Pekerjaan Pertama

28 6 0
                                    


Tiana terbangun setelah alarm ponselnya berbunyi. Saat membuka mata, ia masih tidak percaya bahwa kini ia tinggal di sebuah apartemen yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia membuka gorden, membuka semua penutup ruangan dan membiarkan udara luar masuk.

Berkat orientasi tempat yang ia lakukan semalam, pagi ini ia bisa dengan mudah menemukan letak cangkir untuk ia minum pagi ini.

Sadar bahwa hari ini tak ada teh yang bisa ia minum ia pun juga mengecek kulkas untuk melihat apa yang ia miliki.

" Hah sudah kuduga" gerutunya saat melihat tak ada apapun di dalam kulkas yang berukuran 2x1 meter itu.

Seketika ia berfikir, melihat fasilitas yang ada bukan hanya isi kulkas yang harus ia fikirkan, tetapi biaya listrik apartemen ini juga harus ia fikirkan. Ia meneguk segelas air dan menghela nafas dengan berat, " Benar aku harus mencari kerja"

***
Hari ini Tiana mengawali paginya dengan berjalan disekitar apartemen. Tak henti - hentinya ia mengucap kagum bahwa ia tinggal dilingkungan elit ini. Tepat di depan apartemen, terdapat beberapa toko mewah yang berjejer rapih dan menyediakan berbagai macam jasa. Mulai dari supermarket hingga bengkel kendaraan. Rasanya seluruh penghuni apartemen ini tidak perlu keluar wilayah untuk mendapatkan sesuatu.

Bahkan apartemen ini masih 1 wilayah dengan lingkungan sekolah dasar sampai menengah atas.

" Aku penasaran, orang sekaya apa yang memiliki wilayah ini"

Ia pun terus berjalan dengan kakinya yang tak begitu panjang itu. Menyusuri setiap pertokoan yang ada. Beberapa kali ia masuk ke toko, ia selalu berujung tak membeli apapun, karena baginya semua yang ditawarkan di toko ini tak sesuai dengan isi dompetnya. " wajar saja semua kualitas bahan ini sangat bagus"

Ia menghela nafas kembali dan melihat sebuah kresek kecil yang ia genggam dari tadi. Sebuah botol 10 ml berisikan teh peppermint. " hanya ini saja yang bisa ku beli. Haruskah aku minum ini sendirian?"

Ia kemudian melihat sekitar, berhenti pada sebuah toko yang memiliki tulisan " DIBUTUHKAN SEGERA"

Senyuman sumringah lantas menghiasi wajah Tiana, ia kemudian masuk kedalam toko itu untuk mencari informasi.

" ah bukan toko. Tetapi klinik" batinnya. Ia memasuki pintu itu dan melihat seorang pria paruh baya tengah menata kursi pada klinik itu.

" Selamat pagi, mohon maaf kami belum beroperasi" ujar pria itu dengan ramah pada Tiana.

Tiana menggeleng cepat, " Ah maaf... saya tidak pergi untuk berobat" jawab Tiana. Pria itu lantas menatap Tiana bingung, " Lalu? Ada yang bisa saya bantu?"

" Saya...."

" Saya ingin mendaftar sebagai tenaga admin disini" tambah Tiana sambil menunjukkan pengumuman yang tertempel di pintu.

" Ah.... Yaa.. maaf saya lupa. Baik kalau begitu saya akan panggilkan anak saya"

" Tidak perlu ayah. Aku sudah mendengarnya" tiba - tiba seorang wanita berambut panjang gelombang dengan blouse dan celana kain hitamnya keluar dari sebuah ruangan menatap Tiana dengan senyuman yang menenangkan.

Wanita itu berjalan mendekati Tiana dan berjabat tangan dengannya, " Saya Kyra" mulainya. Tiana lantas menjawab jabat tangan itu dan memperkenalkan dirinya.

Kyra tersenyum lembut menatap Tiana. " Jadi kau ingin mendaftar bekerja disini?"

Tiana mengangguk yakin untuk sesaat sebelum raut wajahnya berubah saat ia menyadari dirinya belum pernah bekerja sebelumnya.

Melihat perubahan raut wajah itu membuat Kyra menyadari satu hal. " Ada apa?"

" A...... tetapi saya belum pernah bekerja dimanapun sebelumnya. Apakah saya bisa mendaftar?" Tanya Tiana ragu.

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang