4. Pergi ke Menara Fisika

243 25 7
                                    

Subuh hari itu Tora mengetuk pintu rumahku dan aku mempersilahkannya masuk. Aku suruh dia bicara pelan karena Kak Saras masih tidur. Sambil aku bersiap-siap, kubuatkan susu hangat untuknya karena memang subuh hari ini sangat dingin. Dengan jaket tebal kami keluar dari rumah, aku kunci pintu dari luar dan kututup pagar lalu kami berangkat.

"Kau sudah izin ke kakakmu?" tanya Tora.

"Sudahlah" Jawabku dan memegang pinggangnya sambil naik keatas motor. Kupakai helm yang dia pinjamkan, dia juga pakai helm.

"Peluk saja, dingin sekali hari ini" ucap Tora, dia memegang tanganku. Dia tarik pelan sehingga aku seperti memeluknya dari belakang. Terasa tangannya hangat dan kulitnya lembut.

Aku tempelkan dadaku di punggungnya dan dia mulai menghidupkan mesin. Berkendara kami menuju kampus dan subuh hari itu kami melewati jalanan yang sepi dan gelap. Tora berhenti di sebentar di depan sebuah gang dan membuatku terkejut karena ada yang dia temui. Seorang PSK di depan gang sepi itu. Wanita dengan baju seksi yang sedang merokok dan tampak masih muda.

"Bagaimana kabarmu Intan?" tanya Tora.

"Hanya dapat 2 pelanggan hari ini" jawab si Intan itu.

"Aku memintamu berhenti bekerja begini kan? kerja lebih baik Tan, kalau ditanggap petugas bisa bahaya" Tora bicara sangat lembut kepada Intan.

"Aku suka begini Tor" jawab gadis itu "Kau tahu sendiri hidupku bagaimana, tidak mudah berhenti dari pekerjaan yang memberikanku rasa nyaman"

Tora menghela nafas dan mengeluarkan uang dari sakunya "Nih, pulang. Aku mohon, pikirkan untuk bekerja lebih baik, aku menawarimu menjaga toko tapi kau malah kabur, apa perlu aku modali kau untuk jualan?"

Intan mengambil uang itu dan melirikku "Manis juga pria itu" dia seakan mengalihkan pembicaraannya dengan Tora.

Aku mengalihkan wajah dan menunduk malu.

"Kalau aku melihatmu masih bekerja seperti ini, aku tidak akan takut melapor ke Mama mu tan"

"Jangan ikut campur Tora, kau bukan siapa-siapa"

"Aku selalu ikut campur sedari dulu, aku perduli padamu"

Intan tidak mendengarkan dan berjalan masuk ke dalam gang. Tora menghela nafas lalu tersenyum kearahku. Dia hidupkan lagi motornya lalu kami lanjut berkendara.


///

Setelah motor terparkir di fakulas Ilmu pengetahuan alam, kami berjalan menuju gedung menara fisika. Benar-benar gelap dan sepi karena masih sangat subuh, masih ada embun dan langit masih biru dongker.

"Intan itu siapa?" tanyaku.

"Kenapa? kau cemburu?"

"Kenapa kau pikir aku cemburu? aku itu terkejut karena tiba-tiba kau berhenti menemuinya tadi. Kukira kau mau mengajaknya aneh-aneh"

"Dia teman sebangkuku waktu SD. Dia anak yang pintar, baik, perduli, beberapa kali aku dibantuinya. Malangnya waktu SMP ayahnya meninggal. Dia jadi begitu karena ibunya juga hanya pembantu rumah tangga" jawab Tora dengan wajah sedih "Aku berusaha mencegahnya, tapi selalu gagal. Ku ajak dia kerja di toko buku, dia kabur. Ku ajak dia belajar bekerja di salon, dia juga tidak betah. hmmm"

"Berarti dia melakukannya bukan hanya untuk uang" jawabku.

"Maksudnya?"

"Intan butuh kasih sayang Tora. Sex adalah cara paling cepat dan mudah untuk mengungkapkan rasa sayang. Mungkin itu alasan dia menjadi PSK. Dia butuh figur pria dan tubuhnya adalah caranya menarik pria-pria diluar sana. Selain dapat uang, rasa sepinya terpenuhi" ucapku.

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang