1 : Sineyma Namdjaya

188 17 1
                                    

Namaku Sineyma Namdjaya.

Anak kedua dari dua bersaudara. Kakak ku bernama Kak Saras, dia adalah seorang perawat lulusan sekolah keperawatan. Kedua orang tuaku adalah petani di kampung, mereka cukup sukses karena punya lahan yang banyak, ternak dan tambak yang besar. Untuk hitungan warga pedesaan orang tuaku terbilang sangat kaya, walaupun belum sebanding dengan pengusaha besar di perkotaan. Tapi setidaknya tabungan keluarga kami cukup melimpah apalagi saat musim pembelian sapi sedang tinggi-tingginya.

Dari kecil aku terbiasa hidup di desa yang menenangkan dan damai. TK, SD, SMP aku di desa tanpa terkontaminasi kehidupan perkotaan. Yang aku lakukan adalah sekolah sampai siang, bermain bersama teman-temanku di sekitaran tanah orang tuaku, sesekali membantu mereka di sawah, ternak, atau tambak, dan malamnya kugunakan untuk belajar. Saat SMA aku bersekolah di kabupaten terdekat, sekitar 40 menit jaraknya dari desa. Aku diantar jemput oleh salah seorang bujangan kepercayaan bapak, Mas Patar.

Mas Patar adalah orang yang membuatku sadar ketertarikan ku pada laki-laki saat usiaku muda. Aku yang masuk puber merasa nyaman disekitar Mas Patar, melihatnya mandi di kali, memeluknya saat dia mengantarku sekolah dengan motor yang dia cicil ke bapak, makan bersamanya sepulang sekolah, semua itu terasa lebih nyaman dibanding didekat wanita-wanita yang memberi kode kalau mereka menyukaiku.

Aku lumayan populer di SMA karena selain penampilanku menarik, keluargaku juga cukup terkenal. Apalagi saat musim panen dan dekat hari raya, bapak bisa memberiku jajan 10 kali lipat dari anak lain di kelasku. Bapak juga donatur banyak kegiatan di sekolah, membuatku yang sebenarnya introvert ini menjadi dikenal banyak orang. Banyak wanita yang mendekat, tapi saat itu hatiku hanya untuk Mas Patar.

Lalu kemudian Mas Patar menikah, ada sisiku yang sakit hati tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku menerima takdir dan fokus saja pada akademik sehingga saat aku lulus aku bisa berkuliah di kota. Beruntung bapak dan ibu punya rumah yang Kak Saras tinggali. Aku berkuliah di kota dan memasuki era baru hidupku melupakan Mas Patar, pria pertama yang kucintai.

Saat ospek aku bertemu Bram, dia dari fakultas bisnis dan kelihatan sangat tampan. Aku memergokinya berhubungan sex dengan salah satu senior di toilet dan setelah itu Bram mengejarku untuk tutup mulut. Semakin dia berusaha membully dan mengancamku, tiba-tiba dia sadar kalau aku tertarik kepada laki-laki. 

///

Saat itu mahasiswa baru menggunakan atribut-atribut ospek yang sangat lucu. Topi kerucut, tas karung, kalung dedaunan, semua maba dikumpulkan untuk melakukan ospek kampus. Saat istirahat antrian toilet sangat penuh sedangkan saat itu aku benar-benar ingin kencing. Seorang senior yang baik memberiku informasi untuk kencing di gedung fakultas bisnis saja, dekat dari fakultas pendidikan. Aku berjalan ke fakultas bisnis lalu masuk ke bilik toilet.

Setelah selesai pipis, sepasang kekasih masuk ke dalam WC dan mengunci pintu WC dari dalam. Di dalam WC itu ada 3 bilik toilet dan aku menggunakan yang paling ujung. Kemudian terdengar suara pintu terkunci. Aku mendengar suara baju yang dibuka dan kecupan yang sangat mengejutkan. Aku terdiam, mematung dan tidak tahu harus bebuat apa.

Aku melangkah pelan keluar dan melihat di bilik yang terbuka seorang pria sedang menggedong wanita yang terkoneksi dengan kelaminnya. Pria itu melirik ke arahku sedangkan wanita yang dia gendong memunggungiku. Aku berusaha santai dan menuju pintu keluar toilet lalu kubuka pintunya, masalahnya pintu itu terkunci.

"Ahhhh" Suara desahan terdengar dan kemudian suara gesekan becek dari hentakan paha dan selangkangan kedua manusia itu juga terdengar semakin cepat.

"Kyahhh sayangg ahh " Terdengar suara wanita yang memekik pelan, membuatku cuma bisa berdiri mematung di samping pintu yang dikunci dari dalam.

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang