⚠️ follow sebelum baca, kalo kaga gue santed online mampus⚠️
Theodora siapa yang tidak kenal dengan
remaja multitalenta itu? Banyak wanita tergila-gila padanya, bahkan pria juga ikut terpesona dengan seorang Theodora.
Theodora gadis berwajah tam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tandai kalo Typo!!!!
Setelah kejadian dimana Theodora menangis dan tiga saudaranya mengamuk dimansion, para bodyguard mulai memperketat penjagaan.
Theodora tersadar saat para bodyguard mulai dipukuli, itu bukan salah mereka! Ia mencari alasan yang tepat dengan mengatakan kalau Matanhel menghilang dan ada pencuri yang berusaha menerobos masuk ke kamarnya.
Kini para bodyguard mendapatkan pelatihan khusus dan sedikit hukuman karena telah kecolongan.
" Kakak jangan sedih ya, si Matane pasti pulang lagi..." Bara mencoba untuk menghibur Theodora.
Theodora mengangguk kecil.
' gue rasa semua ini udah direncanain,tapi gue masih nggak ngerti apa-apa! Gue transmigrasi, ketemu Matanhel, protagonis cewek benci gue,dan kebenaran kalo ternyata protagonis cewek itu saudara gue?
Siapapun tolong!! Apa maksudnya semua ini?!'
Theodora bangkit dari duduknya, "Bang gue mau keluar cari angin.."
Daren hanya mengangguk, ia tak akan menghalanginya karena Daren tau Theodora butuh sedikit udara segar untuk menghilangkan rasa sedihnya.
" Suruh dua bodyguard jaga Rora dari jauh..." Titah Daren.
____
Theodora duduk dibawah pohon rindang,ia memandang jauh kedepan sambil memakan cilok yang ia beli dipinggir jalan tadi.
" Tuhan bisakah kau turunkan hujan dengan cogan, aku sedang bosan dan butuh hiburan..." Ujar Theodora sambil mendongak dan memejamkan matanya.
(Bener nggak sih gitu?)
BRUKK!!
" Anjing!! Langsung dikabulin dong!! Makasih tuhan!!" Pekiknya girang
Theodora memberanikan diri untuk mendekati pria yang tengah tengkurap di rerumputan dengan hati-hati.
" Coba ada Matanhel, gue bisa tanya siapa dia..." gumamnya
Ia mengalihkan anak rambut yang menutupi wajah pria tersebut. Theodora menepuk pipi tidak lebih tepatnya menampar pipi pria tersebut.
" Bangun!!! Woy!! Lo ngapain tiduran disini?!! Heh!! Jangan-jangan Lo beneran turun dari langit?!"
Theodora melihat beberapa lebam diwajah pria tersebut, " ni orang beneran jatuh dari langit atau abis berantem?kok bonyok gini mukanya.."
Theodora kembali menampar pipi pria itu dengan keras. " BANGUN!!"
Pria itu akhirnya merespon, dia mendesis kesakitan saat merasakan panas dibagian pipi dan sakit disekujur tubuhnya.
" Bangun!! Lo jangan mati nanti disangkanya gue yang bunuh Lo.."
"Engghh..." pria itu melenguh sebelum akhirnya kembali tak sadarkan diri.
