Dua pria berkacamata tebal tampak sibuk menyalin lembar per lembar tulisan di kertas usang berwarna coklat.
Tak jauh dari mereka seorang pria berkulit pucat sepucat mayat dengan rambut merah terang dan wajah baby face membaca dengan teliti gulungan yang baru saja ia terima.
Di sampingnya seorang pria berambut hijau cepak menatap cemas sasori yang masih tidak menunjukkam ekspresi apapun.
"Guru, apa tidak masalah anda memberi peta lama suna kepada pria itu?"
Sasori mendelik ke arah muridnya, "apa kupingmu sudah tidak berfungsi? Kakakku sudah memberi titah untuk memberikan semua bentuk informasi yang dibutuhkan dalam misi ini."
Di samping sasori, kuro hanya bisa memucat dan berdoa semoga tidak terjadi apapun pada sasuke.
"Tapi... Apa dia akan selamat?"
"Itu terserah dia."
Flashback beberapa hari lalu
Sasuke tidak ingat berapa lama sudah ia berada di perpustakaan berbau apek itu, yang ia tahu sekitar 50 buku sudah berjejer rapi di depannya namun tidak ada satupun yang memberinya informasi berguna.
"Sial... Apa sebenarnya yang ia cari!"
Ditengah sakit kepala yang kian menggila, suara tinggi seorang pria yang memarahi bawahannya menarik perhatian sasuke.
"AAAAK! KAU BODOH! SUDAH BERAPA KALI KU BILANG UNTUK MEMBACA DENGAN TELITI SEBELUM MENYALINNYA! KAU TIDAK TAU STOK KERTAS KITA TERBATAS KARENA WABAH ANEH ITU!"
"ma-maafkan aku guru."
Sasuke mengamati dengan lekat pria berwaja cantik yang kini terlihat seperti antagonis dalam komik.
'Sasori?'
Sasuke pernah melihat sasori di beberapa misi yang melibatkan suna. Namun ia tidak pernah lagi melihat pemuda itu dalam 8 tahun terakhir.
Ia dan sasori bukanlah teman dekat atau cukup untuk disebut kenalan namun dengan posisi sasori sebagai putra dari kazekage sebelumnya sasuke yakin bisa mencari tahu tentang suna lebih baik daripada buku-buku di perpustakaan ini.
"AKU AKAN MEMBAKARMU MENJADI ARANG DAN MENYEDUHNYA DENGAN TEH KU LALU MEMINUMNYA 3 KALI SEHARI!"
kuro yang pasrah menerima gigitan sasori di kepalanya hanya bisa memohon mukjizat pada tuhan agar bala bantuan datang dan menyelamatkannya dari guru simpansenya itu.
"Sasori."
"APA? APA? KAU MAU CARI MASALAH APA LAGI?"
Sadar bahwa pria yang memanggilnya adalah orang tak dikenal, sasori turun setelah sebelumnya melingkarkan kedua kakiknya di tubuh kuro.
Tanpa merasa malu atau risih, sasori melipat kedua tangannya dengan angkuh dan mendongak menatap sasuke tanpa niat beramah tamah.
"Siapa kau?"
Sasuke hampir tidak mengenali anak muda di depannya ini adalah sasori yang terkenal sebagai tsubaki gurun pasir.
Berdehem sesaat, sasuke menatap kuro sebagai isyarat bahwa ia ingin berbicara empat mata dengan sasori. Sayangnya sasori menyadari itu dan berdecih kesal.
"Bocah ini adalah muridku yang berhak mengusirnya dari sini adalah aku. Bukankah seharusnya kau berada di tempat lain sekarang? Sepertinya kau punya cukup banyak waktu senggang ya, tuan anbu"
Kuro terperanjat begitu mendengar sasori menyebut sasuke sebagai anbu. Tidak ada yang tidak tahu seberapa elitnya pasukan anbu konoha.
Melihat respon ketus sasori, sasuke memilih untuk berhenti basa basi atau memakai bahasa isarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Time I Will Survive
Romancesetelah dirinya terbunuh di tangan kedua rekan timnya, sakura kembali terbangun untuk kesekian kali. ia terus mengalami kematian dan rengkarnasi berulang, mampukah sakura merubah takdir hidupnya? atau ia harus menerima dengan pasrah dirinya terus be...