Chapter: 7

2.9K 382 21
                                    

aku menatap was-was naruto yang sejak tadi duduk diam membaca buku di depanku.

tidak, dia tidak diam!

sejak tadi dia mengikutiku dari rak ke rak seperti pembunuh bayaran!

aku bahkan menahan nafas hingga kedua pipiku mengembang saat tatapan kami bertemu.

apa aku membuatnya marah lagi?

tapi aku bersumpah demi 33 batu nisanku, aku tidak pernah mengganggunya!

"hmp!"

wajahku terangkat saat satu tangan naruto yang besar menangkup wajahku dan mencengkram lembut kedua pipiku dengan jari-jemari panjangnya.

"apa kau berencana bunuh diri?"

aku menggeleng cepat, berharap pria itu melepaskan cekalannya di wajahku.

tapi dia justru terdiam beberapa menit, sampai akhirnya melepaskan cekalannya dan melempar asal buku yang dia baca.

aku menyentuh kedua pipiku yang terasa panas karena cekalannya.

'kapan sih dia pergi?'

tanpa harus melihat ke arah naruto, aku bisa merasakan sejak tadi naruto menatap intens ke arahku.

tidak, aku tidak mau melihat ke arahnya dan bertemu mata dengannya. itu lebih menyeramkan.

"aku lapar, ayo makan."

aku menatap takut-takut ke arahnya.

kalau lapar kenapa tidak pergi dan cari kedai terdekat saja? memangnya aku harus apa?

GREP!

"tsk... kau lambat sekali!"

"e-eh! naru-! kyaa!!"

aku tidak bisa menahan keterkejutanku saat dia narik tanganku, menggendong ku bridal style dan dalam sekejap melakukan teleportasi entah ke mana.

.

normal pov

naruto menghela nafas lega begitu melihat kedai ichiraku langganannya masih sepi pengunjung.

ia berniat menurunkan sakura dari gendongannya, namun gadis pink berkacamata itu masih tidak bergeming dengan kedua tangan menutup mulutnya. mungkin agar ia tidak berteriak?

naruto mendengus geli melihat bagaimana sakura masih juga belum menyadari mereka sudah tiba di ichiraku.

tapi sesaat, naruto baru sadar betapa ringannya tubuh sakura.

saat membopong sakura yang pingsan di perpustakaan, naruto tidak punya waktu merasakan betapa ringannya gadis itu.

tapi setelah sekarang ia menyadari seringan apa sakura, naruto kembali mengingat kata-kata karin semalam soal tubuh sakura yang lebih kecil dari anak seusianya.

'memang ada gadis usia 20 tahun yang sekecil ini?'

batinnya bertanya-tanya.

namun naruto memilih menutup rapat rasa penasarannya dan mendudukkan sakura dengan hati-hati di bangku kayu .

sedangkan ia memilih duduk di depan sakura.

"mau sampai kapan kau menutup mulut begitu? memangnya kau tidak lapar?"

perlahan sakura membuka kedua matanya seolah memastikan apakah kondisi di sekitarnya sudah aman.

setelah yakin semua baik-baik saja, sakira melepaskan bekapan mulutnya dan terkejut melihat ia sudah ada di kedai ramen, duduk di kursi dengan meja bundar bersama naruto yang berada di depannya.

This Time I Will SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang