Myla kalo ini soal mama! Aku bisa bilang sama mama supaya ngga datang lagi kerumah"

"Theo, aku ngga mau memperkeruh hubunganmu dengan mama! Semuanya cukup sampai disini, bercerai adalah keputusan paling tepat" jelas myla dengan raut wajah sedih namun ia benar-benar membulatkan tekatnya untuk mengakhiri pernikahannya dengan theo

"Sampai kapanpun aku ngga akan pernah mau bercerai titik!"

"Kalo gitu datanglah dipersidangan nanti" myla segera pergi meninggalkan theo namun tiba-tiba dokter memasuki ruangan dimana myla dirawat

"Nyonya mau kemana?" Tanya dokter "nyonya harus istrahat" lanjutnya

"Saya ngga papa dok, cuma kecapean aja" ucap myla lalu berjalan melewati dokter

"Tapi nyonya sedang hamil"

See you next chapter🥰

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang