Dengan sempoyongan kami berjalan, kamu berusaha mencari sebuah sungai untuk minum dan membersihkan badan. "Fen....., aku capek banget, kita minum dulu"
Akhirnya setelah jauh berjalan, kami pun menemukan sebuah aliran air sungai, tapi anehnya, ada sebuah bambu yang seperti di buat oleh seseorang sebagai saluran minum dari sungai.
"Fen...... Ayo ada air disini!"
"Iya Jina.... "
Kami berdua pun minum sangat banyak, karena sebelum kami masuk ke dunia ini, kami memang tidak pernah minum sekalipun. Aku punya botol air minum di dalam tasku, hanya saja botolnya pecah saat aku terlempar.
Setelah minum, kami pun istirahat sejenak dan membicarakan tentang beberapa hal. "Kita harus menaruh curiga kepada Dani, sudah jelas dia telah mengkhianati kita Jina" Ujar Feni kepadaku.
"Aku setuju, tapi yang membuatku bingung adalah, mengapa dia sampai melakukan hal itu? Pikirkan saja, dia sampai rela membantu kita di setiap waktu saat mencari petunjuk satu persatu."
Kami terdiam sejenak setelah mengeluarkan beberapa pendapat mengenai Dani, lagipula kami sangat kelelahan menghadapi semua ini. Kami dihantam kesulitan yang datang secara bertubi-tubi.
"Oke ayo kita lanjut! Mungkin ada peradaban di sekitar sini, melihat ada sebuah aliran air buatan di sungai ini" Kami pun melanjutkan perjalanan lagi setelah mengambil rehat sejenak.
"Jina....! Stop!" Feni membisik ku dari belakang sambil memegang pundakku untuk berhenti berjalan.
"Ada apa Fen?"
"Coba kamu perhatikan di depan, ada sebuah pintu gerbang di sana. Kalau kamu perhatikan lebih jelas lagi, seperti ada kastil di belakang pagar itu" Setelah mendengar Feni, aku pun memperhatikan, didepan terdapat sebuah pagar yang terbuat dari batu bata merah.
Tinggi pagar tembok itu kira-kira setinggi 7 meter, sangat tinggi. Makanya sangat sulit melihat adanya kastil dibelakang pagar tersebut. "Ayo Fen kita masuk kedalam"
"Ha?! Masuk?! Jelas-jelas ada sesuatu yang aneh dari kastil itu!"
"Tapi bagaimana kalau Sam dsn juga Dani ada di dalam sana? Kalau prediksi ku benar, kastil ini adalah milik keluarga kerajaan yang ada di hutan Bacukiki."
Dengan berat hati, Feni mengikuti langkahku mendekati pagar tembok dengan wajah mengerut. "Kamu harus kuat dong, kita bisa kok melewati semua ini" Aku harus menyemangati temanku yang satu ini, karena jika tidak, habislah aku, beban ku akan sangat berat.
"Oke Jina!" Jawabnya dengan pose gerakan tangan yang kuat.
*****
Kami pun berjalan menuju pagar tembok yang sedari tadi kami lihat. Belum sampai di depan pagar sudah ada sosok yang menyambut kami didepan pagar tersebut.
"Aduh itu apalagi Jina?" Aku melihat ada seorang gadis menggunakan pakaian kebaya berwarna merah dengan bawahan lipa' sabbe berwarna coklat. Tapi yang anehnya, gadis itu sedang membawa dapo' di atas kepalanya.
Dapo' merupakan sebuah tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat. Sangat mengherankan gadis sedang membawa tungku di atas kepalanya.
"Tunggu Jina......! Ada seekor anjing besar sedang berdiri dibelakang gadis itu!!" Setelah melihat itu, firasatku sudah tidak enak! Gadis yang sedang berdiri di hadapanku saat ini bukanlah hal yang baik.
Tunggu aku ingat-ingat terlebih dahulu, hantu kuno apa yang memegang dapo' di atas kepalanya. Oh iya! Hantu Pajujung Dapo'. Tapi sepertinya bentuk fisik dari hantu ini lagi-lagi berbeda dengan cerita yang biasa aku dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Buku Pudara
HorrorKehilangan temanku memiliki kejanggalan yang luar biasa. Aku dan dua temanku yang lainnya harus mencari tahu apa yang menyebabkannya menghilang malam itu. Ditengah kami mencarinya, kerap kali hal aneh bermunculan dan tanpa kami sadari, kami sedang d...