Chapter 9

4.1K 377 12
                                        


PUKUL 8.00 pagi.

Limario Sudah terbangun dari tidurnya,dia segera mempersiapkan dirinya untuk berangkat sekolah. Walaupun tubuhnya masih terasa lemah, Limario tak ingin ketinggalan pelajarannya.

Setelah selesai membersihkan diri serta memakai seragam lengkap,Limario tergesa-gesa menuruni tangga karna waktu semakin cepat berjalan,dan dia harus segera sampai tepat waktu sebelum dirinya terlambat.

"Apa kau sudah siap Lim"  Suara bariton itu membuat langkahnya terhenti,ketika Limario hendak menuju kedepan memastikan taksi yang ia tumpangi sudah menunggunya. Limario menundukkan kepalanya saat dia mengetahui siapa yang berada di sebelahnya saat ini. Tuan choi yang berjalan mendekati dirinya sembari menggulung lengan kemejanya,ia tersenyum hangat pada Limario.

"Appa... Akan mengantarmu sekolah,lagi pula taksi yang biasa mengantarmu hari ini tak bisa menjemputmu"   Ucap tuan Choi sekali lagi,Limario masih terkejut dengan tawaran tuan Choi yang tak biasanya ingin mengantarkan dirinya.

"B..a..i.k appa"   Gugup Limario setengah menyelidik,namun ia masih tak mengerti dengan perubahan sikap tuan Choi.

"Kau tak perlu gugup sayang, Kajja kita berangkat"   Limario mengangguk pasrah,setidaknya dirinya masih mendapatkan tumpangan,agar sampai di sekolah tepat waktu.

Limario yang biasanya berpamitan pada ibunya,hari ini dia tak menemukan sosok itu,karna pagi-pagi sekali ibunya, harus mengecek persiapan butik yang hari ini akan segera di buka peresmiannya.

Di dalam mobil suasana sangat hening,Limario sedari tadi tak bisa menahan rasa gugup bercampur takut ketika harus berdekatan dengan tuan choi. Kebiasaan Limario ketika gugup,dirinya terus mengepal kepalkan tangan lalu membukanya lagi hingga tangannya berkeringat. Tuan choi yang menyaksikan kegugupan Limario,dia menyeringai tajam,karna mengetahui bocah disampingnya begitu ketakutan saat berada disampingnya,mungkin itu semua karna dampak hukuman yang ia berikan terhadapnya.

Mobil semakin melaju kencang,lagi-lagi Limario tercekat saat mengetahui bahwa jalan ini bukan menuju ke sekolahnya,melainkan tempat lain yang entah Limario tak mengerti sama sekali. Tuan choi menelusupkan tangannya kedalam saku jas nya,dia mengambil sebatang rokok yang kemudian ia sulut di sebelah Limario. Tuan choi tampak santai mengepulkan asap di dalam mobilnya,sesekali tuan Choi sengaja meniupkan asapnya tepat di wajah Limario.

"Appa... kenapa kita kearah lain,ini bukan jalan menuju sekolah appa"    Tuan Choi menatap Limario dengan tatapan anehnya.

"Syukurlah jika kau mengerti anak sialan... dan sedikit lagi kita sampai,kau akan tau nanti,hukuman apalagi yang akan kuberikan padamu"   Seringai tajam tuan Choi kembali membuat Limario bergidik ngeri.

"Kau tau,gara-gara kau semalaman istriku mengacuhkanku,dan itu semua karna mengurus dirimu"  Tunjuk tuan sedikit membentak dirinya.

"Berhenti... disini ? Chan"   intrupsi tuan choi yang langsung di angguki oleh supir pribadinya. Mobil itu berhenti tepat di sebrang jalan raya yang cukup ramai lalu lalang mobil,tuan choi menarik paksa Limario dari kursi penumpang dan langsung menghempaskan tubuh mungil itu terjatuh di pinggir jalan beraspal. Tuan choi merasa beruntung kali ini karna tak ada seorang pun yang peduli dengan tindakannya,lagi pula iya cukup memakai topi untuk menutupi sebagian wajahnya agar tak ada yang mengenali dirinya. Limario meringis kesakitan saat merasakan kedua lututnya yang memar akibat dirinya terhempas cukup keras sehingga kedua lututnta mengecap jelas pada jalanan beraspal itu.

"Sekarang kau tak akan pernah lagi mengganggu kehidupan putraku dan diriku yang membencimu"   Tuan choi berbisik sambil berjongkok menghadap Limario yang masih terduduk lemah dengan menahan rasa perih pada kedua lututnya.

Mysterious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang