2 : Freddy Feortuna

137 21 3
                                    

Namaku Freddy Feortuna

Anak dari pasangan campuran Indonesia dan Belanda.  Ibuku liburan ke Indonesia, bertemu ayah, lalu mereka menikah. Aku lahir di Indonesia, lalu pindah ke Belanda di umur 4 tahun, sempat di Inggris dari umur 10 sampai 12, dan kembali ke Belanda sampai lulus SMA. Aku dekat dengan ibuku, tidak dekat dengan ayahku. Dia hanya mengirim uang dan itupun tidak seberapa banyak, membuatku hidup cukup di Belanda tapi tidaklah menjadi pria super kaya seperti dirinya.

Aku menjalani masa sekolahku seperti pria biasa. Aku punya sahabat, Kale namanya. Dia adalah tetanggaku yang riang dan menyenangkan, kami depat karena sama-sama bukan berasal dari Belanda. Kami sekolah menengah di sekolah yang sama. Aku dan Kale sering nongkrong bersama sepulang sekolah layaknya teman satu sekolah dan tetangga yang dekat pada umumnya.

///

Saat itu tahun baru, sebuah perayaan besar dirayakan di sekitaran tempat kami tinggal. Tepat saat tengah malam aku dan Kale naik ke rooftop gedung untuk melihat orang-orang di bawah yang bersiap menghidupkan kembang api.

"Selamat tahun baru" ucapnya dan tersenyum.

"Selamat tahun baru juga" jawabku dan kami melihat kembang api pecah di langit malam.

Kale mendekatiku dan tanpa aba-aba dia menciumku, mencium bibirku dibawah ledakan kembang api yang indah.

Saat itu kami masih berumur 16 dan itu ciuman pertamaku, oleh sahabatku sendiri, seorang laki-laki. Tidak ada yang aneh dengan itu, ciuman tahun baru adalah hal yang lumrah. Tapi bisa kurasakan hembusan nafasnya dan bagaimana bibirnya menempel lalu terpaut dengan bibirku terasa berbeda. Reflek aku menjauhkan wajah setelah beberapa lama dia cium. Kale berdiri dan meminta maaf, tanpa mendengar balasanku dia turun dan tidak terlihat lagi malam itu.

Besoknya Kale menghilang dan tidak pernah terlihat lagi. Keluarganya pindah rumah karena ada bisnis baru di pinggir kota. Mereka tidak berpamitan, tidak bilang mereka kemana, dan tidak pernah memberikan kabar setelahnya.

Aku hidup tanpa Kale setelah itu, sampai beberapa bulan kemudian seorang wanita datang kerumahku, mengetuk pintu dan datang dengan kedua orang tua Kale. Mereka singgah di hari ulang tahun ibuku dan sebagai "mantan" tetangga mereka mengingatnya. Wanita itu bernama Luna, cantik, dan eksotis. Aku, orang tua Luna, dan ibuku makan malam bersama. Mataku tertuju ke Luna dan satu hal yang ku tahu pasti, itu Kale.

Semuanya berubah darinya kecuali bagaimana cara dia menatapku dan senyumannya yang selalu ku ingat. Bibir itu tidak berubah dan aku tahu pasti kalau bibir itu adalah bibir yang menciumku saat tahun baru lalu. Setelahnya Aku bertemu Ka-- Luna di sebuah taman kota dan dia sedang duduk dengan dress cantik yang sesuai dengan bentuk tubuhnya.

"Apa kau potong---"

"Ya" tanpa basa basi Luna menjawab.

"Ta-tapi bagaimana?" tanyaku canggung.

"Freddy, santai saja, kau sahabatku. Kau perlu tahu apa yang terjadi padaku kan?" dia duduk di sebelahku dan tersenyum manis "Aku selalu merasa diriku wanita dari dulu. Aku lebih nyaman menggunakan baju wanita, lebih nyaman menjadi cantik, anggun, elegan, dibanding menjadi pria kuat yang keren sepertimu" 

"Tapi selama ini kau tidak bilang. Aku memaksamu bermain basket, memaksamu buka baju kalau berenang, kita bermain pukul-pukulan, apa itu tidak membuatmu nyaman?"

"Aku takut kau tidak mau jadi temanku lagi" dia mengikat rambut panjangnya "Aku sulit mendapatkan teman, aku harus menjagamu sebagai temanku satu-satunya saat itu"

"Dimana kau dapatkan dokternya?"

"Ibuku punya kenalan, lagipula diagnosisnya aku memang punya hormon wanita yang lebih dominan dibanding pria. Aku ini wanita sejak dulu, tapi aku lahir dengan penis hahahaha" Dia tertawa dengan sangat manis.

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang