Jaket Biru

45 5 0
                                    

Tiana terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang saat ini tengah ia hadapi, kini ia berada dipelukan seorang pria yang tak ia kenal sama sekali.

" Kau aman sekarang" bisik Levi yang masih terengah engah menahan tubuh Tiana yang cukup berat. Mendengar suara berat itu, Tiana mengangkat sendiri tubuhnya dari Levi dan berdiri.

" Te... terimakasih"

Tak lama setelah Tiana bangun, Levi juga terbangun dan membersihkan tubuhnya dari sisa tanah yang menempel.

" Sudah ku bilang jangan mendekati aliran itu, apa kau benar - benar ingin mati?!" Ujar Levi sedikit meninggikan intonasinya.

Tak ada jawaban dari Tiana, gadis itu malah kembali melihat ke arah sungai yang kali ini terlihat sangat deras dimatanya dan begitu berbahaya.

" Aku... tidak bermaksud seperti itu... aku hanya.."

" Kau... jika kau memiliki masalah hadapilah masalahmu. Membunuh dirimu sendiri hanya membuatmu lebih bermasalah"

Mendengar itu Tiana menatap Levi bingung. Jadi pria ini mengira aku akan bunuh diri?

Tiana menghapus air mata yang tersisa diwajagnya dan menatap Levi sembari tersenyum. " Jadi kau mengikutiku karena kau berfikir aku akan terjun ke sungai?"

" Siapapun yang melihatmu seperti tadi pasti akan berfikir hal yang sama" timpal Levi lagi.

Tiana kembali terdiam, benar juga ia menangis berlari kearah sungai dan berdiri tepat di pinggiran sungai yang deras. Siapa yang tidak akan berfikir seperti itu? Bahkan ia juga tak sadar bahwa aliran pada hari ini bisa sangat berbahaya untuknya.

" Atau aku salah?" Tanya Levi lagi.

Tiana kembali menatap Levi. Pria yang baru saja ia lihat, bahkan ia tak mengenal namanya, mengejarnya dan menolongnya dari bahaya sungai yang tak ia sadari karena kekalutannya. Pria itu jelas juga tak mengenal dirinya, tetapi ia menolongnya meski mereka tak mengenal satu sama lain.

" Aku minta maaf sudah membuatmu khawatir. Aku benar - benar tidak tahu bahwa hari ini aliran begitu berbahaya. Aku datang kesini hanya ingin melepaskan penatku saja"

Mendengar itu Levi hanya bisa menghela nafas kembali, " Jika kau sedih hindarilah tempat yang berbahaya, kau bisa bercerita pada sahabatmu atau siapapun. Jangan sendiri. Disaat kita sedang sedih kita tidak pernah tau jika kita mendekati area berbahaya atau tidak"

Tiana hanya mengangguk terdiam.

Levi melepaskan jaket biru dongker yang ia kenakan dan memberikannya pada Tiana. " Pakai ini, bajumu begitu tipis dan kotor"

Tiana melihat tangan Levi yang sedang memberinya jaket, ia masih sedikit terkejut melihat pria yang begitu baik meski mereka baru pertama kali bertemu.

" Ambilah. Kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan melakukan hal apapun jika kau mengambilnya. Aku tidak ingin sesuatu terjadi jika kau seperti itu di tempat seperti ini"

Perlahan Tiana mengambil dan langsung mengenakannya. " Terimakasih" ucapnya.

" Siapa namamu? Biar ku antar kau ke rumahmu" ujar Levi lagi.

Tiana tak berbicara lagi, ia hanya menatap Levi sedikit curiga. " Kau tidak perlu takut. Kita jalan ke arah jembatan. Disana temanku menunggu. Kami akan mengantarmu pulang"

Tiana langsung menggeleng, " Tidak perlu. Aku akan pulang sendiri. Terimakasih sudah menolongku hari ini"

Levi menatap Tiana kembali, " Kau yakin? Kau baru saja ingin terjun ke sungai?"

" Ya. Sebenarnya tadi aku hanya ingin melepaskan rasa sedihku. Aku terbiasa datang ke sungai jika aku merasa sedih."

" Tetapi mungkin rasa sedihku hari ini terlalu besar sampai aku tidak menyadari hari ini alirannya cukup berbahaya" lanjut Tiana.

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang