Dirimu

31 6 0
                                    

Tiana menatap Thea dengan tatapan kaget, " Mengapa... kau menanyakannya?"

Tatapan Thea berubah kesal, ia mengerutkan alisnya bertatap dengan sang kakak, " Apa kau membiarkannya pergi dengan wanita lain? Kau nampak tidak kaget?"

Tiana tidak tahu bagaimana harus menatap Thea kali ini. Ia tahu betul, adiknya satu ini tidak bisa dibohongi. Terlalu banya seri detektif yang Thea tonton. Ia tak bisa berkutik.

" Aku melihatnya kemarin. Di Mall, ia bersama wanita lain"

" Dia lebih tinggi sedikit dari kakak, rambut panjang coklat dan cantik"

Thea semakin menjamkan tatapannya, " Yang pasti, dia menggandeng Levi dan menyandarkan kepalanya pada bahu Levi saat mereka berjalan"

Sekarang rasanya sulit untuk Tiana bernafas, tidak hanya karena adiknya mengetahui hubungan Gemma dan Levi, ia pun harus menerima kenyataan bahwa Levi kini benar - benar kembali pada Gemma.

" Aku tahu pernikahan kalian sangat cepat, tapi bukankah seharusnya dia bisa menghormatimu sebagai istrinya meski dia tidak mencintaimu?! Bagaimana dia bisa melakukan itu?!" Ujar Thea lagi sedikiy meninggikan intonasinya.

" Thea..."

Thea menggenggam tangan kakaknya, " Kau harus berjanji, saat kau selesai dengan tujuanmu di sini, kau harus meninggalkannya"

" Aku sudah tahu semua mengapa kini kau harus bersamanya"

Tiana justru melihat Thea curiga, bagaimana anak ini bisa tahu semuanya.

" Pria itu. Yang mengantar kami kemarin, siapa namanya?"

" Dan.. ya. Aku bertanya padanya setelah aku melihat Levi bersama wanita itu. Setelah ku ancam beberapa kali dia mengatakan semuanya"

" Kau... mengancam Dan?" Tanya Tiana kali ini membuat takjub Tiana. Thea mengangguk bangga, " Tentu saja, aku mengancamnya akan mencari tahu dimana rumah keluarga Levi jika dia tak menceritakannya"

" Dia percaya aku bisa melakukannya setelah aku membahas mantan kekasihnya"

Tiana melebarkan matanya, " Kau... bagaimana bisa mengetahui soal Yuri?"

Thea tersenyum miring, " Aku mencari sosial media Dan dan menemukannya. Akun sosial media yang sudah lama tidak dia pakai tetapi tidak dia tutup. Tentu saja aku bisa melihat jejak rekamnya"

Tiana hanya bisa tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Ia tak bisa melawan Thea jika anak itu sudah pada masa dimana ia menginginkan sesuatu, sebuah sifat yang turun dari Mehra.

Dia pun melihat kembali kotak yang baru saja Thea berikan padanya. Saat ia sudah menyelesaikan tugas dirumahnya pagi itu, ia kembali ke kamarnya membawa kotak kayu tersebut.

Matanya mulai berkaca - kaca saat ia melihat wajahnya yang masih bayi berada dalam pelukan sang ibu, betapa rasa rindu kini kembali menjumpainya. " Seandainya aku bisa mengingat rasa bagaimana kau memelukku kala itu" ujarnya.

Sedikit demi sedikit air mata mulai membanjiri matanya. Ia pun sampai pada kotak kecil yang memiliki kunci bernomer. Tiana mencoba mengingat, angka apa saja yang mungkin menjadi kuncinya.

Pertama, ia mencoba tanggal lahirnya. Kemudian gagal.
Kedua, ia mencoba tanggal lahir sang ibu. Gagal.
Ketiga, ia mencoba tanggal pernikahan ayah dan ibunya. Namun tetap gagal.

Tiana menghela nafas, dan kembali memutar otak.

" Apa mungkin tanggal lahir ayah?"

Ia memasukkan tanggal lahir Yosep, dan ya, kotak itu berhasil terbuka.

AlirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang