Levi melihat satu persatu hidangan yang disajikan Tiana diatas meja. Ayam teriaki, tumis jamur, telur dadar, ayam goreng, udang mentega dan nasi adalah menu yang mampu dibuat Tiana hanya dalam waktu 1 jam.
" Balas budiku sudah terbayar, sekarang aku akan pulang" pamit Tiana yang kemudian dihentikan Levi.
" Makanlah denganku" ajaknya membuat Tiana kembali salah tingkah. " Kau belum makan malam bukan? Kyra bilang kau belum sempat makan malam karena pasien begitu banyak hari ini"
Tiana terdiam mendengarnya, apakah dia mencari tahu tentang itu?
" Tidak perlu percaya diri. Kyra yang menyuruhku memastikan kau memakan sesuatu malm ini. Dia sangat khawatir padamu"
" Lagi pula aku tidak bisa makan ini sendirian. Jadi kau harus menemaniku makan"
Baiklah. Makan malam tidak buruk.
Tiana kembali melangkah perlahan dan duduk di hadapan Levi.
Levi mengambilkan piring untuk Tiana dan meletakkan piring itu dihadapan Tiana. Ia kemudian mengambil mangkuk nasi yang akan ia tuangkan pada piring Tiana.
Sebuah aksi yang sederhana tetapi ketika itu dilakukan oleh Levi, membuat sedikit pertahanan yang sudah goyang sebelumnya kini mulai runtuh perlahan. " Ah.. aku bisa mengambilnya sendiri"
" Tidak masalah. Kau sudah memasak semuanya. Aku akan berterimakasih dengan ini. Duduklah" lanjut Levi kemudian mengambil nasi dan lauk pauk untuk Tiana.
" Terimakasih" ujar Tiana pelan.
Setelah mengambil makanan untuk dirinya sendiri Levi sempat terdiam membuat Tiana bertanya-tanya. Apakah masakannya tidak enak?
" Waww... aku tidak menyangka kau bisa memasak ini." Puji Levi yang tanpa sadar membuat senyuman di bibir Tiana.
" Kau... menyukainya?"
Levi mengangguk dan kembali mengambil suapan lainnya. " Tentu. Aku bahkan tidak akan percaya jika kau memasak ini kalau aku tidak melihatnya tadi"
Dia mengamatiku?
" Aku yakin kau pasti sering berlatih karena kau harus menyiapkan makanan untuk ibu dan adik - adik tirimu bukan?"
Tiana menghentikan makanannya dan melihat Levi. Bagaimana pria itu tahu?
Levi juga menghentikan sejenak makannya dan melihat Tiana, " Kau bisa berdiri untuk dirimu sendiri. Tetapi mengapa kau bisa diam saat keluargamu memperlakukanmu seperti itu?"
" Kau... tahu?"
" Bukan rahasia jika ibu tirimu memperlakukanmu dengan tidak adil" tambah Levi masih menatap Tiana.
Tiana menunduk, ia kemudian teringat 17 tahun ia harus melakukan pekerjaan yang sama setiap hari. Menjadi asisten rumah tangga di rumahnya sendiri.
" Apalagi yang bisa aku lakukan? Aku sudah melakukan itu sejak umurku 8 tahun"
Levi melonggarkan sedikit genggamannya pada sendok dan garpu ditangan kanan dan kirinya. Ia mulai menatap Tiana iba kali ini.
" Setelah ayahku harus bekerja lebih jauh. Aku harus melakukan itu semua. Aku tidak melawan mereka karena aku pikir mereka benar. Aku seharusnya lebih bersyukur karena setidaknya ibu tiriku tidak menyuruhku pergi"
" Meski aku banyak membuat mereka ada di masa sulit. Sejak kematian ibuku, sulit untuk keluarga kami mendapatkan pandangan baik lagi. Itu menyulitkan adik - adikku juga karena tidak semua orang ingin bergaul dengan keluarga yang punya riwayat sepertiku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alir
RomanceDi mata Tiana, Levi adalah pria asing yang bahkan ia tak tahu secara pasti siapa pria itu. Tapi yang ia yakin, Levi adalah pria yang baik. Meski ia tak mengerti apa yang sebenarnya Levi inginkan darinya. Di mata Levi, saat ia melihat Tiana datang da...