21

1K 53 3
                                    

Baila dan Seeya sudah sampai dirumah mereka. Seperti biasa, Seeya langsung membuka toko bunganya itu karena ia merasa bersalah sudah beberapa hari pergi meninggalkan pelanggannya.
Sementara itu, Baila hanya diam dirumahnya. Entah kenapa raut mukanya jadi berubah setelah kembali ke Chiang Mai, padahal saat di Bangkok kemarin masih terlihat baik-baik saja dan bisa dibilang wajahnya penuh dengan kebahagiaan.

"Nak, kamu tidak akan membantu Mae?" tanya Seeya saat sedang mengambil beberapa ikat bunga dari dalam rumahnya.

"Maafkan aku Mae, tapi aku sedang kelelahan untuk saat ini. Besok saja yaa.."

Seeya pun mengangguk, ia hanya harus memaklumi anaknya itu, mungkin memang benar ia kelelahan setelah beberapa hari bepergian di kota tempat kelahirannya itu.

Meski begitu, sebenarnya Seeya juga kelelahan, selain lelah fisik tapi fikiran dan hatinya juga cukup lelah.

"Mae, Baila akan pergi keluar dulu sebentar."

"Mau kemana, nak?"

"Hanya ingin mencari udara segar saja, tidak akan lama."

...

Sudah beberapa hari Bank ditinggal Mos bekerja, setiap harinya ia selalu merasa bosan. Jika ingin pergi keluar lagi bersama teman-temannya, Bank juga tidak bisa.

"Ayah kenapa hilang kabar lagi ya? Setelah kemarin bertemu, kenapa melupakanku lagi."

Bank jadi teringat ayahnya, Folk tidak mengunjungi Bank lagi setelah kemarin-kemarin mereka bertemu dan berkumpul.

Karena tidak mau terus berlarut dalam fikirannya itu, Bank segera menelpon ayahnya untuk bertanya bagaimana kabarnya sekarang.

(...)

"Hallo, ayah?" Saat Bank menelpon ke ponsel milik ayahnya, ia terkejut karena yang mengangkat panggilannya itu bukan sang ayah, melainkan Kim.

"Lho, kenapa anda yang mengangkat telepon, tuan Kim?!"

"Ayahmu sedang ada rapat, Bank.. maaf sudah lancang membuka hp tuan Folk. Karena aku hanya melihat namamu tertera disana."

"Ya tapi jangan seenaknya juga" gumam Bank dengan suara sepelan mungkin, Kim tidak mendengarnya.

"Tapi ayah baik-baik saja kan?"

"Tuan Folk baik-baik saja, kamu tidak usah khawatir."

"Ya sudah kalau begitu. Tolong nanti sampaikan saja, bilang pada ayah aku menelponnya. Harus segera menelpon balik jika rapat dan semua urusannya sudah selesai!"

"Baik, tuan Bank.."

Tut. Panggilan pun terputus.

Bank menghela napasnya, entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa hidup dalam kesepian. Bank merasa sendirian didunia ini, terutama dirumahnya. Padahal dulu tidak begini.

Seharusnya Bank senang, karena sekarang ada seseorang yang lebih memperhatikannya seperti Mos. Untuk ayahnya, memang sedari dulu ia selalu sibuk dengan pekerjaan dan dunianya yang lain, tapi kali ini jauh lebih sibuk lagi. Entah karena mereka sekarang hidup dalam rumah yang berbeda, atau ada hal lain.



▪︎

▪︎

▪︎







[Pukul 1 Siang]

Bank memutuskan untuk pergi makan siang sendirian keluar. Berhubung dirinya jarang masak dan belum begitu mahir, jadi Bank mengambil jalan pintas saja. Daripada harus mengotori dapurnya, bahkan bisa saja sampai membakar rumahnya. Nanti Mos juga yang repot.

BIG BABY [MosBank]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang