[HS] Asistenzoned, Madaozoned, Pangeranzoned

2.3K 222 34
                                    

[Special Chapter: Angga's dailylife  @HelianthusSweetshop]

CRIIIINNGGG, Bel toko berbunyi lagi sore itu. Seorang cowok berusia tujuh belas tahun dengan kemeja belang-belang santai, kaos pemilu 'coblos no.1' di dalamya, dan celana jeans abu- masuk ke dalam toko.

"Hmm... kayak gini toh, Bener ternyata, tokonya antik juga" Cowok itu--Anggara Prasetyo mulai berkeliling sambil memperhatikan aneka permen yang dijual di dalam.

Tapi dibanding permen matanya lebih tertuju ke sebuah display kue yang ada di dalamnya. Sejujurnya ia lebih suka kue daripada permen. Maka kakinya langsung melangkah ke sana. Di depan display itu ada beberapa tempat duduk, membuatnya tampak seperti bar dengan kue dan permen sebagai pengganti minuman.

"Ano.. bisa jauhan dikit nggak mas? Saya lagi minum teh, nanti tumpah nih"

Sebuah suara mengagetkannya, Angga serentak menjauh. Ia baru menyadari kalau ada seorang cewek (?) duduk disitu. Rambutnya hitam sebahu, pakai kacamata, pakai kaos oblong, pakai celana selutut. Dari tampang kusutnya tampaknya orang itu sedang bete.

"eh.. ma.. maaf" Angga meminta maaf. Ia lalu menggeser kursi dan ikut duduk di depan display itu. Saat itu seorang pria berkacamata datang.

"Penulis, kau sopan dikit dengan tamu dong" pria itu menegur si cewek kacamata yang masih memandang kosong ke depan. Ia lalu menoleh ke arah Angga, "Mau kubuatkan teh juga? Silahkan duduk dulu kalau masih mau lihat-lihat"

"Eh.. t.. teh? Boleh sih" ada yang nawarin kenapa ditolak? Angga tersenyum kecil, "kamu Marco kan? Temannya Firo?"

"Kenal sama tukang sulap itu?" Marco terlihat terkejut.

"Yahh.. gak bisa dibilang kenal sih, Firo itu kenalannya-kenalan" Angga tertawa hambar.

"halah, kalian kan rival... rival cinta, kayak di sinetron aja ya" Gadis di sebelah Angga itu menyambung. Membuat laki-laki itu terkejut setengah mati, gimana caranya dia bisa tahu?

"K... kok bisa.." Ia berkata tergagap.

"Kalian suka orang yang sama, tapi tampaknya Lisa punya lebih banyak kenangan dengan pria bertopi fedora itu hahaha. Orang-orang bingung soal pairing, sejujurnya aku juga bingung, apa kubikin aja sekalian AnggaXFiro biar skakmat. Uhuk-uhuk! Keselek deh maaf bercanda, bulan puasa ini aku lagi tobat kok, tenang aja"

Angga masih terbingung menatapnya. Siapa cewek ini? Tak lama Marco berjalan ke arahnya sambil menaruh cangkir teh beraroma harum. Ia langsung menariknya dan berbisik, "Siapa?"

Marco tersenyum kecil, "pertama kali bertemu? Dia penulis cerita ini"

"panggil aja Mp, tapi kusarankan kalian panggil aku penulis" Mp—maap ini mulai aneh—berkata datar sambil kembali memakan kue sus di piringnya.

"Heeee???" kok bisa? Angga benar-benar tak mengerti jalannya dunia ini, "kenapa disini?"

"Ngungsi" Mp berkata lagi, "di luar sana lagi banyak tekanan"

"tekanan apa? gempa bumi?" Angga bertanya polos.

"tekanan batin lah, duuh.. eh kamu juga lagi tertekan kan, ayo curhat bareng! Konseling sama Dr.Alexander nih, mumpung gratis" Mp mendadak terlihat senang.

"Maaf saja penulis, tapi aku bukan spesialis penyakit jiwa" Marco berkata sabar dari balik display.

"Hh... Penulis juga lagi banyak masalah? Aku juga..., tahu nggak? Sebenarnya aku muncul lebih dulu dari Firo tapi pria itu tiba-tiba datang dan mengambil semuanya" Angga memulai sesi curhatnya, "dan sebenernya emang niatnya ini kisah detektifXasisten pas pertama kali dibuat. Tapi... roda takdir itu kadang memang kejam ya, kita nggak pernah tahu apa rencana yang di atas"

Crimson B. TheaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang