Janji Palsu

174 9 1
                                    

Pagi hari yang cerah, secerah sebuah senyuman seorang gadis yang tengah menatap dirinya di depan cermin. Pagi ini nampak seperti pagi biasanya bagi orang lain, tetapi tidak untuk Tiana. Ia sangat bergembira karena hari ini ia akan bertemu dengan sang pujaan hati.

Tiana Amani. Seorang gadis sederhana yang tinggal di sebuah pedalaman di ujung barat negara kepulauan ini. Dimana daerahnya masih memegang teguh hidup harmoni bersama alam dan adat sebagai penentuan hidup.

" Kakak nampak cantik sekali hari ini. Apa bang Kivlan datang ke desa hari ini?" Goda sang adik perempuan, Thea.

Tiana hanya mengangguk dan tersenyum malu, sebuah bahasa tubuh yang sangat mudah dimengerti Thea.

Thea memang bukan adik kandung Tiani, tetapi kedekatan mereka sejak Thea lahir membuat mereka memiliki hubungan yang sangat erat. Cukup berbeda dengan Sivone, saudari perempuan lain yang selalu menatap sinis Tiani seperti hari ini. Ia berlalu dari kamar Tiana dan pergi menemui ibunya di dapur.

" Ibu, hari ini sepertinya bang Kivlan datang" ujar Sivone pada Mehra, ibu sambung Tiana. Mendengar itu bu Mehra menghentikan aktivitas memotong sayurannya sejenak, kemudian melanjutkannya sambil tersenyum.

" Lalu?" Jawabnya santai. " Bagaimana kalau bang Kivlan benar - benar akan melamarnya? Pasti dia akan benar - benar besar kepala karena berhasil menjadi istri dari anak pemimpin desa ini"

Mehra menatap sang putri, meyakinkan putri pertamanya ini bahwa semua akan baik - baik saja. " Kau tidak perlu cemas, hari belum terlewati sampai malam. Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi"

Di kamar Tiana, ia berbalik menatap adiknya, kali ini ia nampak sangat sederhana namun anggun dengan dress selutut dan rambut kepangnya. " Bagaimana? Sudah bagus?"

Thea mengangguk yakin, " Cantik!"

Suara ketukan pintu mengalihkan pembicaraan kedua kakak beradik itu dan menatap mengarah Mehra yang sudah berdiri di pintu. " Tiana, tamu yang sudah kau tunggu sudah datang" ujarnya.

Tiana tersenyum senang, ia menatap Thea terlebih dahulu dengan rasa percaya dirinya dan menemui tamu yang kini sedang menunggunya.

Kivlan Areswan. Pria berpostur tinggi dan gagah ini merupakan anak seorang pemimpin desa Haras. Menjadi seorang anak pemimpin desa yang paling terpandang se-provinsi menjadikan Kivlan sebagai pria yang menjadi menantu idaman seluruh ibu di Desa Haras.

Desa yang asri dan subur, dimana desa ini banyak sekali ditanami komoditas sayur dan buah. Hampir semua masyarakatnya hidup makmur. Tak heran jika ayah Kivlan sang pemimpin desa sangat dipansang begitu juga dengan sang putra.

Tak hanya karena menjadi seorang anak pemimpin desa, Kivlan semakin banyak dilirik gadis desa karena parasnya yang rupawan, dengan garis rahang tegas juga alis hitam tebalnya. Tak lupa, badannya yang telihat atletis semakin menambah daya tarik.

Kivlan tersenyum menatap Tiani yang menemuinya dengan penuh hangat. Sama seperti hari - hari sebelumnya, Tiani selalu bisa membuat Kivlan teduh.

" Ayo duduk bang..." panggil Tiani dengan nada khasnya. Kivlan membalas senyuman itu dan duduk tepat di depan Tiani.

" Maaf aku baru datang hari ini. Beberapa hari ini, ada banyak hal yang harus aku lakukan di rumah"

Tiani membalas senyum mendengarnya, rasanya rasa kecewa beberapa hari ini luntur setelah melihat Kivlan di hadapannya.

" Tidak apa, melihat abang disini dalam keadaan sehat sudah cukup membuatku senang"

Kivlan tersenyum, tetapi kali ini senyumannya nampak berbeda dari biasanya. Sebuah senyuman yang menyimpan banyak beban.

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang