Misdirection (1)

3.3K 399 18
                                    

Ada beberapa hal yang tentu saja membuat Lisa terpaksa mengambil keputusan ini. Kalau untuk lari berdua bersama Anna tentu saja ia bisa melakukannya, Lisa selalu membawa stuntgun yang diberikan saat pengarahan di sekolah tentang pelecehan di kendaraan umum dan alat itu cukup untuk melumpuhkan perampok itu beberapa saat. Tapi yang membuatnya mengambil pilihan sekrang ini adalah, ia ingin tahu identitas si perampok itu sendiri.

Perampok bernama Firo itu, benarkah ia mengincar Lisa? Kenapa? Bahkan Anna bilang perampok itu seperti mengenalnya. Lisa memikirkan berbagai macam kemungkinan tapi semuanya mustahil terjadi. Ya, mustahil, kecuali ada sebuah keajaiban.

Lisa tetap diam selama perjalanannya kembali ke lobi depan Bank. Ia sadar suaranya dan Anna beda jauh dan ia belum ingin perampok disebelahnya tahu bahwa mereka bertukar tempat. Lisa mengamati perampok disebelahnya, namun ia tak menemukan kesan licik seperti yang biasa ia tangkap, wajahnya tenang, mungkinkah ia telah menjalankan rencana ini serapi mungkin? Lalu bagaimana cara mereka kabur nanti?

“Kulihat kau sering sekali memperhatikanku” ia tiba-tiba berbicara, membuat Lisa sedikit terkejut, ia hanya balas menggeleng.
“Jujur sajalah, aku ini memang tampan kok, banyak yang bilang begitu” katanya sambil terkekeh.

Perampok macam apa dia ini sih? Pede abis’ Gumam Lisa dalam hati, sekarang mereka sudah hampir sampai.

“Mungkin kau bertanya-tanya kenapa aku sangat percaya diri” ia kembali berbicara, “itu karena..... seorang pesulap, haruslah percaya diri”, katanya sambil mengedipkan sebelah mata.

‘Pesulap?

“kamu kan pesulap itu?!”
“ini Firo, muridku”

'nggak, nggak. Ini nggak mungkin’ Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Tepat setelah itu, dua orang pria datang menghampiri mereka.

“Ah Firo, kami menunggumu dari tadi! Kerjaan di sini sudah hampir selesai” kata seorang laki-laki bertubuh paling jangkung.

“bagaimana dengan Fay? Apa bukti-buktinya sudah di print?” tanya Firo.

Terdengar jawaban dari arah meja resepsionis, suara wanita, “Sedikit lagi, ada banyak data yang dikunci sehingga makan waktu lama untuk membongkarnya” suara ketikan di keyboard terdengar nyaring.

“Kalau begitu bagus, tinggal 10 menit lagi waktu yang kuberikan pada polisi untuk membawa pria sampah itu, sampai saat itu kita bisa bersantai”

Setelah mengatakan itu Firo membawa Lisa ke dekat meja resepsionis, menyuruhnya duduk lalu pergi ke belakang untuk membantu perampok yang dipanggilnya Fay. Lisa memerhatikan kedua sisa perampok lainnya sedang menghitung uang yang mereka masukkan ke dalam karung berwarna putih, ada sekitar 5 karung penuh.

‘Aneh, ada yang aneh’ gumam Lisa. Situasi di depannya memang benar-benar membuatnya bingung, sekali lihat saja orang bodoh bahkan dapat menyadari kalau perampokan ini benar-benar aneh. Semua sandera yang dikumpulkan di lobi tangannya diikat, mata dan mulut mereka ditutup memakai selotip agar tak bisa melihat dan saling berbicara, dan Handphone semuanya disita lalu ditaruh di tengah ruangan, tampaknya perampok itu sengaja membiarkan handphone itu dan tak ada niat bagi mereka untuk mengambilnya.

Satu pertanyaan di kepala Lisa, kenapa hanya dia atau Anna yang tidak dipakaikan selotip? Kenapa sandera utama diperlakukan berbeda? Mungkinkah ada maksud tertentu? Atau apakah ia akan dijadikan salah satu alat dari mereka untuk perampokan ini?

'Setidaknya jangan sampai aku benar-benar diculik, aku harus tenang..’, Lisa mengambil nafas pelan, berusaha menenangkan diri dan memerhatikan kembali keadaan sekitar, ini memang kesempatan bagus karena matanya masih dibiarkan melihat.

Crimson B. TheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang