Aku mulai melihatnya dengan seksama. Pintu kayu berwarna coklat, dengan engsel yang sedikit berkarat. Aku mencoba bangkit dari lantai, aku mulai maju dengan perlahan melihat sekitar mulut pintu itu.
Ruangan dibalik pintu ini sangat gelap dan seperti lorong yang sangat dalam. Aku menyalakan senter Handphone untuk menerangi bagian dalam ruangan ini.
Aku tidak menyangka kalau ada ruangan seperti ini di rumahku. Ada sebuah tangga yang sepertinya menuju kebawah. Aku pun mulai menyusurinya sambil menggerakkan handphone ku ke kiri dan ke ke kanan untuk melihat kondisi sekitarku.
Sepertinya ruangan ini sudah lama ada, dilihat dari kondisi dindingnya yang terbuat dari batako yang sudah berlumut dan sedikit retak. Semakin aku masuk, semakin sesak pula dadaku. Hawanya sangat tidak enak, dibawah sini suhunya sangat dingin, tidak ada ventilasi juga disini. Sambil berjalan, aku sedikit memegang dan menyeretnya ke dinding untuk merasakan licinnya lumut yang menempel di dinding.
Setelah berjalan cukup lama, aku mendapati ada dua persimpangan. Aku mulai bingung dengan keadaan ini, aku merasa, jika aku memilih salah satunya, pasti aku masih perlu berjalan cukup jauh. Dengan perasaan yang ragu, aku mulai menebak-nebak jalan mana yang benar! Apakah kiri? Atau kanan?
Tapi aku teringat dengan pepatah "Pilihlah kanan, karena semua hal yang baik ada di bagian kanan". Dengan rasa ragu yang berubah menjadi yakin, akhirnya aku memilih jalan yang sebelah kanan. Sialnya! Daya dari handphone ku sisa sedikit! Aku harus bergegas mencari tahu apa yang ada disini dan keluar.
Langkah ku terhenti saat melihat jalan buntu yang memiliki lukisan dan sebuah tulisan di bagian kirinya. Lukisan yang ada di tembok itu seperti menggambarkan seorang wanita yang menari. Setelah aku amati dengan seksama lagi, ternyata itu adalah I Timoq. Tapi yang membedakan disini dengan lukisan yang ada di reruntuhan yaitu, disini dia berwajah marah dan ada darah yang mengucur ditangan serta kakinya. Posisinya seperti penari yang ingin melakukan pose mengancam, dengan dua tangan yang di lentikkan dan badannya yang dicondongkan ke depan.
Aku melanjutkan membaca tulisan yang ada disampingnya. "Penggal kepala kiri ular kembar" Maksudnya? Memenggal kepala kiri ular kembar? Apakah ruangan yang sangat panjang nan gelap gulita ini hanya menyimpan sebuah lukisan dan kalimat yang tidak berguna?!
Tapi tunggu sebentar! Aku baru masuk ke jalan sebelah kanan, aku belum menyusuri jalan yang di sebelah kiri tadi. Tapi aku sedikit capek karena sedari tadi berjalan. Aku duduk sebentar dan bersandar ke dinding yang ada lukisannya.
Krak....... Aku mendengar ada suara seperti retakan saat aku menyandarkan kepalaku ke dinding. Aku mulai mencari sumber suara itu berasal, ternyata setelah aku melihat dengan jelas, ada satu batako yang terdorong kedalam yang tepat dibelakang kepalaku saat aku bersandar. Aku lalu berpikir, sepertinya masih ada ruangan dibalik jalan buntu ini. Aku mulai mencari tahu teka-teki apalagi yang ada dihadapanku.
Aku kembali menyorot kalimat yang tertulis disamping lukisan ini, ternyata kalimatnya berubah menjadi "Kegelapan yang dendam dengan matahari ingin membunuhnya dan menjadi keabadian". Jujur, ini bukan keahlian ku! Aku bukan Dani yang mampu memecahkan teka-teki ini, disini juga tidak ada sinyal untuk menghubungi Dani!
Matahari? Cahaya?, kegelapan? Lenyap?, keabadian? Maksudnya kegelapan ingin menjadi abadi dengan cara membunuh cahaya?. Aduh ini bagaimana sih?!! Aku tidak boleh berlama-lama dibawah sini! Nanti ibuku datang dan mengetahui kalau aku sudah masuk kesini.
Tunggu! saat aku melihat batako yang masuk kedalam, yang berada tepat ditengah lukisan, aku tersadar terdapat sebuah pola didalamnya. Bagian sisi sampingnya memiliki jumlah tujuh belas balok, sedangkan sisi atas dan bawahnya memiliki tiga belas balok. Ini sebuah grafik potong. Yang berartikan ada titik potong ditengah-tengah grafik ini, balok ini! Balok yang sudah masuk adalah titik potong nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Buku Pudara
HororKehilangan temanku memiliki kejanggalan yang luar biasa. Aku dan dua temanku yang lainnya harus mencari tahu apa yang menyebabkannya menghilang malam itu. Ditengah kami mencarinya, kerap kali hal aneh bermunculan dan tanpa kami sadari, kami sedang d...