Chapter ; 25

3.2K 246 73
                                    

1.200 tahun yang lalu, dimensi yang bersebrangan dengan dimensi saat ini.

#

Dimensi sihir

#

Derap langkah cepat kedua kaki ramping yang menapaki lantai terdengar keras membelah kesunyian malam.

Lorong dengan cahaya biru teduh yang berjejer di sepanjang tembok tampak seolah bergerak mengejar sosok bertudung coklat itu.

Dengan peluh yang luruh dari kulitnya, serta nafas memburu di ujung wajah, kepalanya mendongak membuat tudung yang membungkus kepalanya lepas.

Surai merah panjang berwarna muda dengan sentuhan warna keemasan yang tipis bergerak searah laju angin, tampak seolah dua kepak sayap yang membentang di udara.

Emeraldnya berkilat penuh cahaya semangat selaras dengan garis sudut bibirnya yang melengkung tinggi membentuk senyuman.

BRAK

"AKU BERHASIL!"

Suara sakura terdengar menggelegar masuk, tak memberi jeda pria di depannya untuk bersiap menyambut kedatangannya.

Pria itu tersedak teh nya yang mulai dingin.

Pria berambut perak dengan kilauan indah, serta guratan lelah namun tidak menghilangkan garis ketampanan di wajahnya, dia adalah...

"KAKASHI SENSEI, AKU BERHASIL MENEMUKAN FORMULANYA!! SIHIR YANG BISA MENYEMBUHKAN APAPUN!"

Hatake Kakashi.

Penyihir menara jenius yang telah mengabdikan dirinya selama 20 tahun untuk tanahnya dan untuk sang kaisar.

"Sakura, sudah ku bilang jangan asal menerobos begitu. Kau membuat usiaku berkurang."

Kakashi menggaruk belakang kepalanya, ia membenarkan letak kacamatanya dan mendekat ke arah muridnya yang berkepala gulali.

"Hoo~ aku tidak menyangka kau masih berambisi dengan rencanamu itu."

"Tentu saja! Itu adalah rencana yang brilian. Dengan sihir yang bisa menyembuhkan penyakit apapun, bayangkan berapa banyak umat manusia yang akan bertahan? Dengan begitu kita akan terhindar dari ancaman kepunahan!"

"Lalu, apa kau sudah menguji formula mu?"

Dengan penuh percaya diri, sakura menepuk dadanya.

"Lihat dan saksikan sendiri kehebatan otak jeniusku ini, sensei!"

Kedua iris kakashi membulat saat sakura menggunakan sihir menyerang untuk memotong pergelangan tangannya sendiri.

Dalam waktu sepersekian detik, muncratan darah yang sangat banyak membanjiri lantai kantor kakashi.

Pria itu reflek mencengkram lengan sakura dengan wajah mengeras.

"Oi! Apa yang kau lakukan bodoh-"

"Lihat, sensei!"

Sesuai arahan dari sakura, pupil kakashi bergerak menatap lekat lengan sakura yang terpotong.

"Dengan mengabungkan sihir penyembuh dan pengulang waktu, kita bisa membuat luka sefatal apapun kembali ke saat sebelum luka itu belum terjadi. Tentu saja akan terjadi ledakan mana jika kedua sihir itu digabungkan begitu saja tanpa konsentrasi yang pas, karena itu aku memakai 17% mana murni untuk mengikat kedua sihir itu dan menggerakkannya sesuai keinginanku. Dengan begini, bahkan tubuh yang membusuk pun bisa kembali sehat!"

Berbeda dengan sakura yang tampak berseri dan penuh semangat, kakashi justru membatu di tempat. Pupilnya bergetar dengan wajah menggelap sempurna seakan baru saja mendapat teror di siang bolong.

Ia menatap horor tangan sakura yang kembali pulih tampa luka goresan sedikitpun. Bahkan gadis itu mengayunkan lengan yang baru saja ia potong seolah ingin menguji seberapa kuat hasil dari formula sihirnya.

Tidak... Kakashi tidak senang dengan penemuan ini.

Selama ini ia hanya menganggap terobosan sakura candaan anak remaja. Kakashi tau sakura masih muda, ditambah dia satu-satunya murid yang ia angkat karena kejeniusan anak itu, wajar jika sakura begitu bersemangat dengan imajimasi-imajinasi liarnya.

Tapi, formula itu benar-benar ada. Sakura telah berhasil menciptakan sihir itu.

Hanya butuh sepersekian detik bagi kakashi untuk tahu, sihir ciptakan sakura akan mendatangkan malapetaka.

'Karena itu...'

GRETT

Kakashi mencengkram lengan sakura yang berhasil dipulihkan, sangat kuat hingga tanpa sadar membuat sakura meronta kesakitan.

"Kakash-"

"DENGARKAN AKU SAKURA!"

Kakashi menarik tubuh sakura, membawanya ke dinding yang berdiri tegap di samping mereka, mencengkram kedua pundak kecil sakura dengan erat dan memaksa gadis itu hanya fokus pada dirinya.

Atmosfir ruangan itu mendadak berubah mencekam, jauh bebera dengan beberapa saat yang lalu.

Pupil pria itu mengecil dan menggelap, berbanding terbalik dengan ketakutam yang semakin membesar di hatinya dan mendesak isi perutnya seolah ingin keluar.

"Bersumpah lah kau tidak akan menggunakan sihir itu, tidak... Kau... bersumpahlah kau tidak akan pernah mengatakannya pada siapapun entah itu kepada keluarga kerajaan, teman-teman mu, orang tuamu bahkan pada tikus got sekalipun!!"

"Ka-kaka-" sakura takut. Ini pertama kalinya ia melihat sisi kakashi yang seperti ini.

Kakashi yang selama ini ia kenal adalah sosok pria hangat, ceria meski dengan semangat hidup yang samar-samar.

Tapi, pria yang kini memojokkannya dengan wajah menggelap, benarkah dia kakashi yang sakura kenal?

"Bersumpah lah kau tidak akan pernah mengingat lagi sihir ini!"

"Hah..."

Hanya keterkejutan yang menyelimuti wajah sakura. Semua begitu cepat hingga otak jeniusnya tidak bisa mencerna sedikitpun perkataan yang kakashi ucapkan.

"Ke-kenapa?..." Suara gadis itu mencicit "A-aku, bekerja siang dan malam demi formula ini."

Kakashi tau itu. Dia tau sakura pasti berusaha sekuat tenaga demi mengembangkan sihir berbahaya itu.

"Mungkin kau berfikir sihir ini akan menyelamatkan manusia dari kepunahan, benar... Itu tidak sepenuhnya salah karena fenomena kerusakan mana murni sampai saat ini masih belum terpecahkan-"

Sakura menggeleng kencang, ia semakin tidak menggerti dengan ucapan pria itu.

"Lalu kenapa?!"

"Kenapa kau melarangku menggunakan sihir itu jika ini bisa menyelamatkan manusia dari kepunahan!! Aku bisa menyelamatkan mu dari kematian, kakashi-kun!"

Sakura mencengkram erat jubah kakashi.

Suara sakura yang melengking seolah menusuk kepalanya dari berbagai sisi.

Tujuan sakura menciptakan sihir itu tidak hanya untuk menyelamatkan populasi umat manusia yang semakin menipis, tapi juga untuk menyelamatkan orang yang ia cintai.

Sosok yang menjadi panutannya, sosok yang menjadi penyemangat disaat ia harus menerima kenyataan terlahir sebagai "penyihir".

Kaum hebat yang ditakdirkan mati dengan teragis.

"Aku tidak mau kehilangan dirimu, kakashi-kun."

TBC

Oke... Mulai dari sini cerita akan berfokus di dimensi sihir, jawaban dari pertanyaan "kenapa nyambung ke kakashi" serta "bukannya sakura mati karena sasusaku terobsesi dengan hinata" akan terjawab di chapter ini.

Mohon bersabar karena arc ini akan jadi chapter yg panjang.

Peluk jauh dari gw 🫂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Time I Will SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang