Happy Reading!
"Selamat pagi, sayang.."
Mos menghampiri Bank yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan, lalu ia mengecup kening istrinya pelan.
"Ish! Pergi mandi dulu sana! Kau bau keringat."
Memang benar yang dikatakan Bank, tubuh Mos sudah dipenuhi keringat dan tercium aroma khas nya. Mos baru selesai berolahraga pagi.
"Hahaha, sorry.."
Mos pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, dan berdandan rapi setampan mungkin untuk istrinya itu.
"Selamat makan!"
...
Siangnya, Bank dan Mos akan pergi ke apartement milik Folk. Bank sangat merindukan ayahnya setelah beberapa hari tidak bertemu.
"Bank, memang kamu tahu tempatnya dimana?" tanya Mos.
Bank menggelengkan kepala, ia percaya diri bahwa Kim akan memberitahunya nanti.
"Jika ayah masih kerja di kantor bagaimana?" tanya Mos lagi. Namun Bank tetap pada pendiriannya.
Ia segera menelpon asisten ayahnya itu. "Hallo, Kim?"
"Ayah dimana sekarang?"
"Tuan Folk sedang meeting, tuan.."
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu alamat apartement ayah dimana. Aku ingin memberi kejutan untuknya."
Alih-alih memberitahu Bank, Kim malah terdengar diam disebrang sana.
"Kim? Hallo? Kenapa kau diam saja?!"
"Ah, maaf tuan. Sepertinya tuan Bank tidak bisa pergi kesana. Tuan Folk tidak mengizinkannya."
"Apa?! Kenapa tidak boleh? kan aku anaknya!"
Mos yang melihat istrinya emosi, ia segera menenangkannya.
"Sayang.. sudahlah lebih baik kita pergi ke kantor ayah saja. Kita tanyakan langsung padanya, jangan begini."
Bank kesal pada Kim, ia segera mematikan ponselnya itu. Namun Bank tidak boleh menyerah begitu saja. Bisa-bisanya ia tidak boleh pergi ke tempat ayahnya sendiri? Ada apa disana? Apakah benar ada perempuan lain? Fikiran Bank mulai aneh-aneh.
"Kalau tidak salah, waktu itu Mae dan Phi Baila pernah menginap di tempat ayah. Benar! aku harus bertanya pada mereka saja."
Tanpa berlangsung lama, Bank segera memanggil ibunya.
"Hallo Mae.."
"Hallo Bank, ada apa sayang?"
"Mae apa kabar? Mae sedang apa sekarang?"
"Kabar baik sayang.. Seperti biasa Mae jaga toko. Kebetulan sedang santai disini. Ada apa tiba-tiba menelpon mae sayang?"
"Hmm, begini mae.. Waktu itu kan Mae dengan Phi Baila menginap di tempat ayah. Apakah mae tahu tempatnya dimana? Bank ingin kesana, tapi tadi saat bertanya pada Kim malah tidak diperbolehkan."
"Tempat ayahmu?"
"Maaf sayang.. tapi waktu itu mae dan Baila tidak menginap di tempatnya. Kami waktu itu tidur di Hotel yang dipesankan oleh ayahmu."
"Hah? Mae serius?!"
"Iya sayang.. ayahmu juga menginap bersama kami berdua. Namun saat pagi hari, ia kembali bekerja."
Aneh, ini sangat aneh. Sudah dirahasiakan dariku, sekarang benar-benar siapapun tidak boleh tahu, kecuali Kim.
"Ayah sebenarnya kenapa sih?!"
Karena kesal Bank pun menyerah, ia menuruti Mos dengan pergi langsung ke kantor ayahnya.
Dan ternyata, Folk juga tidak ada disana.
Bank bingung, kenapa ayahnya tiba-tiba jadi sering menghilang dan melupakannya sebagai seorang anak?!
Karena kelelahan, Bank bersama Mos kembali pulang ke rumah, mereka hanya menghabiskan waktu untuk berkeliling mencari Folk hari ini.
...
"Dok apakah pasien atas nama Hailee sudah boleh pulang hari ini?" tanya seorang suster setelah dirinya keluar dari ruangan pasien.
"Sebentar ya, nanti saya periksa dulu ke ruangannya."
"Baik, dok."
Mae Yuenan sedang sibuk bekerja di rumah sakit. Namun, saat itu ia tidak sengaja melihat seseorang yang cukup dikenal, apakah ia tidak salah lihat?
Hari sudah malam, Mae Yuenan baru bisa pulang. Ia membawa mobil sendirian ke rumah sakit, karena mereka memang punya mobil pribadi masing-masing. Sedangkan di rumahnya, Zhen sudah pulang lebih dulu, begitupun Macorn yang sudah merebahkan diri di kamarnya. Biasanya ada Moslhong ikut meramaikan disana, namun sekarang anak sulungnya itu sudah memiliki rumah tangganya sendiri.
"Selamat malam, sayangku.."
Yuenan mengecup pelan pipi Zhen yang sedang asik menonton televisi. Ia tahu anak bungsunya itu dimana, jadi tidak terlalu menghiraukannya.
"Mandi dulu sana.." titah Zhen pada istrinya itu.
"Sebentar lagi, Sayang.. aku masih merasa lelah." Yuenan duduk disamping suaminya sambil memegang beberapa bagian tubuhnya yang dirasa pegal.
"Ah, iya.. aku ingin bertanya. Apa Folk sedang sakit?" Yuenan teringat sesuatu, tadi ia melihat Folk di rumah sakit.
Zhen yang tadinya asik menonton, kini mengalihkan pandangannya pada sang istri.
"Apa maksudmu? Folk sakit?" Yuenan mengangguk.
"Sudah beberapa kali aku melihatnya di rumah sakit tempatku bekerja. Dia bersama Kim, tapi tampaknya sesering itu mereka pergi kesana."
"Mungkin sedang ada bisnis bersama orang sana." Zhen mencoba berfikir dengan positif, ia yakin sahabatnya itu akan baik-baik saja. Meskipun ada sedikit rasa khawatir setelah mendengarnya.
"Hmm, mungkin saja.. tapi aku khawatir jika ia benar sakit." Yuenan juga ikut merasa khawatir. Ia tahu sedekat apa suaminya itu dengan Folk.
"Aku juga sebenarnya tidak tahu, tapi nanti akan ku tanyakan pada orangnya." Jika sudah ada kesempatan untuk bertemu lagi, mungkin Zhen akan mencaritahu kebenarannya.
...
Panggilan telepon masuk ke ponsel seseorang, ia adalah Baila. Disana tertera nama ibunya 'Mae Seeya'.
"Hallo, ada apa mae?"
Kebetulan Baila sedang diluar rumah, ia pergi ke rumah temannya. Jadi Seeya harus menelponnya dulu agar bisa memberitahunya mengenai kabar ayah dan adiknya itu.
"Itu nak.. adikmu mencari alamat apartement ayahmu. Apa kau tahu?"
"Bank? Mencari ayah?"
"Kau kan tahu sendiri bahwa ayahmu itu sudah pisah rumah dengan Bank. Mungkin ia rindu, tapi sayangnya ayahmu itu tidak bisa dihubungi dan juga asistennya tidak mau memberitahu keberadaannya."
"Mae, besok aku mau ke Bangkok ya?" Tanpa menjawab pertanyaan ibunya, tiba-tiba Baila menyimpulkan sesuatu. Ia akan langsung pergi ke Bangkok besok, untuk membantu adiknya mencari sang ayah.
"Ah, iya.. ya sudah, besok kamu pergi kesana untuk membantu adikmu."
"Iya mae.."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [MosBank]
Fanfiction"Katanya mau menikah." "Tapi tidak dengan seorang pria juga, ayah!" ... Isbanky tiba-tiba meminta dijodohkan pada ayahnya, namun siapa sangka ia akan dijodohkan dengan seorang pria. Pria itu adalah Moslhong. Just Fan Fiction about Moslhong and Isba...