20

1K 47 1
                                    

Happy Reading!

Karena tidak bisa berlama-lama disana, Seeya dan Baila memutuskan untuk pulang ke Chiang Mai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tidak bisa berlama-lama disana, Seeya dan Baila memutuskan untuk pulang ke Chiang Mai. Mereka diantar oleh Folk sampai ke stasiun.

"Folk, terimakasih banyak untuk semuanya." Sesampainya di stasiun, Seeya dan Baila berpamitan pada Folk.

"Sama-sama, Seeya. Kalian sering-sering ke Bangkok ya.." karena keadaan sudah berubah, Folk mulai bisa berdamai dengan semuanya. Sudah tidak ada perasaan canggung lagi meskipun mereka sudah berpisah, semuanya kembali ke semula, Folk dan Seeya menyayangi satu sama lain sebagai seorang sahabat.

"Ayah, kita pamit pulang dulu ya.." kini giliran Baila yang membuka suara. Ia memang jarang berbicara, apalagi pada ayahnya. Namun kali ini Baila mencoba untuk memberanikan diri.

Folk mengusak rambut panjang milik putrinya itu. Meskipun mereka tidak begitu dekat, setidaknya Folk ingin menebus beberapa hal yang belum sempat ia berikan untuk anak perempuannya itu. Folk kemudian memeluknya, Baila juga membalas pelukannya, ia sangat senang.

"Kalian hati-hati ya, kalau sudah sampai rumah kabari lagi ayah."

Seeya dan Baila benar-benar pergi sekarang, Folk juga kembali ke apartemennya setelah berpisah dengan kedua wanitanya itu.

...

"Hallo, ada yang bisa dibantu?"

"Baik.. akan saya sampaikan pada tuan Zhen."

Panggilan terputus.

Sekretaris Alzhen baru saja mendapatkan panggilan dari seseorang, yang katanya akan membuat janji temu dengan atasannya itu.

Tok..tok..tok..

"Permisi tuan.."

Zhen mempersilakan sekretarisnya masuk kedalam ruangan. Ia tampak serius karena sedang sibuk bekerja, namun hal sekecil apapun tidak akan ia lewatkan. Seketika pandangannya beralih pada Nona Lee dihadapannya.

"Ada apa Nona Lee?" tanya Zhen.

"Ini tuan.. saya tadi mendapatkan panggilan dari asistennya tuan Folk. Bahwa hari ini tuan Folk ingin membuat janji temu dengan tuan. Apakah tuan tidak sibuk?"

"Sebenarnya aku masih banyak pekerjaan. Tapi tidak apa-apa, itu akan selesai nanti. Bilang saja pada mereka aku bisa hari ini, suruh datang saja kesini."

"Ah, iya. Baik tuan.. kalau begitu saya permisi.."

Zhen sempat melanjutkan pekerjaannya itu sebelum Folk datang.

Butuh waktu beberapa jam kemudian untuk menunggu datangnya Folk. Untung saja pekerjaan Zhen juga selesai lebih cepat, setidaknya ia tidak akan terlalu kerepotan dan tidak akan mengeluh karena pekerjaannya masih menumpuk.

"Hai, sobat!"

Folk langsung duduk di kursi tanpa harus diminta. Zhen pun menghampirinya.

"Ada apa Folk? Baru saja kemarin kita bertemu."

"Apa kau sudah merindukanku lagi? Hmm, aku tahu sih bagaimana pesona ketampanan seorang Alzhen."

Folk hanya memutar bola matanya, malas sekali meladeni orang narsistik seperti sahabatnya itu.

"Rasa percaya dirimu memang tinggi sedari dulu." Alzhen justru malah tersenyum senang.

"Aku ingin kita mengadakan pesta akhir pekan ini."

...

Moslhong kembali bekerja di kantor setelah sekian lama dirinya WFH. Kini Bank ditinggal sendirian dirumahnya, karena ia sudah berhenti bekerja ditempat ayahnya.

"Bete banget seharian dirumah sendiri. Apa aku keluar aja ya sama anak-anak?"

Bank juga hampir lupa kalau ia punya teman. Sudah lama sekali dirinya tidak pergi keluar bersama teman-temannya itu.

"Hallo, Pine?"

"Hallo, siapa ini?"

Bank mencoba untuk memastikannya sekali lagi, ia rasa ini memang benar nomor milik sahabatnya.

"Pine, ini aku Bank. Ini Pine kan?"

"Iya benar ini Pine. Tapi Bank siapa ya? Baru dengar rasanya."

"Pine.. tidak lucu! Ini aku Bank, Isbanky."

"Aku tidak punya teman atau sahabat bernama Isbanky tuh!"

"Sat! Kau memang mengerjaiku, Pine!"

"Hahaha. Siapa duluan yang lupa sahabatnya sendiri. Mentang-mentang pengantin baru."

"Tolong pahami aku untuk hal itu.. masa iya aku meninggalkan suamiku."

"Terus sekarang kemana suamimu itu?"

"Emm.. bekerja."

"Nah giliran suamimu bekerja, kau baru ingat padaku."

"Ish.. malas sekali berdebat denganmu sepagi ini."

Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Bank dan Pine baikan juga. Lalu mereka berencana untuk pergi keluar, karena sudah lama tidak pergi bersama semenjak Bank menikah.

Karena Bank sudah berstatus menjadi seorang istri. Tentunya, ia juga tidak lupa untuk meminta izin lebih dulu pada Mos.

Bank mencoba menelpon Mos, saat suaminya itu sedang bekerja di kantor.

"Hallo, sayang? Ada apa?"

"Boleh tidak, aku pergi keluar dengan teman-temanku nanti siang?" tanya Bank dengan to the point.

"Tentu saja boleh. Mau pergi kemana memang?"

"Emm.. belum tau. Mungkin hanya sekedar nongkrong di cafe."

"Boleh, nanti kabari saja. Dan bilang jika kamu perlu apa-apa."

"Siap sayang!"

Mos juga bukan tipikal suami yang posesif, selama itu hal baik dan tidak membahayakan Bank, ia akan mengizinkan dan menuruti apapun keinginan sang istri.

To be continued!

BIG BABY [MosBank]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang