Unfinished Scenario (2)

4.5K 495 30
                                    

“Ya, semuanya, pembunuhan, perampokan, pencurian, itu pasti memiliki..”

“..Motif” kata-kata itu meluncur dari mulut Lisa tanpa disadari.

.

“Lo bilang apa?” tanya Angga.

Lisa tak membalas perkataan Angga, ia menepuk dahinya sendiri, ‘bodohnya aku, kenapa baru sadar hal sesederhana ini sekarang’, Lisa kembali menunduk, ia terlihat berfikir dengan serius.

“Lis, sumpah, lo kenapa?” Angga bertanya.

“Ssst, diem” balas Lisa, kepalanya sedang berfikir.

.

‘Video pertama, detektif laki-laki itu mengaku sebagai pelakunya, video kedua, sang gadis menjadi detektif dan ingin membuktikan laki-laki itu salah’

.

“Angga, di naskah drama itu, ceritanya cewek yang uangnya kamu ambil pernah punya hubungan sama kamu nggak?” Lisa bertanya tiba-tiba, Angga mengerutkan kening.

“Ya ampun masa lo lupa Si Fanni itu di naskahnya kan jadi sahabat gue, kalo gak salah dia pernah naksir gue tapi mungkin kayak kata fitri kemarin, ceritanya diubah, dan gue jadinya suka sama lo” jawab Angga lagi, “ceritanya loh ya” ia menambahkan.

“Nih” tiba-tiba saja Angga menyodorkan sesuatu naskah film utama yang tadi ada di meja sebelah.

“apa?” tanya Lisa heran.

“gue mau nantang lo”

“Haaa?”

“kalau lo bisa nyelesain naskah ini nanti lo gue traktir milkshake yang ada di depan jalan itu” kata Angga lagi, wajahnya entah kenapa terlihat berbinar, “tapi kalau nggak bisa juga nggak apa-apa”

“coba beri alasan yang bagus kenapa aku harus terima tantangan aneh ini” kata Lisa ketus.

“ya ampun Lisa, ini Cuma permainan, jangan serius banget dong” Angga menghela nafas, “habisnya kayaknya Fitri gak mungkin sadar dalam waktu dekat ini, kalau mau film ini dilanjutkan mau nggak mau kita harus selesain skenarionya”

“kalian mau selesain naskah ini?” Mia ikutan bertanya.

“Habis kayaknya nggak ada pilihan lain” balas Angga, “kalaupun jadinya nggak seperti yang Fitri inginkan, paling nggak ceritanya harus selesai”

“Hm.. aku setuju, baiklah aku akan bantu”

Mereka berdua lalu menoleh ke arah Lisa, “ke..kenapa aku?” Lisa bertanya gugup.

“Kan tadi lo yang paling antusias” balas Angga.

“baiklah, baiklah” Lisa menghela nafas, ia memulai langkah pertama dengan membuka kertas naskah film itu.

Lisa sudah mengerti sebagian besar jalan ceritanya, sebenarnya juga naskah ini bisa dinyatakan sudah selesai, trik pencuriannya sudah diketahui dan pelakunya juga sudah ada, hal yang kurang Cuma satu, yaitu motif. Di naskah ini motifnya terlalu standar, Angga mencuri karena ia ingin pergi jalan-jalan bersama temannya. (Lisa bahkan tertawa saat membaca ini).

Hingga akhirnya sampailah ia ke halaman paling akhir kertas itu yang berisikan coretan acak Fitri. Tidak ada yang spesial mengenai coretan itu, tapi yang paling membuat Lisa tertarik adalah gambar tiga buas tas beserta label nama. Satu tas dengan nama ‘Fanni’ (tas ini milik gadis yang uangnya diambil), tas yang paling tengah bertuliskan ‘Lisa’, dan tas yang satu lagi ‘Angga’. Dan juga tiga tanda panah yang mengarah berurutan. Satu tanda panah bertuliskan Uang digambar dari tas Fanni menuju tas Lisa, tanda panah lain bertuliskan barang bukti mengarah dari Fanni > Lisa, dan Lisa > Angga.

Crimson B. TheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang