Senyuman itu.

33 7 0
                                    


Tiana hanya menatap jendela sepanjang perjalanan-nya.

Hari ini adalah hari pertamanya meninggalkan Haras, hari pertamanya pergi jauh dari Haras dan hari pertamanya pergi jauh dari sang ayah.

Tetapi ia sudah sampai pada putusannya. Orang berfikir bahwa ia mempermainkan janji suci, nyatanya ia merasa tak ada pilihan lain. Hidupnya sudah hancur di kota itu. Bukankah memulai hidup baru adalah hal yang lebih baik?

Meski dengan cara menikah dengan pria yang baru saja ia kenal.

Tiana melihat jari manisnya, yang kini sudah terlingkar sebuah cincin. Sebuah cincin sederhana tapi mulai menggoreskan makna untuknya. Cincin sederhana yang baru saja Levi beli untuknya 3 hari lalu.

2 hari lalu, statusnya bukan lagi seorang wanita lajang, melainkan istri dari Levi Smith. Meski pada kesepakatannya, mereka hanya sah dimata adat.

Pernikahan sederhana itu hanya dihadiri oleh segelintir orang. Disaat Levi mengucapkan janjinya, untuk menjaga Tiana dihadapan sang ayah dan sesepuh desa. Sederhana, tetapi nyatanya begitulah takdir keduanya.

Levi melirik Tiana yang duduk di belakang. Ia bahkan tak menyangka bahwa ia akan membawa seorang gadis ke kotanya. Bahkan, tak pernah dipikirannya, ia berjalan pada rencananya dengan seperti ini.

" Apa kau ingin pindah ke belakang?" Tanya Dan yang menyadari tingkah Levi.

" Fokuslah menyetir. Sebentar lagi kita akan sampai ke pelabuhan bukan?"

Dan hanya tersenyum sinis, ia tahu betul bagaimana watak bos-nya satu ini. Mobil jeep panjang itu pun melaju lebih cepat, dan berhenti saat sudah terparkir di dalam kapal.

Tiana tak berbicara banyak, ia memilih untuk didalam ruangan dibanding melihat lautan luas yang akan ia sebrangi. Sebagai orang yang baru pertamakali menaiki kapal besar, Tiana memilih untuk menyelamatkan dirinya dari mabuk laut yang mungkin akan ia alami beberapa saat lagi.

Levi duduk disamping Tiana tepat saat ia melihat gadis itu. Dia mengamati Tiana yang mulai fokus pada buku yang ia baca.

" Kau tak ingin keluar melihat pemandangan?"

Tiana menggelengkan kepala, " Aku belum pernah naik kapal"

Levi tertawa kecil, " Kau takut mabuk laut?"

Tiana mengangguk perlahan.

Levi berdiri dihadapan Tiana, memberikan tangan kanannya, " Setidaknya kau harus merasakan sekali"

Tiana menatap tangan itu sejenak kemudian menatap Levi dengan baik. Pria ini terlihat begitu baik padanya, membuat siapa saja yang melihatnya akan benar - benar berfikir mereka adalah pasangan yang sesungguhnya.

Tanpa mengindahkan tangan Levi, Tiana berdiri dan melangkah keluar ruangan. Terasa angin sudah menyambutnya bersama sinar matahari yang begitu cerah membuat pemandangan perbukitan terdekat terlihat sangat cantik.

Tiana tak henti hentinya memuji pemandangan yang baru pertamakali ia lihat. Selama ini ia hanya melihat pemandangan ini dari media sosial yang ia gunakan.

Levi menatap Tiana yang nampak asik melihat pemandangan disekitarnya. Betapa wanita ini sangat polos dan mudah diberikan harapan palsu. Tak seperti dirinya yang memiliki power untuk meninggalkan si pemberi harapan. Tapi ia kini sadar, ada yang memiliki senyuman yang indah selain Gemma, bahkan mungkin lebih indah.

Tiana berhenti tersenyum dan menatap Levi yang sedari tadi menatapnya. " Apa yang kau lihat?" Tanya Tiana sedikit bingung.

" Kau begitu terpesona oleh laut ini. Kau harus berterimakasih padaku karena aku menunjukkannya padamu"

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang