chapter 20 🌾

3.6K 55 0
                                    

Selamat membaca!
Semoga suka sama ceritanya
Jangan lupa di vote dan follow yaa


Myla dibawa masuk ke IGD, theo yang menunggu diluar terlihat sangat khawatir bahkan sampai meneteskan air mata, ia tak ingin kehilangan myla. Theo menangis dibalik tangannya yang menutup wajahnya.

Tak lama kemudian kedua orang tuanya juga mertuanya datang secara bersamaan dan menghampiri theo

"Theo gimana kabar myla" tanya rosa dan ratih bersamaan

Theo mengangkat kepalanya menatap orang tuanya, terlihat mata theo merah sehabis menangis dan sedikit berkaca-kaca. Ia pun menggeleng yang bertanda masih belum ada kabar dari dokter lalu kembali menutup wajahnya dengan telapak tangannya

Rosa pun duduk disamping theo lalu mengelus punggung anaknya untuk menenangkannya "theo kita doain aja yang terbaik buat myla dan anak dikandungannya" ucap rosa

Theo pun mengangguk dan melipat tangannya untuk berdoa lalu menutup matanya

Disisi lain menangis dalam pelukan suaminya, ia tak bisa melihat anak kesayangannya harus terluka seperti itu

Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruang IGD, dengan cepat semua orang menghampiri dokter tersebut

"Gimana dok?" Tanya theo

"Maaf pak tapi kami hanya bisa menyelamatkan salah satunya"

"Istriku selamatkan istriku" jawab theo tanpa pikir panjang

"Tapi tuan setelah ini istri anda akan susah punya keturunan, kemungkinan memiliki anak lagi hanya 10%" jelas dokter

"Saya ngga peduli! selamatkan istri saya!" bentak theo

Dokter ketakutan melihat tatapan yang menyeramkan lalu mengangguk dan kembali masuk keruang IGD

Orang tuanya pun menerima semua keputusan theo walaupun sangat menginginkan cucu dan kemungkinan besar tidak bisa memiliki cucu lagi

¤¤¤

Beberapa hari telah berlalu myla akhirnya siuman dan mendapati seluruh anggota keluarganya disana sedang menunggu. Theo pun langsung memeluk istrinya merasa bahagia

"Myla" ucap theo sambil menenggelamkan wajahnya kebahu wanita itu, ia tak ingin memperlihatkan air matanya yang menetes

Myla pun membalas pelukan hangat dari suaminya itu "mama papa" ucap myla saat melihat orang tuanya dari kedua belah pihak lalu melerai pelukan suaminya dan mengubah posisinya menjadi duduk

"Sayang kamu baring aja" ucap theo khawatir

"Aku ngga papa" theo membantu menegakkan sandaran tempat tidur untuk myla

Orang tuanya pun mengehampiri myla lalu mengelus punggung dan puncak kepala wanita itu. Myla sedikit heran kenapa mereka tiba-tiba bersikap seperti ini, raut wajah mereka pun terlihat sedih padahal myla baik-baik saja

Tak lama kemudian dokterpun datang untuk mengecek kondisi myla, setelah itu dokter meminta theo untuk menemuinya diruangannya

...

Kini yang tersisa diruangan itu hanya ada myla, orang tuanya dan orang tua theo, sedangkan theo keluar untuk menemui dokter

"Mama kenapa keliatan sedih gitu sih? Kan myla baik-baik aja" ucap myla pada orang tuanya yang sedang duduk disofa

"Nggapapa sayang"

"Mama sama papa pulang aja sana, kan ada theo yang nemenin aku"

"Ngga papa sayang kami juga senang nemenin kamu"

Myla pun menurunkan kakinya dari kasur hendak ketoilet, kedua ibunya itu langsung sigap membantu, mereka memegang pinggang myla dan menuntunnya ketoilet

"Mama aku bisa jalan sendiri, aku ngga papa" ucap myla sambil melerai tangan kedua ibunya itu darinya. Sarah dan ratih pun membiarkannya jalan sendiri namun tetap mengawasinya

Salah satu tangan myla memegang pinggangnya dan tangannya yang lain memegang perutnya, myla langsung membulatkan matanya saat perutnya terasa datar lalu menunduk untuk memastikannya dengan tangan yang gemetar

Myla langsung menoleh mentap orang tuanya "Mah mama anak aku hiks anak aku mana ma?" Air mata wanita itu mulai bercucuran dan tubuhnya gemetar

Ratih segerah menopang tubuh myla yang hampir terjatuh "sabar sayang, kamu jangan pikirin itu dulu. Kamu harus sehat dulu" ucap ratih

"Aaarrgh" teriak myla sambil menepis tangan ibunya lalu terduduk dilantai "anak aku mana ma!!"

Tak ada yang menjawab, mereka tak tega mengatakan hal duka ini pada anaknya

"Myla sayang dengerin kata mama, kamu harus pikirin kesehatan kamu" ucap dani mengangkat tangannya untuk mengelus punggung anaknya namun myla langsung menepisya

"Aaarrggh aku bilang anakku mana!!"

Ratih dan rosa pun tak tega melihat myla yang stress akibat kehilangan anaknya hingga meneteskan air mata

Beberapa detik kemudian theo menerobos masuk saat mendengar teriakan dari ruangan myla dan mendapati myla menangis sesegukan dilantai. Ia pun segera berlari dan menghampiri myla lalu memeluknya

"Theo anak kita? Anak kita mana?" Ucap myla sambil menyenderkan telinganya kedada bidang milik theo

"Maafkan aku sayang"

Myla semakin menangis lalu mengepalkan tangannya dan memukul dada suaminya "kenapa? Kenapa kau membiarkannya pergi! Kau jahat!" Ucap myla

Lelaki itu semakin memeluk myla dengan erat dan membiarkan istrinya itu menangis sepuasnya dalam dekapannya sambil mengelus puncak kepala myla

"Dia itu anak kamu! Kenapa kau tak mempertahankannya!"

"Maafkan aku"

"Dia itu selalu nurut pada mu tapi kenapa kau tak bisa menyelamatkannya!"

"Maaf kan aku sayang"

"Kau punya uang yang cukup untuk mencari dokter terbaik untuk menyelamatkan anak kita! Kenapa kau tak melakukannya!"

"Maafkan aku maaf" hanya kata maaf yang dapat dikatakan theo pada istrinya ini

Ratih dan rosa semakin menangis mendengar percakapan kedua anaknya itu, dani dan andika pun menarik istri mereka delam dekapannya untuk menenangkannya

Myla yang kondisinya masih lemah ditambah lagi ia menangis berjam-jam membuat wanita itu ketiduran dalam dekapan suaminya. Theo pun segera mengangkat myla dan meletakkanya kembali ke atas kasur

¤¤¤

Theo mulai pusing menghadapi moodnya myla yang berubah-ubah, kadang ia menangis, kadang marah tak jelas, kadang berteriak sambil menghancurkan peralatan diruangan itu dan yang paling membuat theo pusing adalah saat myla tak mau menyantap makanan apapun

"Sayang ayo dong makan" ucap theo sambil memegang makanan yang disediakan rumah sakit untuk myla

Myla yang sedang berbaring tak menjawab ia terus menatap keluar jendela sejak pagi tadi

"Nanti kamu ngga sembuh-sembuh kalo ngga makan"

"Ngga" hanya itu jawaban myla

"Atau kamu mau makanan lain biar aku beliin"

Myla langsung menoleh menatap theo dan mengubah posisinya menjadi duduk. Theo langsung tersenyum berharap myla mengatakan apa yang ia inginkan

Tiba-tiba myla menepis makanan dari tangan theo hingga membuat makanannya terbuang dan berserakan dimana-mana

"Aku bilang ngga ya ngga!" Bentak wanita itu lalu kembali berbaring dan menatap keluar jendela

See you next chapter
🥰

DON'T GIVE UP ON METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang