Chapter 17

4.6K 367 8
                                    

Di lapangan olahraga cukup riuh di tambah sorak mahasiswa pria yang sangat antusias menyaksikan perkelahian itu seolah olah mereka menonton pertandingan MMA gratis secara langsung. Aliran darah terus keluar dari pelipis Limario yang sedikit robek,Kai bersama kedua temannya menghajarnya tanpa ampun,namun Limario cukup kuat beberapa kali menangkis serangan brutal mereka walaupun sekarang pelipis mulusnya harus mengeluarkan darah.

Jennie,Jisoo dan irene begitu ketakutan melihat adegan brutal itu,sampai akhirnya seseorang menghentikan perkelahian mereka.

"Cukup stop,kalian jangan menjadi jagoan di kampus ini"  Joo won meneriaki mereka semua. Limario menghentikan aksinya saat dirinya sudah mencengkram kerah baju teman Kai.

"Dan kau mahasiswa pindahan,seharusnya kau tidak berlaku seperti preman,apa eropa begitu mengajarkan kebebasanmu sehingga kau ingin menerapkannya disini"   Limario menoleh menatap tajam Joo won dia merasa geram dengan omongannya barusan.

"Tidak perlu menasehatiku,dan yah,aku tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa sebab ? Mereka sudah membuat sahabatku Taehyung menderita di rumah sakit akibat Cidera tulang punggungnya,itu semua karna mereka bertiga yang sudah menghajarnya tanpa sebab,ayolah kau kebiasaan sekali menuduh orang tanpa sebab,aku jadi mengingat seseorang 15 tahun yang lalu yang sama sepertimu"   Limario berlalu begitu saja setelah mengatakan semuanya.

Joo won cukup tertegun dengan ucapan Limario. Apa yang dia maksud 15 tahun yang lalu.

"Aku akan mengejarnya"  Jennie meninggalkan jisoo dan irene,dia mengikuti Limario yang sudah cukup jauh dari lapangan.

"Jendeuki,aku yakin kau menyukainya"  Jisoo menatap punggung adiknya yang sedikit berlari mengejar Limario.

"Sepertinya kau akan di dahului adikmu"  irene menyengir tanpa dosa mengatakan hal itu di depan Jisoo yang mendengus kesal akibat kata-kata nyelekitnya.

Limario dengan wajah kesal penuh emosi,berjalan sedikit cepat dan langsung menuju kelas mengambil ranselnya dan buku-buku yang berada di mejanya lalu menyimpannya kedalam ransel,emosi yang memuncak di tambah lagi dengan kehadiran masa lalu buruknya semakin membuatnya panas. Sementara itu Jennie yang menyusulnya tengah memperhatikan Limario diambang pintu,dia menghela nafas yang sedikit terengah akibat mengejar Limario.

"Apa kau baik-baik saja Lim"  Jennie bertanya dengan nada khawatirnya sembari mendekati Limario. Limario membalikan tubuhnya melihat asal suara itu yang ternyata Jennie gadis bermata kucing itu.

"Kau terluka"  Jennie menganga setelah melihat luka di pelipis Limario yang masih mengeluarkan darah.

"Hanya luka kecil,nanti juga sembuh sendiri"  Limario sedikit menutupi luka di pelipisnya dengan poni nya.

"Ikutlah denganku,akan aku obati lukamu"  Jennie memberanikan diri menarik tangan Limario agar mengikutinya,Limario yang merasakan genggaman tangan Jennie dia hanya mengikuti apa yang gadis itu katakan tanpa berbicara.

Jennie dan Limario berjalan dengan bergandengan,menuju ruang kesehatan yang tak cukup jauh dari kelasnya.

"Duduklah...aku akan mengambil kotak P3K"   Limario duduk di sisi brangkar sementara Jennie mengambil kotak P3K. Setelah mengambil kotak P3K Jennie duduk di sebelah Limario dengan berhadapan dengannya,perlahan Jennie mengambil kapas yang sudah di tetesi alkohol lalu mengarahkan untuk membersihkan luka di pelipis Limario. Jennie sedikit mendesis kala dirinya menempelkan kapas alkohol itu,sementara Limario yang memiliki Luka itu hanya diam saja seolah olah tak merasakan sakit dan perih.
Setelah membersihkan luka Limario,Jennie menempelkan plester bercorak gambar hati di pelipis Limario.

"Selesai"  Dengan wajah sumringah sedikit senyuman manis Jennie mengatakannya.

Limario seperti terhipnotis dengan gadis yang saat ini berada di depannya yang baru saja mengobati lukanya,mata hazelnya terus memandangi setiap inci tubuh mungil yang memiliki wajah yang sangat cantik dan senyuman gummy smile nya.

Mysterious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang