Petunjuk Yang Terlupakan

36 5 0
                                    

**Silahkan teman-teman bantu vote novel ini, tidak ada kekuatan yang lebih besar selain dukungan dari kalian untuk saya**

Aroma kayu putih yang sangat wangi terasa menyentuh hidungku, yang membuatku perlahan sadar dari pingsan.

"Huaaa Jina.....!!! Hiks hiks, kamu kenapa tiba-tiba pingsan sih?! Ah aku takut"

Feni menangis sambil memelukku dengan ceramahan yang tidak henti.

Aku sama sekali tidak mengingat apa yang sudah terjadi kepadaku setelah aku tersungkur jatuh kelantai. Aku bangun-bangun sudah berada di uks perpustakaan ini.

Saat aku terbangun, Dani juga tidak terlihat di sekitar ruangan uks, aku lalu menanyakan kepada Feni dimana Dani berada saat ini.

"Fen..., Dani lagi dimana?"

"Dia masih ada didalam perpustakaan Jina, dia cuman nitipin minyak kayu putih ini, lalu menuju kembali ke rak buku tempat kita tadi"

Mungkin Dani lagi mencari sesuatu yang menurutnya penting dan harus didapatkan hari ini, tapi aku masih penasaran apa yang sebenarnya terjadi kepadaku sesaat sebelum aku pingsan.

Aku lalu bertanya kepada Feni tentang hal itu....,

"Feni..., sesaat sebelum aku pingsan, seingatku, aku meneriakkan sesuatu! Apa kamu juga dengar?"

"Aku dengar Jina! Cuman aku dan Dani saat ingin menuju ketempatmu, kamu sama sekali nggak ada disitu, aku dan Dani berputar di sekitar tempat mu duduk tapi kami tidak bisa melihatmu, tapi bisa mendengar suaramu"

"Aneh banget yah...., karena sepertinya saat itu aku memang tidak melihat siapapun lewat di sekitar tempatku berdiri saat aku berteriak, suasana ruangan nya juga berubah menjadi sangat gelap"

Lalu Feni bertanya lagi kepadaku

"Memangnya kamu berteriak karena apa? Dan kamu meneriakkan apa?"

Aku termenung sejenak mengingat detik-detik wanita itu menampakkan wajah nya didepan wajahku, karena sungguh! Mungkin tidak ada orang yang akan sanggup bertahan melihat wajah seram dari wanita tersebut.

Setelah kembali sadar dari lamunan ku, aku lalu menjawab pertanyaan Feni.

"Anu Fen.... Aku melihat seorang wanita membawa lilin di ujung rak buku di tempatku membaca tadi!"

Feni pun memegang kedua lenganku dan berteriak.

"Ha?!!! Jangan bilang itu Parakang yang mengejar kita?"

"Bukan Feni, ini sepertinya bukan dia, karena ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan wanita itu."

Aku sedikit bergeser mendekat kearah Feni sambil meminum minuman yang sudah disediakannya.

"Begini, wanita ini pertama kali aku lihat di dalam hutan Jompie saat menemukan buku Pudara yang dipegang Dani saat ini, kedatangan wanita ini selalu dengan membawa lilin di tangannya!"

"Memangnya dia siapa yah? Apa dia ada kaitannya dengan hilangnya Sam? Ataukah dia ada sangkut pautnya dengan benda-benda yang kita miliki saat ini?"

Saat Feni mengatakan itu, tiba-tiba di pikiranku terlintas sesuatu!

"Begini aku tidak yakin apakah dua orang ini sama! Tapi, saat kamu tampil di atas panggung untuk menari, aku melihat satu personil yang memakai baju bodo berwarna hitam. Aku awalnya berpikir itu koreografi tambahan mu tapi setelah melihat wanita yang membawa lilin tadi, mungkin memiliki suatu hal atau keterkaitan dengan wanita penari itu"

Feni pun syok dan mengatakan!

"Jina! Kami tidak memiliki personil yang memakai baju bodo berwarna hitam, kami cuman ada berenam dan semuanya memakai baju berwarna hijau!!"

Misteri Buku PudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang