" Kau baik - baik saja?" Tanya Kivlan yang hanya dibalas anggukan Tiana.
" Kau mau kemana?" Tanyanya lagi.
" Aku harus pergi ke suatu tempat. Aku permisi" jawab Tiana mencoba singkat kemudian mencoba berlalu. Namun tangan Kivlan dengan sigap langsung menangkap lengan Tiana dan membuat gadis itu kini menatapnya. " Aku mengenalmu bertahun - tahun. Kau sedang tidak baik - baik saja"
Tiana tak menjawabnya, ia hanya menunduk dan air matanya tak bisa lagi ia tahan.
" Ayo kita cari tempat lain untuk kau bisa menangis" ucap Kivlan lalu mengajak Tiana meninggalkan area pintu masuk dan pergi menuju taman apartemen yang saat itu tengah sepi.
" Menangislah sampai kau lega. Aku akan memberikan waktu untukmu" ucap Kivlan lagi kemudian menjauh dari Tiana.
Tak lama Tiana menangis sejadi - jadinya, ia mengelus dadanya yang terasa sangat sesak berulang kali. Tak menyangka, ia akan merasakan patah hati untuk kedua kalinya dengan cara seperti ini.
Sadar tangisan itu semakin pelan, Kivlan kembali menemui Tiana dan duduk disamping. Ia memberikan ice cream sundae rasa vanilla yang menjadi favorit Tiana. Pria ini masih mengingatnya...
" Ambil lah, kau membutuhkan ini" Kivlan meraih tangan Tiana dan membuat tangannya mengenggam ice cream itu.
Kenangan 3 tahun pun kembali terputar di Haras saat Tiana waktu itu tengah merasa sedih ketika ia tengah merasa sangat merindukan ibunya. Hari itu adalah hari yang cukup berat bagi Tiana karena diperingatan kematian ibunya, tak ada seorang pun yang mengingatkan untuk memanjatkan doa, termasuk sang ayah yang tak kembali dari perantauan.
Kivlan yang saat itu melihat gadisnya tengah bersedih mengajaknya pergi ke sebuah pasar malam. Di Haras, pasar malam merupakan hiburan yang hanya ada sekali dalam sebulan. Biasanya pasar itu hanya berlangsung selama seminggu.
Tiana yang tak pernah datang ke pasar malam itu pun sangat terkesima dengan keramaian dan warna warni lampu yang terlihat cantik. Banyak orang menjajakan makanan, baju dan juga minuman manis. Kesedihan itu seketika lenyap dari wajah Tiana. Kivlan membelikan ice cream vanilla dan saat itu juga kesedihan itu pun hilang dari wajah Tiana.
" Kau menyukainya?" Tanya Kivlan yang senang melihat senyuman itu.
Tiana mengangguk semangat, " Aku sudah lama ingin kesini, tetapi ibuku tak pernah mengizinkannya" ia pun tersenyum melihat ice cream di tangan kanannya, " Aku tak tahu bahwa ice cream seenak itu. Tidak ada pahit seperti coklat dan tidak masam seperti strawberry. Benar - benar manis"
Kivlan tersenyum lega mendengarnya, ia mengelus rambut Tiana perlahan, " Kalau begitu, aku akan mengajakmu kesini lagi dan memberikanmu ice cream vanilla. Supaya hidupmu kembali terasa manis setelah melewati asam dan pahitnya"
Ingatan itu pun kembali dimasa kini, dimana Kivlan dan Tiana duduk kembali bersama setelah tahun itu. " Kau masih mengingatnya" ucap Tiana.
" Bagaimana aku lupa dibagian penting itu"
" Terus terang saja. Apa yang sedang kau lakukan disini? Aku tahu ini bukan area dimana dirimu bertugas" tanya Tiana to the point.
Kivlan mengangguk mengiyakan, " Beberapa waktu lalu Thea menghubungiku" Tiana berubah terkejut, " Dia menceritakan semuanya padaku. Tentang keluargamu" Kivlan kini melihat Tiana dengan tatapan serius, " Tentang Levi"
Tiana menunduk dan menghela nafas, " Jika itu karena Thea, aku minta maaf karena kau harus mengetahui semuanya tetapi aku akan menyelesaikannya sendiri" mendengar itu Kivlan dengan cepat meraih tangan Tiana dan mengenggamnya, " Jangan kau lepas dan dengarkan aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alir
RomanceDi mata Tiana, Levi adalah pria asing yang bahkan ia tak tahu secara pasti siapa pria itu. Tapi yang ia yakin, Levi adalah pria yang baik. Meski ia tak mengerti apa yang sebenarnya Levi inginkan darinya. Di mata Levi, saat ia melihat Tiana datang da...