suasana kamar rawat inap sakura begitu sunyi.
terdengar suara tetes cairan infus dengan laju konstan yang beradu bersama suara jam dinding.
ditengah mimpi panjang gadis itu, dua tapak kaki yang bergerak tanpa suara berjalan mendekatinya yang tertidur pulas.
tubuh orang itu begitu tinggi dan besar, berbalutkan jubah hitam dengan tudung lebar yang menyembunyikan wajahnya.
dia hanya diam di samping gadis itu, memandang gerak dadanya seolah memastikan sakura masih bernafas.
entah apa yang pria berbadan tegap itu pikirkan hingga kepalan tangannya mengerat, seolah menahan emosi yang kini berkecambuk dalam dirinya.
tak berapa lama sosoknya menghilang diikuti sepercik kilatan cahaya kebiruan.
.
sakura bersyukur infus di kedua tangannya sudah dilepas, rasa nyeri yang melanda pergelangan tangannya pun mulai reda.
emeraldnya menatap masing-masing lengan yang terlihat bekas infusan.
"apa aku dulu selemah ini?"
dalam waktu kurang dari 1 bulan sakura sudah kembali dirawat di rumah sakit. semua terlalu tiba-tiba untuk bisa sakura cerna.
memang sakura merasa fisiknya melemah setiap kali ia bangkit dari kematian, tapi kondisi kritisnya seolah granat yang tiba-tiba saja meledak.
'eh...?'
kedua tangan mungilnya terangkat, mengucek-ngucek kedua matanya beberapa kali.
"loh?"
tiba-tiba saja pandangannya memburam, hingga sakura tidak bisa melihat dengan jelas.
beberapa waktu lalu, sakura bahkan masih bisa berlari dengan pengelihatan yang sangat baik.
tapi sekarang, seperti ada sesuatu yang menghalangi pandangannya.
"sakura, kau akan pulang sekarang? kau bisa istirahat lebih lama jika kau mau."
karin menepuk-nepuk map laporan di punggung kanannya, mencoba menghilangkan pegal setelah melakukan oprasi 8 jam tanpa istirahat.
melihat sakura yang membatu, membuat karin sedikit bingung.
ia pun berjalan ke arah sakura dan semakin bingung melihat sakura mengusap kedua matanya dengan kasar.
karin sontak menahan kedua tangan sakura agar tidak semakin mencederai matanya.
"apa yang kau lakukan! kau bisa terlu-"
"aku... tidak bisa melihat dengan jelas."
karin terperangah saat mendengar perkataan sakura.
ia yakin sebelum meninggalkan sakura untuk melakukan oprasi, sakura masih baik-baik saja.
"kemari!"
karin mengangkat wajah sakura dan meneriksa dengan teliti kondisi mata sakura.
tak berapa lama seorang perawat masuk dan berniat menyapa karin, namun karin telah lebih dulu menyela dengan memerintahkan perawat itu menghubungi dokter ranmaru selaku spesialis mata.
.
ranmaru menggeleng ke arah karin dan menjauhkan tubuhnya dari sakura.
"sudah ku periksa berkali-kali karin, mata anak ini mengalami rabun jauh."
"jangan bercanda. beberapa jam yang lalu dia masih bisa melihat dengan normal, mana mungkin tiba-tiba matanya mengalami kerusakan hanya dalam hitungan jam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This Time I Will Survive
Romancesetelah dirinya terbunuh di tangan kedua rekan timnya, sakura kembali terbangun untuk kesekian kali. ia terus mengalami kematian dan rengkarnasi berulang, mampukah sakura merubah takdir hidupnya? atau ia harus menerima dengan pasrah dirinya terus be...