Chapter: 9

2.8K 387 32
                                    

naruto menyantap sarapannya dengan tidak berselera.

dia memang tidak pernah berselera jika semeja dengan seluruh tetuah uzumaki.

terlebih sejak tadi neneknya yang merupakan tetuah paling dihormati di desanya, menatap intens seolah ingin menyampaikan sesuatu.

semalaman dia terjaga dengan terus memikirkan kejadian kemarin dan sekarang dia harus menghadapi duduk semeja bersama orang-orang yang malas dia temui.

"kalau ada yang mau baa-san katakan, katakan saja. tidak perlu melihatku seperti itu."

kushina mengentikan gerak menyumpitnya, ia melihat naruto dengan kesal.

"naruto, begitukah caramu bicara dengan mito-baasan?"

tapi pemuda jabrik itu hanya menganggap anggin lalu tanpa menoleh sedikitpun, hanya memainkan sumpit di piringnya dengan bosan berharap ini segera selesai.

"kapan kau mau menggantikan ibumu menjadi jinchuriki?"

kening naruto mengkerut. ia mendengus sinis dengan saffir gelapnya yang berkilat mencemooh.

"kenapa aku harus menerima monster itu di tubuhku?"

"karena hanya klan kita yang sanggup menjadi wadah bagi para bijuu dan ini sudah dilakukan sejak turun-temurun." suara mito terdengar lembut dan tenang.

sepenggal ingatan tentang cerita masalalu sakura membuatnya tertegun, tentang bagaimana sakura kehilangan kedua orang tuanya di usia yang masih sangat muda karena monster kebanggaan klannya itu.

"baa-san pasti tidak lupa berapa banyak anak yang menjadi yatim-piatu karena monster itu."

"dan kau pasti tidak lupa berapa banyak keluarga yang selamat dan sekarang menjadi pelopor kesuksesan konoha?"

dengusan naruto memancing tatapan sinis tak hanya dari menma, tapi beberapa uzumaki lainnya yang mengenal naruto sebagai sosok angkuh yang memiliki idealisme bertolak belakang dengan prinsip uzumaki.

"baa-chan aku bisa menggantikan bocah ini menjadi jinchuriki selanjutnya, dia tidak layak menerima kebanggan uzumaki."

saffir biru gelap naruto melirik dingin sosok menma yang duduk tepat di depannya.

air muka naruto menggelap, aura dingin yang terasa mencekam menguar menyelimuti meja makan.

siapa lagi kalau bukan naruto penyebabnya?

"lihat siapa yang bicara? orang yang bahkan tidak pernah menang melawanku, berlagak sok kuat? coba saja dan aku akan lihat bagaimana monster itu mencabikmu dari dalam."

secepat menma menyulut air, secepat itu pula naruto menyambarnya.

bukan hal asing lagi sejak kecil keduanya sering terlibat pertikaian.

padahal ibu mereka adalah saudari kembar uzumaki yang paling kuat dan terkenal akan keharmonisannya, tapi entah bagaimana justru baik menma dan naruto terlahir saling membenci satu sama lain.

meskipun begitu fakta bahwa naruto merupakan penerus uzumaki terkuat, tidak bisa ditampik siapapun di meja makan itu meskipun oleh menma ataupun mito itu sendiri.

naruto memilih angkat kaki dari ruang makan, enggan menyambung pembicaraan yang hanya memancing kepalanya kian sakit.

sedangkan menma melayangkan tatapan sinis dengan kepalan tangan yang mengerat, menahan hasrat untuk melepaskan bogemannya ke wajah angkuh naruto.

.

dentingan besi yang saling bersentuhan hingga memercikkan api, terdengar mengisi kekosongan lapangan tempat biasa sasuke dan naruto sparring.

This Time I Will SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang