Cahaya matahari pagi bersinar hangat menembus celah-celah jendela di setiap kamar istana kerajaan Earl, membangunkan penghuni di semua kamar istana.
Jungkook yang semalaman duduk bersila memejamkan mata, menyalurkan energinya ke dalam bola kristal Eir, segera membuka mata, menghentikan kegiatannya.
Jungkook dengan cepat mengambil kembali bola kristal Eir yang masih melayang di hadapannya, memperhatikan beberapa retakan yang masih belum membaik.
Jungkook menghela nafas berat, sudah sepuluh hari ia menghabiskan setiap malamnya menyalurkan tenaga untuk memperbaiki bola kristal Eir sesuai petunjuk buku Allyra, tapi selama sepuluh malam itu hanya satu retakan yang baru berhasil Jungkook perbaiki.
Jungkook menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, ia tidak ingin mengeluh dan tidak akan menyerah, Jungkook akan menunggu tidak peduli selama apapun waktu yang ia perlukan untuk memperbaiki retakan bola kristal Eir.
Jungkook segera menyimpan bola kristal Eir dengan kekuatannya, berdiri dari duduknya lalu berjalan menghampiri Yuna yang berbaring dengan tenang di atas tempat tidur.
Jungkook duduk di samping tubuh Yuna, menampilkan senyum manisnya menatap wajah pucat Yuna, lalu menggerakkan tangan kanannya mengelus lembut kepala Yuna, rutinitas pagi yang selalu Jungkook lakukan sejak Yuna tidak sadarkan diri.
"Selamat pagi peri cantikku." Sapa Jungkook mengelus lembut pipi kiri Yuna,
Tapi seperti sepuluh hari yang sudah berlalu, Jungkook tidak akan mendapat jawaban, Yuna tetap diam terlelap.
Jungkook lalu menunduk, mengecup kening Yuna penuh sayang.
"Istirahatlah, aku akan segera membangunkan-mu." Ucap Jungkook terus tersenyum menatap wajah tenang Yuna,
"Tok..tok..tok.."
Seseorang mengetuk pintu kamar Jungkook,
Jungkook menghela nafas, mengelus kepala Yuna sekali lagi lalu berdiri, berjalan ke arah pintu.
Jungkook lalu membuka pintu kamarnya, Eun-Bi sudah berdiri di hadapan Jungkook, memegang bejana berisi air dan juga kain bersih.
Jungkook keluar dari kamar, berlalu melewati Eun-Bi tanpa mengatakan apapun.
Eun-Bi menghela nafas berat, menatap punggung Jungkook yang semakin menjauh, Eun-Bi tahu Jungkook masih marah padanya, Jungkook sudah tidak mengajaknya bicara sejak peperangan dengan raja Dong Gun dan guru Joon Ho berakhir.
Eun-Bi memaklumi, lagipula ia memang salah, seharusnya ia melakukan sesuatu yang mungkin bisa membuat Yuna tidak berakhir seperti saat ini.
Eun-Bi menarik nafas lalu menghembuskannya, melangkah masuk ke dalam kamar Jungkook, menghampiri tubuh Yuna, bersiap untuk membersihkan tubuh Yuna dengan kain dan air yang dibawanya.
Sepuluh hari ini, Sowon, Yerin, Eun-Bi dan SinBi bergantian untuk membantu membersihkan tubuh Yuna yang tidak sadarkan diri dan sekarang adalah giliran Eun-Bi.
Eun-Bi dengan telaten membersihkan tubuh Yuna, menggerakkan tubuh Yuna agar nantinya tidak kaku saat Yuna bangun.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Eun-Bi meletakkan bejana dan kain basah di atas meja, lalu duduk di samping Yuna, menggenggam erat tangan kanan Yuna.
"Maafkan aku Yuna, seharusnya aku melakukan sesuatu untuk membantumu." Ucap Eun-Bi untuk kesekian kalinya, Eun-Bi tidak berhenti meminta maaf di setiap gilirannya.
"Bertahanlah, Jungkook sedang berusaha memperbaiki bola kristal Eir." Ucap Eun-Bi sendu,
"Kamu harus bangun Yuna, Jungkook sangat merindukan-mu, kita semua juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power (Tamat)
FanfictionKEKUATAN Kekuatan bisa membuat seseorang merasa hebat, seolah mampu menaklukkan dunia, tapi kekuatan juga bisa membuat seseorang menjadi serakah. Apakah kekuatan sejati itu benar-benar ada? Tentang tujuh bola kristal yang memiliki kekuatan istimewa...