Egois

22 3 0
                                        

"Kamu udah pulang?" Tanya ibuku yang sedang berdiri di depan pintu sambil menyilangkan tangannya. Wajahnya masih terlihat sedang marah.

"Iya bu, aku sudah pulang" Aku berbicara sambil menunduk karena tidak sanggup melihat tatapan dari ibuku

"Jadi apa yang kamu katakan kepada polisi tadi?"

"Aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya terjadi waktu Sam menghilang"

"Kamu tidak mengatakan tentang tindakan nekat mu ke polisi?! Mencari keberadaan Sam sendiri?! Hingga masuk ke hutan?!" Ibuku memarahi ku habis-habisan karena sudah melakukan tindakan yang menurutnya berbahaya.

"Ibu tidak ingin kamu terluka Jina hanya karena semua hal bodoh ini, ibu tau Sam menghilang sekarang, dan ibu juga tau kalau Gayatri lah dalang dari ini semua, tapi kita tidak bisa apa-apa Jina, yang penting sekarang kamu dan Feni harus tetap aman agar ritual penyembahan yang ingin dia lakukan tidak terjadi" Mendengar hal itu yang awalnya aku merasa takut kepada ibuku langsung berubah menjadi rasa emosi!.

"Ibu tau semua ini?!! Ibu tau kalau Sam menghilang karena ulah Gayatri?! Lalu ibu tidak melakukan apapun berdalih bahwa ibu tidak bisa melakukan apapun?!" Aku sudah tersulut emosi karena mengetahui bahwa dia sama sekali tidak melakukan apa-apa.

"Ibu egois! Bayangkan perasaan kedua orang tua Sam saat ini! Bayangkan jika hal ini terjadi kepadaku, lalu ternyata orang tua Sam tau penyebab aku menghilang! Tapi mereka sama sekali tidak berbuat apa-apa karena takut anaknya ikut terlibat!"

"Kamu sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi disini Jina, jangan seakan-akan kamu mengatakan kalau ibu ini sengaja tidak menolongnya, agar kamu lebih mengerti biar ibu ceritakan awal mula semua ini terjadi, mari kita ke kamar mu dan bicara berdua di sana agar ayahmu tidak mendengar apa yang kita bicarakan" Aku dan ibu pun menuju ke kamar ku, setelah sampai ibu mengunci pintu dan duduk di atas kasurku.

"Saat seusiamu, ibu selalu mendapatkan penglihatan masa lalu yang awalnya sangat membuat ibu tidak nyaman dan kebingungan, ibu sering pingsan saat disekolah dan setiap kali ibu pingsan, ibu akan melihat kilas balik di masa kerajaan kamu mungkin juga mengalaminya kan? Karena kamu tidak akan sampai tahu semua lokasi pusaka yang kami dapatkan jika tidak mendapatkan kilas balik itu. Ibu lalu menanyakan semua yang ibu alami dan rasakan kepada nenekmu, nenekmu mengatakan kalau itu adalah penglihatan I Lontara sewaktu kecil, nenek buyut dari garis keturunan kita! Ingatan itu akan terus ada di setiap garis keturunannya, tapi dia bisa memilih untuk mengingatnya atau melupakannya, sedangkan tante Sasa ibunya Sam dan tante Renata mamanya Feni, ingatan mereka berdua dihapus oleh ibu mereka, sedangkan ibu tidak. Saat itu nenek mu mengatakan kalau ibu harus mencari lokasi tempat pusaka itu berada dan menyebarkannya di setiap tempat yang memiliki kisah kelam agar orang-orang tidak berani bahkan tidak berpikiran kalau benda itu ada di sana. Tapi hebatnya kamu menemukan semua pusaka itu" Ibu lalu berdiri sambil berjalan didepan cermin lalu melanjutkan ceritanya

"Ibu menyadari hal ini saat tau kalau kamu tidak di rumah kemarin, untungnya ayahmu lupa membawa file kantornya dan memutuskan untuk kembali ke rumah, dan secara kebetulan ternyata ayahmu dan ayahnya Feni ada di satu konferensi yang ingin mereka hadiri, mereka berdua memutuskan untuk pulang dan menyadari bahwa kalian berdua tidak ada di rumah, ibu dan ayah lalu menelepon orang tua Feni untuk menanyakan apakah Feni juga tidak ada di rumah. Dan sesuai dugaan ibu kalian berdua menghilang, ayahmu sudah panik saat mengetahui kalau kamu menghilang, handphone mu tidak bisa dihubungi dan lokasi mu tidak bisa dilacak, tapi ibu memiliki firasat bahwa kalian berdua tidak menghilang, melainkan sengaja pergi dari rumah untuk melakukan sesuatu di suatu tempat! Ibu lalu ke kamar mu dan mulai mencari sesuatu hal yang aneh disini, coba tebak apa yang ibu temukan? Jurnal harian mu" Ibu berjalan ke arah lemariku lalu mengeluarkan buku jurnalku dari dalam laci.

"Yang ibu baca disini adalah kamu sudah menemukan beberapa pusaka yang sudah ibu sebar. Mulai dari pertama kali kamu menemukan Buku Pudara itu, cincin dan pusaka lainnya, yang berarti sekarang kalian ingin menuju ke kastil bekas hunian raja Batara Guru dan keluarganya untuk mencari arwah putri I Apaliaq kan? Dan benar saja, kalian semua ada di sana. Kita kembali lagi ke rencana kalian, berarti kamu sudah mengetahui sampai ke pusaka kalung dan gelang milik I Timoq, yang artinya kamu sekarang sedang mencari Dupa dan Baju Bodo milik I Timoq kan?"

"Kenapa ibu bisa tau, ibu lagi yang menyembunyikannya?"

"Tentu saja ibu yang menyembunyikannya, kamu jangan coba-coba untuk mencari benda itu!"

"Ibu kenapa sih?! Aku ingin menyelamatkan Sam! Kenapa ibu tidak mengerti?!"

"Apa maksudmu ibu tidak mengerti?! Kamu pikir ibu tidak tau bahaya apa saja yang bisa kamu dapatkan jika mencarinya?!"

"Ibu egois...!!! Aku sama sekali tidak mengharapkan ibu seperti ini, apalagi tahu kalau yang hilang adalah sahabatku sendiri" Aku lalu memalingkan muka setelah mengatakan kalimat terakhir itu. Aku berlari dengan cepat menuju halaman depan rumahku dan mengambil sepeda, aku berpikir kalau saat ini baiknya aku ke rumah Feni saja untuk mencari cara mendapatkan baju bodo dan juga dupa itu. Sayangnya kami sama sekali sudah tidak punya petunjuk apa-apa lagi.

****

"Feni..... Fen..... " Aku mencoba mengetuk pintu rumah Feni sambil beberapa kali memanggil namanya.

"Eh Jina....! Kamu ngapain disini?"

"Ada hal yang harus kita bicarakan sekarang Feni!"

"Yaudah ayo masuk"

"Ayah mama mu ada dirumah?"

"Nggak ada, mereka berangkat lagi keluar kota, bukannya ayah mu juga pergi kan bareng mereka?"

"Oh, sekarang kita ke kamar mu" Aku bergegas menarik tangan Feni menuju ke kamarnya dan mulai memberitahu semua yang dikatakan oleh ibuku.

"Ha......!! Wah beneran Jina?! Aku syok dengarnya sumpah! Jadi kira harus gimana? Coba pikir deh, kalau ibumu yang menyembunyikan semua benda ini, kira-kira dia akan memilih tempat yang seperti apa?"

"Bukannya udah aku bilang Fen, kalau dia akan menyembunyikannya dia tempat yang sama sekali tidak terpikirkan oleh siapapun"

"Bentar, daripada kita pusing tentang itu, kita mending cari tahu dimana lokasi kita akan melakukan ritual pembukaan portal, selama ini kan kita selalu mendengar ritual, ritual dan ritual! Tapi kita sama sekali nggak pernah tau dimana kita harus lakuin kan?" Apa yang dikatakan Feni sangat benar. Bagaimana aku bisa lupa hal ini.

"Kalau begitu, kita bicarakan sama Dani besok disekolah tentang hal ini. Aku pulang dulu, nanti ibuku khawatir aku tiba-tiba pergi dari rumah" Setelah berpamitan aku pun pulang kembali kerumah. Malam itu aku mencoba menghubungi Dani tetapi whatsapp nya terlihat tidak aktif, padahal aku ingin memberitahunya kalau kita akan ketemu besok dikelas untuk membahas tentang lokasi ritual nya, mungkin dia sedang sibuk beres-beres, toh dia sudah bilang tadi.

Misteri Buku PudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang