tanjiro terlihat bercakap-cakap dengan pimpinan tim pengawas perbatasan suna-nendo.
meski terlihat malas-malasan dan sering mengekspresikan keluhan dengan sangat gamblang, nyatanya tanjiro adalah pria cekatan yang menyelesaikan pekerjaan sebelum waktu yang ditentukan.
tidak heran dia berkali-kali dijadikan kandidat kepala rumah sakit umum konoha meski pada akhirnya selalu menolak dengan alasan dia benci pekerjaan merepotkan karena mengurangi waktu merokoknya.
sembari menunggu tanjiro menyelesaikan pertemuan dengan pihak perbatasan, sakura memilih menyisir sepanjang tembok pembatas itu berdiri.
'tembok ini dibentuk dengan memadatkan sejumlah besar pasir. ini mengagumkan, mengingat pekerjaan yang seharusnya selesai dalam beberapa minggu jadi hanya dalam kurun waktu 1 hari.'
"hm? semut?"
jemari lentiknya menjumput salah satu semut yang berjejer rapi membentuk barisan berlawanan arah dari sakura.
penasaran akan tujuan akhir semut itu, sakura pun tanpa pikir panjang mengikuti begitu saja barisan semut-semut di tembok.
sakura tidak menyadari dirinya melangkah semakin menjauh dari tanjiro hingga sosok jangkung dan besar itu tak lagi terlihat olehnya.
sakura baru berhenti ketika melihat semut itu berhenti di sebuah titik dan masuk satu persatu dengan rapi menembus dinding pasir.
"apa dinding ini begitu rapuh sampai bisa dibolongi semut? tapi jika begitu harusnya sejak hari pertama sudah hancur, terlebih tekanan angin di suna terbilang cukup kuat. tidak mungkin kan semut-semut ini serdadu ninja?"
sakura terkekeh pelan, namun tak lama ia terdiam dan mentuh dagunya sendiri.
"masa sih?"
"beberapa jenis semut memiliki kebiasaat suka menggigit, itulah kenapa mereka bisa melubangin tembok ini."
leher sakura bergerak cepat melihat siapa pemilik suara bariton itu dan ia menyesalinya.
meski dengan masker hitam di wajah, tapi sakura bisa mengenali pemilik mata obsidian dengan aura dingin dan tidak bersahabat itu.
kedua tangan pria itu tersembunyi dibalik celana hitamnya, memberi kesan gagah karena otot-ototnya terekspos dengan jelas.
jika sakura gadis pada umumnya dia pasti sudah menjerit senang dalam hati, sayangnya kini sakura menjerit sedih dalam hatinya.
5 hari disibukkan dengan wabah membuat sakura melupakan begitu saja keberadaan sasuke dan naruto di desa ini.
sekalipun sakura ingat, mungkin pemikiran bahwa mereka sudah kembali ke desa konoha lah yang terlintas.
siapa yang menduga ternyata laki-laki berwajah es itu masih ada di suna?
"kau senggang?"
"tidak, aku harus kembali. sampai jumpa sasuke."
sayangnya sasuke mencengkram lengan sakura dan menggeret gadis itu mendekat ke arahnya begitu sakura berjarak dua langkah menjauh darinya.
"jika sesibuk itu kau tidak mungkin punya waktu mengikuti semut hingga ke hutan suna."
"eh? suna punya hutan?"
"menurutmu itu apa?"
sakura mengikuti arah kepala sasuke yang menekuk ke kiri seolah memberi tanda bahwa lokasi hutan itu ada di belakang sakura.
saat sakura berbalik, ia dibuat cukup terkesima begitu melihat hamparan pepohonan yang membentang di bawahnya.
pantas saja sakura tidak menyadari keberadaan hutan itu, karena posisi hutan itu berada di bawah. sakura bisa melihat keseluruhan hutan yang terbilang cukup kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Time I Will Survive
Romancesetelah dirinya terbunuh di tangan kedua rekan timnya, sakura kembali terbangun untuk kesekian kali. ia terus mengalami kematian dan rengkarnasi berulang, mampukah sakura merubah takdir hidupnya? atau ia harus menerima dengan pasrah dirinya terus be...