Anna lupa apa yang terakhir kali ia ingat, pikirannya buram, dan kepalanya terasa sangat pusing. Lebih dari itu ia tak bisa melihat apa-apa, semuanya terlihat gelap apa mungkin karena matanya ditutupi oleh seuatu? Dan saat menggerakkan tubuhnya Anna merasa ada tali yang mengikatnya ke sebuah kursi. Satu hal yang membuatnya bergidik adalah perasaan melayang karena kakinya tak menginjak tanah. Ia diikat ke kursi dan digantungkan, seberapa tinggi ia digantung?
"Sudah bangun?"
Sebuah suara terdengar, nadanya dingin. Jauh dalam ingatannya Anna pernah mendengar suara itu. London, 3 tahun yang lalu. Wanita yang ingin membunuhnya dan Lisa. Ia tak tahu tebakannya benar atau tidak tapi wanita itu memang pernah mencoba membunuhnya bukan?
"Jangan pura-pura tidur, aku bisa membaca gerakan seseorang" Katanya lagi. Anna sendiri hanya mencoba untuk tidak bergerak.
"kamu bisa merasakan keadaanmu sekarang kan?" Suaranya kali ini diiringi tawa kecil, "kuberitahu, kau berada di ketinggian 2 meter dari tanah,kursimu digantung dengan tali dan dibawahmu terdapat kolam berisi air, jangan lupakan kalau ini air yang dingin berhubung kondisi di sini yang lembap"
Anna tidak membalas ia memutuskan untuk tetap diam.
"Tidak mau menjawab juga? Aku sedang butuh teman ngobrol padahal, selagi menunggu saudaramu datang. Tapi mungkin saja ia tak peduli lagi padamu" Suara itu kembali berbicara, berusaha memprovokasi Anna, "Ah! Bagaimana kalau kita coba saja alat ini? Tenang saja, sebenarnya ini alat interogasi sederhana yang sering dipakai, aku merasa tak enak menggunakannya tapi aku harus membuatmu bicara"
Selanjutnya terdengar suara langkah wanita itu, tampaknya ia pergi beberapa langkah dari tempat sebelumnya. Anna tak tahu apa yang dimaksudnya dengan alat tapi kedengarannya bukan hal bagus. "Kau tahu cara kerjanya mudah, tinggal ulur katrol ini dan..
JBUUURRRRR.
Jujur, Anna tak punya persiapan sama sekali saat tiba-tiba tali yang mengikatnya mengendur dan membuat kursi beserta dirinya terjatuh ke bawah. Ia bisa merasakan dinginnya air yang masuk ke paru-parunya. Mulutnya terbuka karena refleks dan membuat lebih banyak air masuk. Tidak lama memang, tali ini kembali mengangkatnya lagi.
"Uhuk!! Uhuk uhuk!!" Anna terbatuk hebat, berusaha mengeluarkan air yang masuk, tapi dengan posisi duduknya itu ia tak bisa berbuat apa-apa.
"Bicara" Nada wanita itu menjadi makin dingin. "masih tak mau? Aku akan melakukannya lagi"
BYYUUUUURRRR.
Lebih dalam. Lebih lama. Anna benar tak bisa bernafas, air yang masuk membuat kepalanya pening.
"Uhuk!! Uhuk!!"
"belum menyerah? Ah tapi aku tak bisa membiarkanmu mati begitu saja"
JBUUUUURRRRRRRRR..
"UHUKK!! UHUK!!, Hh... hh.., hh..., cu.. kup" Anna menyerah.
Kali ini kursinya dibiarkan mengantung lebih lama, dan wanita itu sepertinya senang karena Anna akhirnya berbicara . "Good job, kalau begitu tahap kedua, aku akan bertanya padamu, pastikan kau menjawabnya dengan jujur ya"
Anna tak bisa berfikir jernih lagi, ia ingin batuk tapi tenggorokannya sakit, kepalanya pusing, dan juga sesak, ia bahkan sulit untuk mengatur nafas. Tapi wanita itu tak peduli, ia melanjutkan pertanyaannya.
"Kalau begitu pertanyaan pertama, Siapa itu Lisa?"
Pertanyaan yang sederhana memang. Siapa lagi? Lisa, Annalisa Ferdiansyah, Saudara kembar Anna yang lahir 5 menit belakangan. Tapi entah kenapa disaat seperti ini Anna tak bisa menjawabnya, mulutnya terbuka tapi tak ada kata yang keluar, pertanyaan itu kelihatannya sederhana tapi kalau dipikir lagi pertanyaan itu menghantamnya telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson B. Theater
Mystery / ThrillerAnnalise dan Annalisa. siapa yang tak kenal dengan mereka? sepasang Anak kembar dengan kepribadian yang berbeda, Anna yang pintar dalam seni dan Lisa yang pintar dalam eksak. kehidupan mereka sama seperti anak SMA lain yang penuh dengan warna.. ...