chapter 25 🌾

3.2K 66 0
                                    

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa


Setelah malam panas yang penuh gairah, pasangan suami istri itu terbangun dalam keadaan telanjang, myla melirik suaminya yang masih tertidur pulas namun tangannya begitu erat menggenggam pergelangan tangannya

"Theo" ucap myla membangunkan suaminya

"Emmmpph" theo merengangkan tubuhnya namun matanya masih tertutup

"Aku lapar"

Theo langsung tersadar setelah mendengar ucapan myla, ia bangkit berdiri dan berjalan mendekati pintu

"Mau kemana?" Tanya myla

"Mau ngambil sarapan" jawab theo sambil memegang gagang pintu

"Tubuh seksi itu cuma aku yang boleh liat" ucap myla sambil menunjuk tubuh theo yang telanjang bulat

"Hah?" Theo menunduk menatap tubuhnya yang telanjang lalu tersenyum tipis "oh iya lupa" theo memukul dahinya sambil tersenyum malu

~~~

Kini mereka sarapan bersama, mereka duduk saling berhadapan.

"Soal semalam..."

"Hah! A-apa? K-kenapa semalam?" Tanya myla gugup, pikirannya masih dipenuhi dengan hubungan panas yang mereka lakukan semalaman

"Soal yang kita lakukan semalam.."

"Ssst" myla meminta theo diam sambil menempelkan jari telunjuknya ke bibir lelaki itu lalu memperhatikan sekitarnya "jangan bahas se* pagi-pagi" ucap myla

"Hahaha myla" theo langsung tertawa puas "siapa yang mau bahas itu sih?" Lanjutnya

"Hah?" Myla mengerutkan alisnya lalu menunduk malu "trus kamu mau bahas apa?"

"Kamu kangen sama mama?" Tanya theo, ia tak ingin membahas tentang perceraian jadi mengalihkannya pada ucapan myla yang mengatan ia pindah kerumah orang tuanya

"Sebenarnya kamu mau bahas tentang percer..."

"Ssssst" theo langsung menyumpat bibir myla dengan jari telunjuknya "jangan ucapkan kata itu. Bikin trauma aja" ucap theo

"Theo kemungkinan aku punya anak lagi cuma sep..."

"Sepuluh persen, setidaknya kita punya 10% itu myla, meskipun kemungkinannya cuma 1% sedikitpun setidaknya kita masih punya harapan" jelas theo

Myla masih terdiam sambil menatap netra mata suaminya yang berbicara begitu dalam

"Aku ngga terlalu peduli mau kita punya anak atau ngga, tapi kamu sangat ingin punya anak itu yang aku pedulikan. 6 anak aku akan memberikannya padamu myla, tapi bersabarlah"

Mata wanita itu berkaca kaca, betapa beruntungnya ia memiliki suami yang mendukungnya seperti ini, yang mau menerima kekurangannya yang begitu banyak

Theo bangkit berdiri lalu berjalan mendekati myla dan memeluk wanita itu, myla pun menangis sesegukan dalam dekalan suaminya ini

●●●

2 tahun telah berlalu hubungan theo dan myla semakin romantis namun mereka masih belum dikaruniakan seorang anak, mereka telah menemui berbagai dokter namun belum membuahkan hasil, ibu mertuanya rosa juga semakin membenci myla, theo kini lebih sering membantah orang tuanya jika berurusan dengan myla apa lagi sampai menyinggung perasaan myla.

"Theo cepat siap-siap sana kekantor" ucap myla pada suaminya yang terus memeluknya sejak tadi. Semakin hari lelaki ini semakin manja dan semakin menempel padanya

"Ihh masih pengen peluk" rengek lelaki itu

Myla menghela nafas sambil memutar bola matanya, suami siapa sih ini manja banget. Jika lelaki ini tak segera bersiap ia akan telat ke kantor

"Ayok mandi bareng"

Theo langsung sumringah saat mendengar ucapan myla, ia segera turun dari kasur dan mengangkat istrinya lalu membawanya kekamar mandi

...

Sembari menunggu suaminya yang sibuk berpakaian, myla pun sibuk menyiapkan sarapan untuknya dan suami. Tak banyak yang ia siapkan hanya nasi goreng saja

Theo pun segera turun lalu menyantap sarapan yang telah disediakan oleh istrinya

Kini myla juga kembali bekerja dikantornya yang dulu, ia selalu diantar dan dijemput oleh suaminya

...

Sesampainya didepan kantor myla, theo tak lupa mengecup kening istrinya sebelum turun dari mobil

"Daaaa sayang semangat kerjanya" ucap theo sambil melambaikan tanga pada istrinya dari dalam mobil, myla pun membalas lambaian tangan suaminya sambil menatap mobil suaminya yang berjalan hingga tak terlihat olehnya.

Myla pun memasuki kantornya, kini orang-orang memperlakukan myla dengan sangat baik setelah mengetahui suaminya adalah theo safero, apa lagi kepala menejernya yang dulu sering marah-marah kini tak pernah lagi memarahi myla.

Terlihat myla meregangkan tubuhnya setelah bekerja beberapa jam menatap komputer lalu meluangkan waktunya untuk makan siang dijam istrahat. Ia mampir disebuah restoran yang tak jauh dari kantornya dan dapat dijangkau hanya dengan jalan kaki saja. Ia memesan menu makanan sederhana serta minuman lalu menyantapnya

"Kasian sekali tuan safero, istrinya sudah ngga bisa ngasi dia keturunan"

"Iya, kenapa tuan theo ngga nyari istri baru aja ya"

Beberapa wanita paru bayah yang saat itu sedang berkumpul menggosipkan myla, padahal myla duduk tak jauh dari mereka namun untungnya saat itu myla duduk dengan posisi membelakangi mereka, ia berpura-pura kuat dan melanjutkan menyantap makanannya

"Apa yang dia liat dari istrinya, dia bukan dari keluarga kaya, karirnya juga biasa saja perempuan itu cuma pekerja kantoran biasa dan jabatannya masih sangat rendah"

Myla sudah tak tahan mendengar ucapan mereka, ia langsung bangkit berdiri dan meninggalkan tempat itu

...

Sesampainya dikantor myla melihat teman-teman kantornya sedang berkumpul, entah apa yang sedang mereka bicarakan namun mereka langsung bubar saat melihat myla. Myla pun berlari memasuki toilet dan ia membasuh wajahnya dengan air lalu menatap dirinya dicermin

Tanpa ia sadari air mata mengalir dan membasahi pipinya, myla segera mengusapnya dan kembali membasuhi wajahnya dengan air mengalir

Myla mulai merasakan betapa tak menyenangkan dikantor ini, suasananya mulai berubah, orang-orang yang dulu sering bercanda dengannya kini mulai menjauhinya

~~~

Sepanjang perjalanan saat pulang, myla berdiam diri sambil menatap keluar jendela, theo pun sedikit bingung dengan perubahan istrinya, perasaan tadi pagi pas aku antar ke kantor dia baik-baik aja. "Sayang kamu ngga papa?" Tanya theo

"Theo gimana kalo aku berenti bekerja?" Tanya myla namun masih menatap keluar jendela

"Bukannya kamu suka sama pekerjaan kamu?"

"Suka tapi aku pengen istrahat aja" jawab myla

Theo tau ada sesuatu yang tak beres namun myla tak ingin menceritakannya "sayang kalo ada masalah cerita aja" ucap theo

"Aku baik-baik aja"

Semakin myla mengatakan baik-baik saja theo semakin khawatir, ia menepihkan mobilnya dipinggir jalan dan berhenti sejenak, ia memegang salah satu bahu istrinya hingga membuat wanita itu menoleh menatapnya

"Sini aku isi baterainya dulu" ucap theo lalu menarik istrinya kedalam dekapannya. Myla mulai meneteskan air matanya dan membalas pelukan suaminya ia menenggelamkan wajahnya kebahu lelaki itu

"Aku pengen punya anak, hiks" ucap myla sambil menangis

Theo semakin memeluk istrinya dengan erat sambil mengelus puncak kepalanya "iya sayang aku tau. Bersabarlah sebentar lagi" ucap theo menenangkan istrinya

See you next chapter🥰

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang