Chapter: 19

3.2K 351 58
                                    

sasuke meletakkan dengan hati-hati tubuh ringkih sakura di atas tempat tidur.

bukan hal sulit bagi sasuke mengetahui gedung, lantai dan nomor kamar sakura. ia memiliki semua data pribadi anggota medis konoha yang berhubungan dengan penelitian wabah selama berada di suna. tentu saja karena itu bagian dari pekerjaannya.

sakura terlelap tenang dengan deru nafas teratur setelah dipaksa menangis selama berjam-jam.

jejak luka akibat cengkraman naruto masih terlihat jelas di sana. berbeda dengan sebelumnya, genangan darah dari tusukan kuku naruto telah mengering sempurna. namun tetap saja menyakitkan untuk dilihat.

sasuke tidak punya kemampuan menyembuhkan seperti sakura terlebih dia buruk jika berhubungan dengan merawat luka.

tubuh sasuke mundur hingga punggungnya merasakan sandaran kursi yang keras dan kedua tangannya terlipat di depan dada sekedar untuk menyamankan diri dan melepas rasa tegang di pundaknya.

apa yang harus dia lakukan dengan naruto sekarang?

sasuke tidak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi dengan tiba-tiba.

"sejak kapan dia seperti itu? apa sejak membuntuti sakura?"

selama ini sasuke mengenal naruto sebagai sosok yang tidak berambisi pada percintaan.

mereka memang sempat menyukai orang yang sama, yaitu hinata hyuuga. tapi keduanya sepakat untuk menempuh cara sehat.

namun setahun sejak sakura menghilang dan muncul sebagai orang berbeda, naruto bagai siput yang kehilangan cangkangnya.

safir biru naruto kerap diliputi nafus dan obsesi tak sehat ketika melihat sakura. layaknya anak tantrum yang baru saja menemukan harta karun.

baku hantamnya dengan naruto hari ini hanya semakin memperjelas kenyataan bahwa naruto sudah semakin tidak waras.

"tapi kenapa begitu tiba-tiba?"

tangan pria itu mengusap kasar wajahnya.

ia memandangi begitu lama sakura seolah sedang mencari jawaban yang ia cari.

" kau tidak akan mengalami hal ini jika terus menghilang."

nyut

sesak di dada tiba-tiba saja muncul begitu memikirkan sakura yang menghilang.

kenapa dia tidak nyaman? apakah dirinya terlalu terbawa suasana?

pria itu mengacak rambut depannya dengan kasar, berharap menghilangkan perasaan rumit itu.

begitu kedua matanya melihat ke arah sakura sebuah dorongan untuk menyentuh sakura yang terlelap mendadak menyeruak masuk.

perasaan yang lebih condong ke arah kasihan itu menggerakkan tangan sasuke untuk menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah gadis itu.

"kau pasti terkejut.... banyak hal terjadi dalam sehari. aku pun tidak menyangka masalah akan jadi sebesar ini."

pria itu membungkuk dengan menumpu kepalanya menggunakan kedua tangan.

tidak ada yang mengira keputusannya untuk mengajak sakura bicara justru menjadi awal mala petaka antara dirinya dan naruto.

rasa sakit kepala tiba-tiba menyerang sasuke. tidak cukup mereka dibuat pusing karena misi rahasia yang masih di titik buntu, sekarang beban sasuke bertambah akibat kelakuan naruto diluar kendali.

jika sakura terus berada di suna, apa sasuke benar-benar bisa menjaga gadis itu dari naruto?

entah kenapa sasuke merasa naruto tidak akan bisa diajak berpikir kepala dingin jika ia membahas soal sakura.

This Time I Will SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang