Kedua pupil naruto bergetar, seluruh tubuhnya kaku begitu juga dengan lidahnya yang terasa mati.
Naruto tidak pernah merasa tertekan seperti ini sebelumnya.
"Jika, aku membunuh inti jiwa sakura apa yang akan terjadi pada sakura di dunia ini? Apa dia akan terluka?"
"Tidak, justru kau akan menyelamatkannya dari rasa sakit."
Kening naruto mengkerut, ingatan tentang kondisi sakura yang berkali-kali memburuk bergerak cepat memenuhi otaknya.
"Rasa sakit?"
"Tubuh anak itu merespon siapa pemiliknya tapi tidak dengan ingatannya, dia akan terus merasakan sakit jika inti jiwanya mendekat."
Terjawab sudah alasan kenapa sakura sering muntah darah bahkan cakranya yang hampir meledak.
"Aku masih tidak mengerti, kenapa sakura kesakitan jika inti jiwanya mendekat?"
"Secara naluri tubuh sakura akan melakukan upaya bunuh diri begitu merasakan inti jiwa nya mendekat. Cakra yang meledak, muntah darah, gagal jantung, perdarahan hebat, kelumpuhan, kebutaan, henti otak dan koma. Semua itu naluri alami tubuh sakura yang menginginkan kematian. kau pasti sudah melihat beberapa yang telah ku sebutkan."
Wajah naruto kian memucat, selama beberapa menit ia lupa caranya bernafas.
"Lalu... bagaimana agar aku bisa..." Suaranya tercekat.
Membayangkan tubuh sakura bersimbah darah karenanya saja sudah membuat kedua kaki naruto gemetar, bagaimana dia bisa meminta saran untuk membunuh sakura?
"Bukankah lebih baik pecahan jiwa sakura kembali ke intinya? Sakura akan tetap hidup meski dari dimensi yang berbeda denganku."
"TIDAK!
"JIKA SELURUH INTI JIWANYA TERKUMPUL, DIA AKAN MEMBUNUH DIRINYA SENDIRI DAN PEMUTAR WAKTU MUNGKIN SAJA TIDAK AKAN BEKERJA LAGI!!"
"ASALKAN INTI JIWANYA MATI, KITA BISA MEMECAH JIWA SAKURA SEBANYAK-BANYAKNYA!"
"WAKTU HIDUPNYA MEMANG TIDAK LAMA TAPI ITU LEBIH BAIK DARIPADA DIA TIDAK HIDUP LAGI!"
Naruto merasakan sakit yang luar biasa menghantam kepalanya hingga membuat pemuda itu terjatuh dengan tangan yang mencengkram erat rambutnya.
Pendengarannya semakin tidak jelas karena telinganya yang berdengung nyaring.
Ia nyaris kehilangan kesadaran jika saja naruto tidak menggigit bibirnya hingga sobek.
"Bagaimana dengan pecahan jiwanya yang lain? Bukankah akan ada kemungkinan pecahan itu membentuk inti jiwa yang baru?"
Tanjiro yang sejak tadi menguping dalam diam, dengan hati-hati mendekati naruto.
Mungkin saja ia bisa mendapat petunjuk akan sosok asing yang tiba-tiba masuk ke hidupnya dan mengontrolnya.
'jika itu benar, artinya aku bisa membunuhnya.'
"Inti jiwa berasal dari kehidupan pertama dari ingatan pertamanya ketika terlahir kembali. Seluruh pecahan jiwa sakura tidak bisa menjadi inti jiwa."
Begitu pandangan naruto semakin memburam, ia memposisikan dirinya duduk menyender ke dinding goa dan mengatur nafas untuk menenangkan gejolak energi yang tidak stabil dalam diringa.
Tentu saja ia merasa kewalahan, naruto sendiri saja diakui sebagai ninja terkuat dalam sejarah dunia ninja di desanya dan kini entah ada berapa 'naruto' yang bersemayam dalam tubuhnya.
Pemuda itu sadar menerima tekanan energi yang terlampau besar sama artinya dengan menyimpan bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Tapi dia tidak bisa mundur terlebih setelah mengetahui rahasia besar sakura. Gadis yang ingin ia monopoli untuk dirinya sendiri.
"Dan ingatannya? Kau bilang sakura tidak mengingat tentang jiwanya yang terpisah, apa yang akan terjadi jika sakura mengingatnya?"
Terdapat keheningan yang panjang menjeda percakapan mereka, membuat naruto merasa sedikit khawatir.
"Jika dia mengingat sebelum kau membunuh inti jiwa sakura, kepingan jiwa sakura akan kembali ke inti jiwa bagaimanapun caranya. Dengan kata lain, sakura yang kau kenal akan membunuh dirinya sendiri."
Deg
"Lalu-
bagaimana jika dia mengingatnya setelah aku membunuh inti jiwanya?""....Kita tidak tau."
"KAU GILA! KAU MENYURUHKU MEMBUNUH INTI JIWA SAKURA TANPA MEMIKIRKAN KEMUNGKINAN ITU?!"
Jika saja naruto bisa bertatap muka dengan sosok-sosok di kepalanya, naruto pasti akan menonjok wajah orang itu dengan sekuat tenaga.
Ketakutan yang sejak tadi menyelimuti naruto berganti dengan kemarahan hingga menyentuh ubun-ubunnya.
"Satu-satunya hal yang kau dapat jika membiarkan inti jiwa sakura hidup hanyalah kematian!!"
Naruto akui itu benar dan tidak bisa membantahnya, namun akal sehat pemuda itu masih menolak membunuh sakura baik inti jiwa ataupun kepingan jiwa sakura.
Karena bagaimanapun, mereka masih tetap sakura.
"Tidak. Selagi kalian belum menemukan jawabannya, aku tidak mau membunuh inti jiwa sakura."
"Kalau begitu kau harus bersiap memecah jiwa sakura untuk yang ke 100 kali."
entah kemana perginya seluruh darah yang berdesir di tubuhnya sekarang. Seketika naruto merasa lemas dan benar-benar tidak bertenaga setelah mendengar jumlah yang mereka sebutkan.
"Selama 100 kali kehidupannya kalian berdua tidak berhasil membunuh inti jiwa sakura, naruto. Dan kehidupan sakura akan terus diulang 100 bahkan 1000 kali lagi."
Gemeletuk gigi naruto terdengar bersama dengan kesadarannya yang kian menipis.
"Sebenarnya, kenapa kalian membunuh sakura di kehidupan pertamanya? Apa kesalahan yang dia lakukan?"
Mati-matian naruto mempertahankan kesadaran, namun seluruh tubuhnya tidak lagi sanggup menahan tekanan energi yang mendadak bertambah kuat karena sesuatu.
"Karena sakura lebih memilih kakashi..."
Naruto tidak bisa mendengar hingga akhir begitu kegelapan menyelimutinya dan membuat ia terkapar tidak berdaya di atas bebatuan dingin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
This Time I Will Survive
Romanssetelah dirinya terbunuh di tangan kedua rekan timnya, sakura kembali terbangun untuk kesekian kali. ia terus mengalami kematian dan rengkarnasi berulang, mampukah sakura merubah takdir hidupnya? atau ia harus menerima dengan pasrah dirinya terus be...