Pesta

36 7 0
                                    

Tiana dan Dan akhirnya berhenti di depan pintu rumah Tiana. Dan mengucapkan terimakasih atas makan malamnya sebelum ia pergi meninggalkan Tiana.

Tiana pun memasukkan password kunci rumah dan membuka pintu.

Kejutan kedua pun dimulai, kini ia melihat Levi yang sudah duduk dengan santai di sofa sambil menonton tv.

" Apa makan malammu mengenyangkan?"

Pria ini untuk apa dia disini? Tanyanya dalam hati. Ia tak menjawab pertanyaan Levi dan memilih masuk kedalam kamar.

" Apa kau mengabaikan aku sekarang?" Tanya Levi menghentikan langkah Tiana.

Wanita itu berbalik menatap kesal Levi, " Apa yang kau lakukan disini? Bukankah seharusnya kau bersama istri dan anakmu?" Tanya Tiana langsung.

Levi mencoba mencerna pertanyaan itu. Istri? Anak? Apa yang dibicarakan wanita ini.

" Kita langsung saja. Aku tahu kau hanya menikahiku di Haras. Tetapi seharusnya kau juga harus memikirkan dokter Kyra. Bagaimana kalau ia tahu bahwa aku juga istrimu?" Tanya Tiana dengan nada tinggi kalo ini

Mendengar itu Levi tertawa sejadi - jadinya, sebuah respon yang semakin membuat Tiana kesal.

" Astaga, kau berfikir Kyra adalah istriku? dan Juan adalah anakku?" Tanya Levi sambil tertawa.

" Bukankah... anak itu memanggilmu papa?" Tanya Tiana lagi kali in merendahkan suaranya. Ia mulai merasa ada yang tidak beres.

" Hah. Tiana. Kau pikir aku pria macam apa? Kyra bukan istriku. Juan bukan anakku. Kami tak punya hubungan seperti itu"

Levi menghela nafas dan menjawab lebih serius , " Dia mantan istri kakakku. Juan anak mereka. Ia memanggilku papa Levi ya karena aku adalah pamannya. Kami dekat dan sering bermain bersama. Itu saja"

Raut wajah Tiana berubah menjadi rasa bersalah, " Maaf........ aku sudah..."

Levi tersenyum miring, " Aku pikir aku tidak perlu menjelaskan ini. Kenapa kau kesal?"

Tiana tak lagi berani menatap Levi, membuat Levi semakin gemas dibuatnya, " Kau ingin Juan memanggilmu mama Tiana? Karena kau sekarang adalah bibinya?"

Tiana mengerutkan dahi menatap sinis Levi. " Bukan itu maksudku. Kau tidak menemuiku beberapa hari terakhir. Tidak menjelaskan siapa saja keluargamu. Bagaimana aku tahu dokter Kyra adalah kaka iparmu?" Protes Tiana yang membuat senyum di wajah Levi, " Ternyata kau begitu cerewet" godanya.

Tiana semakin kesal dibuatnya, " Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Berada disini tanpa memberitahuku"

Levi beranjak dari sofa mendekati Tiana, " Besok setelah kelasmu selesai kau harus pergi denganku"

" Tidak bisa. Aku harus bekerja di klinik" tolak Tiana langsung.

Levi tersenyum miring, " Aku sudah mengatakan pada Kyra tentang kita. Ia akan memberimu libur besok"

Tiana menghela nafas, tak habis pikir dengan pria yang ada dihadapannya kini. " Apa yang kau pikirkan? Apa menurutmu semudah itu mencari pengganti?"

Levi menoleh dengan santai, " Kau tak perlu khawatir, aku sudah menyiapkan semuanya. Kau hanya perlu mengikuti rencanaku saja" ujarnya kemudian pergi begitu saja.

Tiana masih tak mengerti pria yang kini melangkah pergi membelakanginya. Dia menggelengkan kepalanya berkali - kali. Mencoba mencerna siapa yang sedang ia hadapi kali ini.

***

Setelah selesai menyantap makan malam bersama, Hermawan dan Juan memutuskan untuk pulang lebih awal karena Hermawan tidak bisa membiarkan cucu tersayangnya kelelahan.

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang