"First" heartbreak

45 5 0
                                    

Suasana di apartemen beberapa hari terakhir ini cukup berbeda. Levi memutuskan untuk tinggal di unit Tiana dan tentu saja Tiana mengizinkannya. Rutinas pagi hari Tiana membuatkan sarapan dan menyiapkan keperluan Levi, lalu pergi ke kampus dan bekerja, kemudian malam ia akan menyiapkan makan malam untuknya dan juga Levi sebelum mereka menghabiskan waktu di kamar menonton serial tv kemudian tertidur.

Rutinitas itu dilakukan Levi dengan sukarela 3 hari terakhir ini dan ia berakhir menyukainya. Tanpa mereka sadari, rutinitas itulah yang kemudian mendekatkan mereka dan membuat mereka akhirnya bisa lebih terbuka satu sama lain.

Tiana baru saja pulang dari bekerja, ia memasuki unit apartemennya yang terlihat sepi malam ini karena Levi belum kembali. Ia duduk di dapur dan melihat ponselnya. Beberapa hari ini pula pikirannya terus tertuju pada sang ayah, ia mulai merasa bersalah karena harus melontarkan kalimat yang menyakitkan untuk ayahnya. Tapi mau bagaimana, ia terlanjur memendam itu dan mengeluarkannya kemarin, meski sebenarnya jauh di lubuk hatinya, ia tahu ia sangay menyayangi ayahnya.

Karena itu rasa kecewanya sangat besar, karena dilakukan oleh orang yang kita sayang dan percaya.

Ponsel itu berganti layar menjadi panggilan masuk, nama Kyra kini menjadi panggilan masuknya.

" Halo kak?"
" Hey apa kau sibuk sekarang?" Tanya Kyra dari sebrang sana.
" Ah tidak, aku baru saja sampai dirumah. Ada apa kak?"
" Apa kau mau bertemu denganku saat ini? Aku bisa datang ke apartemenmu jika kau mau"
" Tentu saja, lagi pula Levi juga belum kembali. Aku sedikit kesepian disini"
" Baiklah kalau begitu aku akan mampir sebelum aku pulang. Sampai jumpa"
" Sampai jumpa"

Kyra menutup panggilannya.

Beberapa menit kemudian Kyra menekan bel dan Tiana membukanya. Ia mempersilahkan Kyra masuk dan seperti biasa menyuguhkan Kyra teh chamomile yang memiliki aroma yang menenangkan.

" Levi belum kembali?"

Tiana menggeleng, " Aku rasa ada banyak yang harus ia kerjakan di kantor"

Melihat itu Kyra tersenyum pada Tiana, " Aku senang melihat perubahan hubungan kalian" ucapnya membuat Tiana tersipu malu.

" Apa kau merasa baik - baik saja sekarang?"

Tiana mengangguk perlahan, namun raut wajahnya tetap tak menghilangkan rasa sedihnya, " Aku sedikit menyesal karena aku berpamitan pada ayahku dengan cara seperti itu"

Kyra mengelus punggung Tiana dengan lembut, mencoba menenangkannya, " Aku mengerti. Itu adalah reaksi yang wajar ketika sebuah hal yang kau simpan secara terus menerus dan kemudian tertrigger dengan sesuatu yang membuatnya meledak. Kau hanya perlu mengeluarkan isi hatimu"

" Jika kau siap, kau bisa kembali bertemu dengan ayahmu dan memperbaiki apa yang memang perlu untuk diperbaiki"

Tiana mengangguk perlahan, ia kemudian memberikan senyuman terimakasih pada Kyra, " Terimakasih karena kak Kyra sudah banyak membantuku"

" Sebenarnya ada hal lain yang ingin ku katakan" ucap Kyra lagi dan Tiana siap mendengarkan.

" Ini... berkaitan dengan Gemma"

Nama itu. Hampir saja ia bisa melupakannya. Dalam beberapa hari terakhir ini, nama itu terlupakan oleh sikap manis Levi yang selalu berada disampingnya.

" Aku tidak ingin ada salah paham. Tetapi aku rasa aku hari memberitahumu ini"

" Aku dan Gemma berteman. Kami berteman cukup baik"

Gleg. Entah mengapa kini hati Tiana kembali merasa sesak mendengar nama itu.

" Aku mengatakan ini karena aku tidak mau suatu hari nanti kau kehilangan kepercayaan padaku karena aku terlihat dekat dengannya"

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang