"MENUNDA HINGGA MISI INI SELESAI? YANG BENAR SAJA!"
Karin mematahkan gulungan itu menjadi dua. Nafasnya menggebu seirama dengan detak jantungnya yang kian menggila.
"Saat ini bukan itu yang harus kau fikirkan. Kondisi sakura semakin kritis pasca kejangnya, dia tidak akan bertahan lama di suna. Suka tidak suka dia harus mundur dari misi ini."
Karin menimang dengan sesaat, meski sakura dirawat di rumah sakit terbaik namun kualitas rumah sakit suna jauh di bawah konoha. Semua yang karin butuhkan untuk membantu sakura tidak tersedia selengkap konoha.
"Aku akan mengawalnya kembali ke konoha, fokuslah pada penelitian wabah ini."
Karin dengan seluruh pikiran yang memenuhi kepalanya tidak bisa menangkap bagaimana dinginnya tanjiro saat ini. Wanita itu hanya mengangguk singkat dan memijit pelipisnya yang terasa semakin menegang.
.
Rambut hitam legam tanjiro bergerak mengikuti irama langkahnya. Tubuhnya dengan tenang membelah perisai pasir yang terbentuk oleh aliran angin.
'sudah ku duga fugaku akan bertindak cepat. Situasi semakin membaik karena kondisi sakura yang kritis membuatku memiliki cukup alasan untuk memancing kedua bocah itu keluar. Jika melihat respon terakhir, bocah rubah itu tampaknya lebih terobsesi pada sakura. Haruskah ku gunakan saja anak itu?'
Tanjiro merogoh tas pinggangnya dan mengeluarkan sebuah batu kristal pemberian sosok misterius itu.
'jika aku mengalirkan cakra dengan tekanan yang pas, kristal ini akan menunjukkan lokasi yang ku inginkan. Cara kerjanya sama dengan kompas, yang ku butuhkan adalah benda yang berhubungan dengan naruto untuk bisa mengarahkan jarum kompasnya.'
Tanjiro kembali merogoh tas pinggangnya. Dia bekerja di tim yang sama dengan naruto, sangat mudah mendapatkan benda-benda yang berhubungan dengan pemuda itu contohnya helaian rambut pirang dalam plastik di genggamannya.
Setelah berkonsentrasi cukup lama dan mengira-ngira tekanan cakra yang pas dengan kristal ungu itu, pedar ungu muncul dan membentuk lingkaran transparan. Tanjiro memasukkan beberapa helai rambut naruto.
Butuh beberapa detik sampai rambut naruto perlahan demi perlahan memghilang dan lingkaran itu berputar cepat.
Tanjiro mengamati dengan seksama bagaimana lingkaran itu terus berputar sampai akhirnya berhenti dan secara otomatis membentuk semacam denah dengan titik merah yang berkedip.
'anak ini ada di zona terlarang? Apa yang dia lakukan di sana? Dia sudah gila?'
.
Di suatu tempat dalam goa dengan pencahayaan yang sangat minim, desir angin yang menjelajahi gola dengan suhu lembab terdengar seperti raungan binatang buas di malam hari. naruto mencengkram dadanya sangat kuat saat merasa seluruh tulangnya seakan perlahan demi perlahan dilepas dari engselnya.
Uap panas menguar dari tubuhnya yang menggeliat hebat, sesuatu seakan terus memasuki tubuhnya hingga mencapai ambang batas pertahanan pemuda itu.
Kedua bola matanya yang biasa berwarna biru cerah terus berganti tak tentu menjadi mode sage, hitam dan merah layaknya bola mata rubah milik menma.
Erangan tertahan naruto beradu dengan gemuruh suara angin yang menggila.
Waktu demi waktu berlalu, sampai tak ada lagi erangan. Menyisahkan deru nafas memburu serta naruto yang duduk menyender dengan tubuh yang tampak semakin membesar dengan urat-urat yang berdenyut.
"Tidak ku sangka kau menolak anjing gila itu dan memilih kami. Keputusan yang tepat, naruto."
Suara-suara yang saling tumpang tumpang tindih itu terus memenuhi kepala naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Time I Will Survive
Romancesetelah dirinya terbunuh di tangan kedua rekan timnya, sakura kembali terbangun untuk kesekian kali. ia terus mengalami kematian dan rengkarnasi berulang, mampukah sakura merubah takdir hidupnya? atau ia harus menerima dengan pasrah dirinya terus be...