chapter 22 🌾

2.6K 57 0
                                    

Maaf telat uploadnya🥰

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa


Perlahan myla mengambil langkah mundur lalu berlari kekamarnya dan tangisan yang semakin deras. Ia segera mengambil kopernya yang disimpan diatas lemari lalu memasukkan pakaiaannya kedalam sana

"Theo akan menikah dan meninggalkan aku! Aku-aku udah ngga punya siapa-siapa lagi, hiks" ucap myla sambil mengemasi barang-barang lalu mengunci kopernya dan menariknya keluar

Sesaat sebelum myla membuka pintu seseorang terlebih dahulu membukanya mambuat wanita itu mendongak menatap lelaki tinggi dihadapannya ini yang tak lain adalah theo

"Sayang kamu mau kemana?" Tanya theo sambil mengerutkan alisnya

Myla langsung mengalihkan pandangannya dari theo "a-aku ngga mau tinggal dirumah ini lagi! Aku mau pergi!" Ucap myla dengan nada membentak

"Sayang kamu mau pergi kemana? Malam-malam gini?"

Myla tak ingin bercerai, ia pergi karena tak ingin lelaki ini mengatakan cerai padanya "pokoknya aku mau pergi aku ngga mau tinggal sama kamu!" Jawab myla sambil mengambil langkah untuk pergi namun theo menghalanginya

"Pergi kemana biar aku antar"

"Aku ngga mau! Aku ngga mau deket-deket sama kamu! Aku ngga mau liat wajah kamu lagi aku mau pergi jauh darimu!"

Seketika suasana jadi hening, theo langsung mematung saat mendengar ucapan myla, myla pun segera mengambil kesempatan untuk pergi sambil menyeret kopernya

Myla mengangkat kopernya saat menuruni tangga lalu menyeretnya kembali setelah sampai dilantai satu dengan terburu-buru "aku ngga mau mendengar kata cerai dari theo jadi aku harus segera pergi" gumam myla

Myla membuka pintu rumah mereka yang besar dan menatap keluar sejenak sambil menghapus air matanya lalu setelah beberapa detik termenung ia kembali melanjutkan langkahnya namun tiba-tiba sepasang tangan memeluknya dari belakang sambil menyenderkan pipinya ke kepala myla

"Ku mohon jangan pergi myla!" Ucap theo

Suara tangisan myla akhirnya keluar saat mendengar ucapan theo "waaagh" teriak tangisan myla "aku membencimu!" lanjutnya

"Aku tau tapi tolong jangan tinggalin aku" ucap theo

▪︎▪︎▪︎

Sejak dua hari yang lalu saat myla berniat pergi dari rumah theo tak melewatkan myla dari pandangannya, ia bahkan tak kekantor dan terus menempel pada wanita itu

"Theo kamu ngga ke kantor?" Tanya myla yang terbangun sejak beberapa menit yang lalu dalam posisi dipeluk oleh theo dari belakang

"Ngga aku nemenin kamu aja"

"Aku mau keluar ketemu sama teman aku"

"Apa!" Theo langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap wanita yang masih terbaring membelakanginya "sama siapa? Aku anterin yaa" lanjutnya

"Ngga, aku bisa bisa sendiri"

"Aku anterin aja sayang nanti aku tunggu dimobil, aku ngga akan gangguin pertemuan kalian"

Theo takut jika membiarkan myla pergi sendiri wanita itu tak kembali lagi

"Kamu ke kantor aja" ucap myla lalu turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi, theo pun dengan cepat mengikuti myla

"Sayang aku ngga papa kalo ngga ke kantor, ngga akan ada yang marah"

Myla menghentikan langkahnya dan berbalik menatap theo "biarkan aku sendiri!" Bentak myla "kenapa kau terus mengikutiku!" Lanjutnya

"Sayang kan biasanya kita mandi bareng" ucap theo sambil perlahan mendekati myla

Myla pun kesal ia segera mengambil sebuah gelas kaca yang berisi lilin yang diletakkan diatas wastafle lalu melemparnya kearah theo hingga membuat pelipis lelaki itu tergores "ku bilang berhenti mengikutiku! Aaarrgh" teriak myla lalu mengacak-acak rambutnya

Theo yang mematung memegang pelipisnya yang mengeluarkan cairan kental berwana merah lalu menatap tangannya yang dilumuri darah

"Myla" tegur theo dengan suara lembut

"Berhenti menyebut nam-a-ku" myla membulatkan matanya saat melihat wajah suaminya yang tergores dan berdarah "t-theo" panggilnya sambil perlahan mendekati lelaki itu "a-aku minta maaf" ucap myla sambil meraba pipi suaminya dengan tangan yang bergetar "a-aku a-aku ti-tidak bermaksud melukaimu" ucap myla dengan air mata yang bercucuran

Theo pun langsung menarik istrinya itu kedalam dekapannya menenggelamkan wajah istrinya yang menangis kedada bidangnya sambil mengelus puncak kepala myla "jangan nangis lagi" ucap theo

...

Terlihat mereka berdua duduk diatas kasur dengan myla yang sedang mengobati luka gores diwajah suaminya, mengoleskan selep agar tak berbekas dan menempelkan plester

Theo kembali memeluk myla setelah lukanya diobati "i miss you" ucap theo

"Kok bisa kangen sih? Kan aku ada disini"

Ini kali pertama myla mengatakan banyak kata setelah kepergian anaknya, membuat lelaki itu semakin memeluknya dengan erat

Aku merindukan myla yang ceriah. Tanpa ia sadari theo meneteskan air matanya "tetaplah bersamaku myla" ucap theo

"Mmm aku ngga akan pergi" myla pun melerai pelukannya lalu meletakkan tangannya ke pipi suaminya lalu mengusap air mata theo "dasar cengeng" cetusnya

"Aku ngga mau kamu pergi."

Myla tak bisa menahan diri saat melihat suaminya terus menangis, ia pun langsung menempelkan bibirnya pada bibir theo. Seketika theo langsung membulatkan matanya dan membalas ciuman myla yang sudah sangat lama ia rindukan.

Mereka saling melumat dan bertukas saliva, theo pun semakin ganas, ia menggigit bibir bawah myla hingga membuat wanita itu mendesah

"Aah theo"

"Myla"

Mereka terus melanjutkan ciuman hangat sambil memejamkan mata untuk menikmati setiap sentuhan satu sama lain

¤¤¤

Beberapa hari kemudian keadaan mulai membaik, yah walaupun myla terkadang mengamuk dan mengacaukan rumah namun sudah tak sesering sebelumnya. Kini theo mulai bekerja lagi

"Sayang aku berangkat kerja dulu" ucap theo pada myla yang masih terbaring dikasur dengan di baluti selimut lalu mengecup kening wanita itu

"Mmmm" hanya itu jawaban myla

"Sarapan udah aku buatin, obat kamu jangan lupa diminum. Jangan kemana-mana nanti aku cepat pulang" jelasnya sebelum keluar dari kamar

¤¤¤

Myla mulai merasakan lapar, ia pun bangkit dari kasur lalu turun kelantai satu untuk sarapan namun langkahnya terhenti saat melihat ibu mertuanya datang

"Mama"

"Myla kita perlu bicara"

Dengan senang hati myla mau berbicara dengan ibu mertuanya itu.

Kini mereka duduk diruang keluarga dengan saling berhadapan. Sebelumnya myla telah membuatkan teh untuk rosa

"Mama mau bilang apa?"

"Mama langsung pada intinya saja, KAMU UDAH NGGA BISA NGASI THEO KETURUNAN, kemungkinan kamu punya anak lagi cuma 10% bisa dibilang itu tidak mungkin lagi"

Myla tak bisa berkata-kata lagi ia terdiam dengan mata yang merah namun tak mengeluarkan air mata

"Mama sebenarnya udah lama mau bilang ini, tapi theo selalu didekatmu. Mama mau theo nikah lagi..."

"Ma" tegur myla agar rosa tak melanjutkan kata-katanya

"Mama kasi kamu pilihan. Kamu bujuk theo agar mau poligami atau kamu ceraiin dia"

See you next chapter
🥰

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang