Theodora terus memaki-maki pemuda bernama Kevin yang ia tolong dijembatan tadi, entah kenapa ia merasa kesal dengannya.
[Master!anda dimana meong?]
"Dijalan mau balik, kenapa?"
[Cepat pulang meong!!mansion akan hancur kalau anda tidak cepat meong!! Oh tidak makanan ku!!]
Theodora mendecih, masalah apalagi yang ada dirumah.
_____
Theodora memasukkan motornya kegarasi, beberapa bodyguard nampak senang melihat dirinya,ada apa ini? dirinya tampak seperti pahlawan kesiangan yang ditunggu-tunggu.
PRANGG!!
PRANGG!!
PRANGG!!
BRAKK!!
Theodora terkejut saat melihat ruang aula nampak berantakan, banyak pecahan vas dan benda-benda lainnya,ia juga mendengar suara beberapa pukulan yang entah ditujukan untuk siapa.
Mata Theodora membulat kala melihat para bodyguard yang sudah babak belur dihajar oleh tiga saudaranya.
'ini kenapa mukanya pada dipukul gini?'
[Mereka marah dan mengamuk saat mengetahui anda tidak ada dirumah meong!]
'kek nya kalo gue minggat ni mansion bisa kena kiamat mendadak '
Theodora menormalkan ekspresi wajahnya, ia lalu bersandar di sebuah gapura dan berdehem.
Semua orang membalikkan badannya dan menatap seorang remaja tengah bersedekap dada sambil bersandar di gapura.
"Udah?udah selesai ngamuknya?kalo belum lanjutin aja lagi.."
Tiga iblis berwujud manusia itu lantas menggeleng cepat, mereka lalu menghampiri Theodora dan memeluknya erat.
" Kakak dari mana aja?aku khawatir!"
" Dari mana aja?!tau nggak Abang khawatir?"
"Lain kali pergi tu bilang?!"
Para pemuda itu terus menghujani Theodora dengan berbagai pertanyaan hingga membuatnya pusing sendiri.
"Satu-satu dong, aku bingung jawabnya.."
"Kakak dari mana?" Bara bertanya dengan suara pelan
"Cari angin dijembatan Deket danau bebek.."
"Kenapa nggak kasih tau kalau mau kesana?" Ayden bertanya dengan nada kesal
Theodora menaikan alisnya, "aku aja nggak tau kalo aku mau kesana"
"Kenapa telfon Abang nggak dijawab?" Daren bertanya dengan suara serak
'suara ini kek ngajak berumah tangga'
[Dia saudara anda master,jangan sinting deh meong]
"Ya karna, handphone aku lowbat. Nih lihat.." Theodora menunjukkan handphone-nya yang sudah mati.
"Tanggung jawab dulu sana.." titah Theodora
Mereka bertiga saling pandang, lalu menatap Theodora lagi.
Theodora memutar bola matanya malas, "kasih biaya pengobatan sana, rumahnya sekalian beresin terus minta maaf sana, kasihan tau.."
" NGGAK!" jawab mereka kompak
"Minta maaf nggak akan bikin harga diri dan martabat kalian jatuh, kalian itu salah.."
"Nggak kita nggak salah kok.." cicit Bara
"I-itukan karena mereka nggak bisa cari kamu aja.." timpal Ayden
"Dengerin, masalah itu nggak harus diselesaikan dengan kekerasan." Ujar Theodora sambil mengelus kepala Bara
"Bicara baik-baik, manusia itu wajar kalo ngelakuin kesalahan," lanjutnya ia lalu menyeka ujung bibir Ayden yang berdarah karena digigit oleh Ayden
Theodora tersenyum lalu menatap Daren, "kasihan mereka, mereka itu udah berusaha semaksimal mungkin kalian hargailah biarpun sedikit,"
Theodora menghembuskan nafas panjang, "kalo kalian gini terus nanti kalian bisa kehilangan bawahan kalian loh.."
"Maaf.." itulah yang mampu mereka bertiga ucapkan
"Minta maaf sama mereka.."
Daren,Ayden dan Bara mengangguk kecil. "Mau peluk?" tawar Theodora
Mereka langsung menerjang tubuh Theodora dan memeluk tubuh gadis itu dengan erat serta mengucapkan terima kasih.
Para bodyguard dan maid yang melihat itu bernafas lega sambil tersenyum kecil, mereka menunduk seolah berkata terima kasih, Theodora yang melihat itupun tersenyum simpul.
'hehehe dipeluk cogan dong gue'
[Pencitraan yang bagus master,saya bangga pada master!]
'aduhh kek-nya gue harus ikut casting film sih ini keren beut akting gue!'
[Hadehh, jiwa tidak tau dirinya kambuh meong!]
______
Theodora tengah menonton televisi sambil tiduran dipaha Daren, Ayden dan Bara duduk dibawah sambil bersandar diperutnya.
Daren mengelus kepala Theodora dengan penuh kasih, berbeda dengan kedua adiknya yang lain, jika ia mengelus kepala mereka ia pastikan ia mengelus kepala mereka dengan penuh rasa kesal dan rasa ingin menjambak.
"Si opet lucu banget.." ujar Theodora, ia dibuat gemas dengan karakter opet yang ada difilm Upin Ipin.
"Dia beruang bukan sih?" tanya Bara sambil memakan anggur
"Gorila itu.." jawab Ayden sambil menyuapi Theodora buah anggur
"Gorila kok cokelat mana belang lagi.." celetuk Daren, Theodora mengangguk membenarkan.
"SAMLEKOM MAMANGG!!"
Mereka mengalihkan atensinya pada segerombolan pemuda yang masuk tanpa permisi, soal suara itu tentu saja itu suara cempreng milik Galang.
"Beuhh visualnya nggak bisa diragukan.." ujar Theodora sambil menatap inti SB
Daren langsung menutupi mata Theodora, "nggak boleh lihat virus.."
Theodora terkikik geli, "virusnya ganteng aku suka.."
"Gantengan juga Bara." sahutnya dengan nada sombong
Galang, Jackson dan Geo lalu meletakkan kantong besar yang mereka bawa sambil tergopoh-gopoh.
"Nih makanan, abisin" ujar Galang sambil duduk disofa kecil
Theodora duduk dan membuka isi kantong yang penuh dengan camilan dan minuman, matanya langsung berbinar bahkan air liurnya hampir meleber.
" Boleh minta?" tanya Theodora, " oke boleh.." lanjutnya
" Nanya-nanya sendiri, jawab juga sendiri,"
ujar Alvin sambil mendengus geliMakanan yang mereka bawa mulai dibuka dan dicicipi satu persatu oleh Theodora, mulai dari makanan berat sampai makanan ringan.
Theodora memang suka melihat pria tampan, tapi ia lebih suka melihat uang dan makanan.
[Master jangan!]
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
HANDSOME GIRL(End) (TERSEDIA E-BOOK)
Teen Fiction⚠️ follow sebelum baca, kalo kaga gue santed online mampus⚠️ Theodora siapa yang tidak kenal dengan remaja multitalenta itu? Banyak wanita tergila-gila padanya, bahkan pria juga ikut terpesona dengan seorang Theodora. Theodora gadis berwajah tam...