Theater (2)

2.4K 268 16
                                    

CLAANNGG Pintu penjara besi itu terbuka, Lisa bersyukur karena kunci yang terletak di meja dekat sana memang kunci penjara ini. Ia membantu Carina berdiri, wanita itu agak sulit berjalan karena terlalu lama berada di sana.

"sudah berapa lama tante dikurung disini?"

"entah, mungkin sebulan.., akhirnya bisa bergerak setelah sekian lama" Carina berdiri perlahan dan keluar dari pintu penjara itu, ia beralih ke arah Lisa yang masih memegang kunci penjara "Kau tak terkejut melihatku?"

"Aku memang menduga tante terlibat hal ini" Ia melempar kunci sembarang arah, "kalau kuncinya sengaja diletakkan di tempat terlihat berarti dia memang beniat siapapun yang menemukanmu untuk membebaskan ya?"

"itu bentuk siksaan tahu, kuncinya ada di depan mata tapi mustahil bagimu untuk mengambilnya" Carina terlihat menunduk "meski jarang ia tetap memberiku makan.. kau tahu? Aku mulai berfikir kalau sebenarnya dia ingin aku menghentikannya"

Lisa hanya diam, Di sekitar penjara terdapat beberapa tumpukan piring kertas bekas makanan. "Pelakunya maksud Tante?"

"Ya, kamu sudah menemukan jawaban kasus ini?"

"entahlah" Lisa masih Carina berjalan keluar dari ruangan sampai langkah wanita itu agak stabil. Mereka berdua kini sudah keluar dari belakang panggung. Lisa menyibakkan tirai, membiarkan Carina lewat duluan. Pemandangan teater yang sudah setengah hancur itu kembali terlihat di hadapannya.

"Tak kusangka akan seperti ini jadinya..., ini teater pertama yang kubuat di luar London, memang nasibnya tak terlalu baik tapi melihatnya hancur begini entah kenapa terasa menyedihkan" Carina tersenyum getir saat melihat gedung teater yang sudah setengah hancur itu.

Ia sepertinya tiba-tiba teringat sesuatu dan menoleh ke arah Lisa dengan wajah serius "Lisa, sesuatu sedang terjadi bukan? menemukanku disini tandanya kau sedang mencari sesuatu, siapa yang kaucari?"

"Kakakku" Lisa menjawab pelan, "Anna, hilang sejak tadi sore"

"kalian kembar?" Lisa mengangguk perlahan untuk menjawabnya. Mimik wajah Carina langsung berubah. Sepertinya kurang lebih Carina telah mengetahui apa yang terjadi.

"Lisa... ck, kenapa nggak bilang dari tadi sih"

"Aku.. masih ragu"

"tunda analisis dan pertanyaanmu, Kita cari saudaramu dulu, ini tempat terakhir dimana 'Dia' bisa menyembunyikannya tanpa ketahuan" Carina menggamit lengan Lisa, mereka berdua keluar dari ruang teater dan berhadapan dengan lorong yang cukup panjang, pintu-pintu ada di sepanjang lorong itu, "cih, aku mulai punya perasaan tak enak tentang ini"

Mereka berdua membuka pintu yang ada satu persatu. Kebanyakan ruangan kosong dengan beberapa kursi dan meja rusak. Melihatnya seperti masuk ke film-film horror, tapi bagi Lisa kehilangan Anna saat ini lebih menyeramkan dari apapun, masih ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan tapi Lisa tak bisa berkonsentrasi pada kasus di saat ini. Carina benar, mereka harus menyelamatkan Anna sebelum sesuatu terjadi padanya.

Saat itulah tiba-tiba sebuah suara terdengar, musik kecil yang diputar lewat gramophone, tempo dan ritmenya terdengar aneh sekaligus mengerikan. Suara itu terdengar mendengung di bangunan kosong ini.

"Mulai juga" Carina menghela nafas, "syair empat Alice itu"

"darimana asalnya?"

"mungkin.. itu" Pandangan mereka teralih ke sebuah pintu hitam yang ada di ujung lorong, "basement"

Tante itu memberinya aba-aba untuk membawa sesuatu yang bisa dijadikan senjata. Lisa mengangkat tongkat yang sejak awal dibawanya, Carina sendiri mengambil kayu yang ada di dekatnya. Mereka sekarang berdua mulai berjalan ke arah ujung.

Crimson B. TheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang