Chapter 18

4.5K 351 10
                                    

Limario Apartement.

Pukul: 08.00 Malam.

Limario baru saja pulang mengantarkan Jennie,dia begitu lelah setelah seharian berada di rumah sakit.

Limario perlahan menuju kamarnya,kemudian Limario mulai menanggalkan kain yang menutupi tubuhnya,karna ia merasa tubuhnya sangat lengket dan memutuskan untuk berendam beberapa saat,semua sudah terlepas hanya menyisakan boxer hitam yang masih tersisa.

Setelah 1 jam Limario berendam dan membersihkan tubuhnya,dia keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan Bathrobe hitam yang menutupi tubuh atletis nya,Limario sangat beruntung memiliki tubuh yang memiliki lekukan otot yang cukup proposional. Merasa butuh kehangatan,Limario keluar dari kamarnya dan menuju dapur hanya untuk membuat coklat panas.

"Ah... nyaman nya"  Limario mendudukan dirinya di sofa panjang yang berhadapan dengan Tv berukuran besar,sesekali Limario menyeruput Coklat panas nya yang baru saja dia buat.

"Tuan"   Panggilan itu membuat Limario memalingkan wajahnya melihat Seseorang yang memanggilnya yang ternyata asisten pribadinya yaitu Bambam.

"Ne... ada apa bam?  Jawab singkat Limario sembari menaruh kembali gelas yang berisi coklat panas itu diatas meja.

"Maaf tuan jika saya mengganggu,saya hanya ingin menyampaikan agenda untuk beberapa hari ini,anda harus menghadiri Launching produk terbaru Celine" 

"Atur saja jadwalnya,dan aku siap"  Ujar Limario yang langsung di angguki asistennya bambam.

"Baik tuan saya permisi" Bambam melengos pergi meninggalkan Limario yang saat ini kembali menyeruput Coklat panas nya yang mulai terasa hangat.

Limario kemudian mengambil ponselnya,dia mengetik nomer yang ingin ia hubungi dan Limario sangat merindukan sosok itu yaitu ayah kandungnya sendiri.

"Dady, apa kau belum tidur"   Tanya Limario setelah nomor yang dia hubungi tersambung.

"Putraku,Dady Belum tidur sayang,Dady,hanya sedang merindukanmu anakku"  Hela nafas terdengar jelas menandakan bahwa pria paruh baya itu benar-benar merindukan putranya.

"Aku juga sangat merindukanmu Dady"

"Apa kau sudah bertemu dengan ibumu Lim"  Limario terdiam saat ayahnya mengatakan hal itu.

"Belum dan aku tak berharap bertemu dengannya lagi,aku hanya memilikimu satu-satunya keluargaku"   Tuan Dennis tak melanjutkan kalimatnya ketika dia mendengar keluh kesah Limario,dia sangat mengerti dengan perasaan putranya hanya saja tuan Dennis tak ingin Limario semakin membenci ibu yang telah melahirkannya.

"Yasudah jika begitu sayang,Kau istirahat saja mungkin disitu sudah sangat malam"

"Baik Dady, kau juga harus istirahat,aku tak ingin Dady terlalu lelah bekerja, Hab eine gute Rast Dady"   ( Selamat istirahat ayah )

"gute ruhe auch dir mein sohn" ( Selamat istirahat juga untukmu  putraku)  

Limario kembali meletakkan ponselnya saat sudah cukup puas bercengkrama dengan ayahnya melalui telefon,Coklat panas yang bertengger di tangan kanannya mulai habis.

"Sepertinya aku sudah siap bermimpi"  Limario beranjak dari ruang Tv nya dan berjalan menuju dapur menyimpan gelas kotor,lalu Limario kembali menaiki tangga menuju kamarnya untuk beristirahat.

Dugh... Limario menutup pintu kamarnya,dia perlahan menuju lemari hanya untuk mengambil boxer kuning bergambar Minions dan memakainya saat itu juga. Setelah cukup hanya memakai boxer,Limario langsung merobohkan tubuhnya di kasur king size miliknya,dia mulai memejamkan matanya karna rasa kantuknya saat ini menguasai tubuhnya sehingga dengan cepat Limario mulai mendengkur halus.


Mysterious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang