Longga'

16 5 0
                                    

"Nghh.... Aku dimana?" Kepalaku terasa amat menyakitkan. Aku tau-tau sudah terbangun di tempat yang entah dimana. Tapi untungnya, saat aku menengok ke samping, ternyata ada Feni disitu.

"Fen...! Fen...!" Bekas darah semula yang ada di beberapa bagian wajahnya sudah menghilang, seperti ada seseorang yang membersihkannya.

"Eh Jina, kamu udah bangun?" Aku langsung bingung dengan pertanyaan Feni, aku baru bangun? Bukannya dia yang sedari tadi pingsan.

"Kamu yang dari tadi nggak sadarkan diri Fen!"

"Iya tapi pas aku bangun ditempat yang aneh ini, kamu dalam keadaan yang sama! Terbaring dan kepalamu mengeluarkan darah, akhirnya aku pun mencari sumber air terdekat disini lalu menyobek sedikit bajuku."

"Jadi kamu yang membersihkan darah yang ada di wajahmu?"

"Bukan hanya wajahku, kepalamu juga." Saat aku memperhatikan sekujur tubuh Feni, aku tersadar kalau semua atribut yang ia pakai menghilang, tersisa hanya pakaian yang dia pakai saat kami ingin melakukan ritual.

"Ngomong-ngomong, semua pusaka yang kamu pakai kemana?" Tanyaku kepada Feni.

"Itu yang aku sendiri juga heran, saat aku terbangun semua yang menempel di badanku menghilang. Tapi yang dari tadi ingin aku tanyakan adalah, kamu tahu kenapa aku pingsan?"

"Aku tidak tahu pasti apa penyebab kamu bisa pingsan, tapi mungkin sekira ku kamu sudah tidak sadarkan diri saat memulai tarian kedua. Kamu seperti bukan Feni, tersenyum, menyeringai, tertawa seperti orang yang sedang dirasuki oleh sesuatu......... " Aku pun menceritakan semua yang terjadi sesaat sebelum ledakan hebat itu terjadi.

"Lalu Dani kemana? Dari tadi aku di sini aku tidak sama sekali tidak melihatnya dimana-mana, apa dia baik-baik saja?" Mendengar pertanyaan Feni, aku pun teringat detik-detik aku pingsan.

"Soal itu......, mungkin aku salah lihat atau bagaimana, tapi, aku mencurigai kalau yang membuat kepalaku berdarah hingga aku pingsan adalah Dani"

"Haa......?!!"

"Iya, soalnya saat aku berbalik, aku melihat dengan samar Dani sedang berdiri di hadapanku sambil memegang tongkat besi"

"Aduh...! Kenapa dia melakukan hal itu sih?!"

"Aku juga tidak tahu apa motif dia melakukan hal itu, tapi ini hanya dugaanku saja. Jadi saat ini, kita harus mencari Dani dan juga Sam berada"

"Ini kenapa menjadi semakin rumit sih?! Lagian kita tidak tahu kita dimana!"

"Sepertinya kita sudah masuk kedalam portal yang sudah kamu buka, kamu menari untuk membuka portal ini, yang berarti kita sudah berada di dunia lain. Utuh di dunia lain"

"Haa! Huhu aku takut Jina..... "

Aku pun mulai berdiri dan melihat sekeliling kami, suasana disini sangat sunyi dengan beberapa rumah yang tampaknya memiliki model seperti rumah di zaman dahulu. Tidak ada orang disini. Tiba-tiba saja kepalaku terasa sakit, telinga ku berdengung, lalu muncullah sebuah kilas balik. Kilas balik saat desa di kerajaan Parepare terbakar.

"Feni, ini adalah desa yang pernah aku lihat di penerawangan ku!"

"Jadi kita sekarang berada di tempat semuanya berawal yah? Tidak heran."

Kami berdua pun mencoba berjalan dengan pelan, melihat sekitar dan mencoba memasuki beberapa rumah yang ada berharap menemukan sesuatu.

"Jina! Kemari, aku menemukan sesuatu" Aku pun berjalan ke arah Feni saat dia memanggilku untuk melihat sesuatu yang dia dapatkan, "Sepertinya, dulu, di kerajaan ini para masyarakatnya sangat makmur, aku melihat tulisan ini yang mengatakan, Puang Datu' e makanja ladde, de' nengka melo mitai taunna masessa. Yang kamu sendiri pasti paham lah kalau bahasa Bugis sederhana ini, yah tapi biar aku artikan, Raja sangatlah baik, dia tidak pernah ingin melihat masyarakatnya sengsara.

Misteri Buku PudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang