After School (2)

3.2K 342 23
                                    

London, 3 tahun lalu

“Nah semuanya, kali ini kita sampai di salah satu tempat wisata terkenal di dunia, kalian pasti tau dong Menara Jam Big Ben? Ya, setelah pengarahan berikut kalian diperbolehkan untuk berkeliling dan kembali lagi satu jam ke depan”

Lisa terdiam sambil memandangi jam besar itu. Ia sudah lama penasaran dengan bangunan ini, hmm... bolehkah ia diperbolehkan masuk ke dalam? Setidaknya tak ada salahnya mencoba.

“Masa sih gak boleh masuk!? Mister, please let me in!”

Sebuah suara yang Lisa kenal terdengar tak jauh dari situ. Ia mempercepat langkahnya.

“I’m sorry miss, for some reason Big Ben is closed today, i can’t let visitors in, maybe you can come again sometime”

Anna mendengus kesal sambil melangkah pergi dari penjaga itu. Masa sih ia tak boleh masuk? Padahal daritadi ia melihat orang lalu lalang disana. Apa mungkin kalau mau masuk pengunjung harus pesan tiket dulu? Bagaimanapun masuk ke dalam Big Ben prosesnya tentu tak akan sama dengan masuk ke dalam Monas.

“Hai kakak, tumben sendirian” Lisa memanggil Anna saat mereka berpapasan.

“eh..? oh Lisa” Anna terkejut saat melihat Lisa sudah ada di depannya, “mau kemana?”

Lisa menunjuk ke arah Jam Big Ben. Anna menggeleng pelan, “tadi gue udah kesana, gak boleh masuk”

“Masa?”

“Nggak percaya banget sih”

Mengabaikan jawaban Anna, Lisa meneruskan langkahnya. Ia ingin memastikan sendiri, lagipula sepertinya banyak orang terlihat keluar masuk ke dalam.

“Are you want to enter miss? I’m sorry, Big Ben is closed for reason today” kata penjaga begitu Lisa sampai di depan pintu masuk.

“Why it’s closed? I see some people can enter, why i can’t enter?”

“Uhm..., i can’t tell the reason”

“I see, something must’ve been happen in there, i guess?”

“Miss..., please visit again sometime, for now you can visit giftshop around here”

“ok, thank you”

Lisa berjalan pergi setelah mengucapkan terimakasih, di belakangnya terlihat Anna masih berdiri di tempat semula, memencet handphonenya dengan ekspersi frustasi. Lisa mempercepat langkahnya.

“Duhhh, jahat banget sih, temen sendiri ditinggalin!! Pulang ke kamar gue marahin tuh dua orang!” Anna memasukkan Hpnya ke saku dengan sebal.

“Kepisah sama temen-temen ya?” Lisa menyambung disertai sedikit tawa.

“Berisik lo Lis! Lo juga sendirian”

“Aku sendirian karena emang gak kenal siapa-siapa, emangnya aku kakak yang bisa berteman sama siapapun” Lisa mendengus.

“Gak kenal apanya, gue liat tadi ada temen gue yang kadang main sama lo juga, yang pinter kimia itu”

“Oh itu, itu kan temen kakak, bukan temen aku”

“Ya temen lo juga lah!”

“Kakak gak tau ya? Sejak kakak pindah sekolah aku ngerasa semua orang segan sama aku, jadi aku lebih sering sendirian”

Anna terkejut. Benarkah?, ia senang karena akhirnya Lisa dapat sedikit menderita. Tapi kalau sampai ditinggalkan teman-teman hanya karena dirinya? Ia rasa itu terlalu menyedihkan. Anna tak pernah berpikir dampak apapun yang terjadi pada adiknya itu sejak kepindahannya, belum lagi pertengkaran mereka di sekolah. Anna menunduk, mungkinkah ia orang yang jahat?

Crimson B. TheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang