Cerita Masa Lalu

38 6 0
                                    

Tiana tersenyum melihat Juan yang sedang duduk di kursi antrian membaca bukunya. Anak kecil itu terlihat sangat fokus dengan buku yang bergambar paus itu.

" Halo Juan" sapanya yang hanya dibalas lirikkan oleh Juan. Bukan kali pertama untuk Tiana menyapa bocah itu, sudah sekian kali ia menyapanya dan sudah sekian kali pula ia hanya di balas lirikan.

Ia pun tak mengindahkan bocah kecil itu, ia kembali ke meja kerjanya dan bersiap memulai kerja.

Tiba - tiba Juan turun dari kursinya dan melangkah mendekati Tiana, " Apakah bibi bisa membantuku?" Kalimat tanya yang pertama kali Juan lontarkan membuat Tiana sedikit bingung.

" Tentu, katakan saja" jawab Tiana sembari menyejajarkan tingginya dengan Juan. " Apa kau tidak bisa menggantikan mama? Aku ingin pergi bersama papa dan mama"

Gleg. Tiana tersenyum masam. Astaga apa yang harus aku katakan.

Tiana segera memutar otak ia harus mengatakan sesuatu pada anak ini.

" Juan?" Panggil Cassian yang baru saja memasuki klinik. Pria itu melangkah mendekati Juan dan berjongkok menyejajarkan tingginya dengan Juan. " Mengapa kau mengganggu tante ini bekerja?" Tanyanya

Ia kemudian menatap Tiana, " Maaf jika Juan menganggu pekerjaanmu"

Juan menatap papanya protes, " Aku tidak mengganggu. Aku hanya menanyakan sesuatu pada bibi"

" Bibi?" Tanya Cassian bingung.

Juan mengangguk, " Aku sering melihat bibi ini bersama paman Levi pa. Dia bibiku kan?"

Tiana menahan nafasnya, astaga bahkan anak ini pun tahu.

Cassian menatap Tiana dan Juan secara bergantian dengan tatapan bingung.

" Juan sayang apakah mama pernah mengajarimu berbicara seperti itu?" Kali ini Kyra keluar dari ruangannya setelah mendengar semuanya dari balik ruangan.

Juan mengerutkan alisnya, " Kalau bibi ini bukan bibiku mengapa ia tinggal bersama paman Levi?"

Sontak semua mata tertuju pada Juan yang mengatakan dengan polosnya. " Bagaimana kau tahu itu?" Tanya Cassian yang penasaran.

" Kemarin saat aku datang kesini, aku melihat paman Levi dan bibi keluar dari gedung bersama dan pergi bersama" jawab Juan tanpa berdosa.

Tiana hanya memejamkan matanya berusaha memalingkan wajahnya.

Mendengarkan penjelasan anaknya, Cassian memberikan tatapan curiga pada Tiana. " Siapa kau ? mengapa sepertinya kau dekat dengan adikku?"

Astaga. Matilah aku.

" Cass... bukankah kau akan pergi bersama Juan?" Tanya Kyra mencoba mengalihkan perhatian.

Mata Cassian masih menatap Tiana. " Ya, tapi sepertinya ada yang harus ku ketahui. Aku tidak ingin anakku mengetahui hal yang salah?"

Tiana hanya bisa tertunduk menggigit bibir bawahnya.

" Cass.... Bisa kita bicara di ruanganku?" Pinta Kyra yang berhasil membuat Cassian berpaling. Cassian mengikuti Kyra ke ruangannya meninggalkan Juan yang mendengarnya terlihat senang, karena baru kali ini kedua orang tuanya berbicara berdua tanpa siapapun. Berbeda dengan Tiana yang hampir menangis ditatap intimidasi oleh Cassian.

Kyra menghela nafas menatap Cassian, " Tolong jangan kau introgasi dia. Tanyakan semuanya pada Levi. Dia yang membawa gadis itu kesini"

Cassian mengerutkan alisnya, " Maksudmu?"

" Apalagi yang dibuat adikku selama aku tidak disini?" Tanyanya lagi.

" Bahkan putra kita sampai bisa melihat mereka bersama?"

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang