Kejelasan

32 5 0
                                    


**Silahkan teman-teman bantu vote novel ini, tidak ada kekuatan yang lebih besar selain dukungan dari kalian untuk saya**

Setelah melakukan pencarian lebih lanjut, ternyata lokasi kerajaan Parepare ini terletak di bagian barat kota Parepare, tepatnya di lokasi yang dinamakan Bacukiki.

"Kita berangkatnya hari sabtu aja deh, supaya nanti kita juga bisa sekalian camping satu malam disana" Kata Feni

"Boleh aja kok, nanti kita atur jam berangkat kita kesana kapan, bagaimana kalau kita pulang dulu kerumah sekarang, kan?" Usulan Dani kepada kami berdua

Setelah berbincang sedikit kamipun turun dari lantai dua perpustakaan ini, dan menuju ke lapangan untuk menunggu angkot umum lagi. Tidak lama kami menunggu angkot yang menuju ke rumah kami bertiga pun lewat.

Saat kami di dalam angkot, kami bercanda ria sebelum kami menuju ke tempat yang mungkin saja berbahaya!

"Kalian ingatkan saat kita pertama kali naik angkot? Hahaha, Sam hampir aja jatuh karena bergelantungan di pintu mobil.... Hahaha.... " Aku bercerita tentang Sam. Entah mengapa memang kurang rasanya jika dia tidak ada bersama kami menikmati candaan ini, kami benar-benar merindukan mu Sam.

Aku masih mencoba memikirkan tentang semua yang telah muncul dihadapan kami. Mulai dari empat item yang sama sekali kami tidak tahu maksud dari keempat benda itu apa, tiga sosok yang telah muncul mengganggu kami, dan tempat-tempat aneh untuk di selidiki.

"Kiri pak....!!"  Kata Feni sambil mengambil tasnya untuk bersiap turun. Feni turun pertama kali, karena jika dari kota, rumahnya yang paling dekat diantara kami bertiga. Seperti yang kalian pikirkan, rumah Feni lumayan besar untuk dilihat dari luar, dia punya kolam berenang pribadi, garasi mobil, dan juga ruang bilyar Ayahnya.

"Jina...., Dani...., aku duluan yah, kalian hati-hati di jalan.. " Ucap Feni sambil melambaikan tangannya dengan cepat.

"Iya Feni kamu juga hati-hati" Kataku sambil membalas lambaiannya. Setelah mengucapkan perpisahan, Feni turun dari angkot, dia membuka pagarnya dan melambaikan tangan kearah kami. Setelah Feni yang turun, giliran Dani untuk turun dan kembali kedalam kosnya,

"Jina..., nanti kalau aku menemukan sesuatu aku kabari yah, tentang lembaran yang baru saja kita temukan di perpustakaan tadi."

"Oh, iya Dani.... Kamu hati-hati yah"

"Iya Jina kamu juga"

Akupun tinggal sendiri di angkot menuju ke rumahku, cahaya matahari yang mulai sendu menerpa wajahku.

"Pantai dan mataharinya indah yah" Kataku sambil menaruh tanganku dibawah daguku.

*POV Feni*

"Ayah...., aku pulang...."

"Kok Ayah tidak menjawab yah? Atau mungkin dia lagi ada di kantornya?"

Aku berjalan melewati tangga yang menuju ke kantor Ayahku bekerja, mungkin saja dia benar ada disitu.

"Tok...!! Tok....!!..... Tok"

"Iya masuk....."

"Assalamu'alaikum Ayah..."

"Waalaikum salam Sayang...."

Aku berlari kecil menuju meja kerja Ayah sambil mencium kanannya, aku datang kesini bukan tanpa alasan! Ini karena aku ingin tahu perkembangan kasus Sam di kantor polisi sudah sejauh mana.

Misteri Buku PudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang