3 : THEMISIA THEATRA

118 11 0
                                    

Neyma pulang dari sekolah di sore hari yang hujan. Dia turun dari mobil, masuk ke rumah dan disambut Freddy yang sedang memasak untuk makan malam.

"Themisia Mana?" tanya Neyma.

"Ada di kamarnya" jawab Freddy yang sedang mengaduk sop "Sayang, kau mau pakai wortel gak di sop mu?"

"Terserah" jawab Neyma dan mendekati Freddy.

Mereka berciuman lalu Neyma meminum susu dari kulkas, dia menghela nafas dan Freddy langsung tahu kalau suaminya itu sedang lelah. Sambil menunggu makanan masak Freddy memijat bahu Neyma dan bertanya "Kenapa? sesusah itu jadi kepala sekolah"

"Kau ingat murid yang pernah ku ceritakan. Zaka Antaraja, pemain basket terbaik yang berandalan di Themia"

"Ingat, kenapa?"

"Dia anak Bram" Neyma menghela nafas.

"Hah?" Freddy membuka handphonenya dan mengecek data siswa "Nama Ayahnya Azi Antaraja"

"Nama Bram Bramaji Abisaya. Dia mengganti nama akhirnya mengikuti nama keluarga istrinya. Dan dia mengubah Bramaji menjadi Azi saja" jawab Neyma sambil makan ayam goreng buatan Freddy.

"Kenapa begitu?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa dia ganti nama?" tanya Freddy.

"Ayahnya meninggal dipenjara kan. Menurutmu apa kau bisa hidup tenang saat ayahmu adalah orang paling kejam di kota ini, wajar dia ganti nama. Memangnya kau tidak tahu informasi itu?"

"Tidak, setelah kita menikah dia pergi kan dari keluargaku" jawab Freddy "Kau kenapa tidak tahu kalau dia orang tua muridmu? bukannya kau kepala sekolah paling perduli dengan siswanya"

"Biasanya ajudan atau istrinya yang datang ke sekolah,  aku benar-benar terkejut waktu tahu dia ayah Zaka"

"Lagian kenapa gak kamu keluarin sih itu anak dari pertama kali dia bikin masalah?" tanya Freddy.

"Fred, inget alasan aku bangun Themia. Sekolah itu harusnya menerima siapapun dan mempertahankan siapapun. Gak perduli dia seberandalan apapun, Themia harus menerima dia. Justru kita harus merubahnya jadi lebih baik"


Terdengar teriakan senang dari kamar Themisia. Anak perempuannya itu memeluk kedua ayahnya dengan senang.

"Aku diterima S2 jurusan psikologi di Harvard" ucapnya.

"Wow, selamat sayang" Neyma mencium pipi Themisia.

"Makasih Ayah" Themisia memeluk Neyma.

"Papa bilang daftar kuliah disini aja kan? banyak kampus bagus" ucap Freddy.

"Umm, bilang aja papa gak bisa jauh dari aku" ejek Themisia.

"Gak boleh gitu Fred, kuliah di Harvard itu mimpi Themisia kan?" Neyma mencubit paha Freddy "Harusnya kamu bangga, anak kita umur 20 tahun udah bisa kuliah di luar negeri, kampus TOP lagi"

"Tapi nanti disana dia sama siapa?"

"Aku udah gede Papa, aku bisa hidup sendiri lah" Themisia tersenyum dan menunjukkan otot tangannya.

"Bukannya kamu yang masukin dia karate dari SD. Apalagi yang kamu takutin Fred?" sambung Neyma.

"Nanti kalo Papa atau Ayah sakit gimana? " tanya Freddy "Kami cuma bisa nelpon kamu nangis-nangis minta kamu pulang"

"Dih, itumah Papa aja yang manja. Kan masih ada Kak Savas" jawab Themisia.

"Oh iya, Savas mana?" tanya Neyma.

Ikan Ajaib dan Danau Tora ( Umber )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang