BL17+
Ini terjadi 30 tahun yang lalu. Awal 1990an saat Neyma, seorang pria pencinta film bertemu dengan 3 pria. Tora si pembuat film, Freddy si bule tampan, dan Bram pria kaya pemilik bioskop. Di tahun ini tidak mudah bagi Neyma, mencintai pria lain...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angga adalah seorang pekerja keras yang cerdas, tekun, dan disiplin. Tidak ada kendala selama proses pembangunan pasar modern kembang lotus. Sesuai target pembangunannya selesai. Angga dan Bram bekerjasama dengan sangat baik. Mereka juga dibantu banyak pihak yang membuat pasar modern itu dapat diresmikan tepat waktu.
Kantor Antaraja mengadakan pesta besar yang mengundang banyak orang penting di kota. Zara berat hati untuk mengakui kalau Angga dan Bram berhasil melakukan tugas darinya yang hampir mustahil, tapi faktanya mereka memang sukses tanpa kendala. Angga menjadi karyawan tetap dan Bram akan naik jabatan.
Seorang pria dan wanita mendekati Angga dan menyapanya. Mereka menyalami Bram dan memperkenalkan diri sebagai Azzam Abimanna dan Anita Abimanna, abang dan adik dari Angga. Kemudian Bram dipanggil oleh Zara untuk bicara berdua di sudut pesta.
"Senang?" tanya Zara yang sedang menggoyangkan gelas wine di tangannya.
"Apanya?" Bram membalas dengan wajah heran.
"Sungguh tidak mungkin sebuah pasar modern bisa terbangun secepat ini tanpa bantuan dari pihak berkuasa. Jujur kepadaku, apa kau terlibat dengan mafia atau organisasi gelap?" tanya Zara.
"Lihat, kau meremehkanku karena aku bekerja disini dengan bantuan orang dalam. Sekarang aku sudah membuktikan kalau aku bisa bekerja dengan baik dan kau malah menuduhku yang tidak-tidak" Bram mendekati Zara dengan berani.
"Aku yakin Angga bekerja 90% dari proyek itu, aku yakin kalau kau itu tidak bisa apa-apa" ketus Zara "Tanpa Angga dan bantuan orang luar proyek ini pasti gagal"
"hahaha, apa susahnya mengakui kalau aku layak Zara. Kau membenciku dan ingin aku keluar dari perusahaan ini kan... Tapi faktanya kau tidak bisa mengeluarkanku karena aku benar-benar layak disini"
"Keluarga Langit." Zara menoleh ke Bram "Kau tahu siapa mereka?"
"Keluarga apa?"
Zara mendekati Bram dan memegang gelas yang Bram pegang "Angga terhubung dengan sebuah keluarga besar organisasi tersembunyi yang bernama keluarga langit. Kau tahu itu?"
Bram menggeleng.
"Jelas anggota keluarga langit lah yang membantu pembangunan pasar itu Bram. Aku diam-diam melakukan penyelidikan yang berbahaya untuk mendapatkan informasi ini. Kau yang tidak tahu itu semua sudah menjadi bukti kalau kau tidak melakukan apapun selama pembangunan proyek."
"Zara-" Bram tersenyum licik "Mau Angga dibantu keluarga langit, keluarga petir, keluarga naga, terserah dia. Ingatlah kalau kau juga bisa jadi pimpinan perusahaan ini karena ayahmu. Yang jelas sekarang proyek ku lancar, semuanya terbangun sempurna, apapun yang ada dibaliknya bukan urusan mu. Aku harusnya mendapatkan kenaikan jabatan..."
"Jelas itu urusanku, aku tidak bisa membiarkan kota ini dibangun dengan bantuan kelompok elit yang mungkin akan mengendalikan semuanya secara sepihak. Aku tahu riwayat keluargamu Bram, dan kau akan selalu kuawasi..."
"Kau terdengar ketakutan Zara. Kenapa? Kau takut posisimu disini akan kugantikan? Kau takut Angga akan mengalahkanmu? Kau takut dengan keluarga langit itu?" Bram mengambil lagi gelasnya.
"Aku benci orang orang kaya yang mengendalikan kota ini seolah-olah mereka itu Tuhan" ucap Zara.
"Kau lupa berkaca? Kau mengendalikan perusahaan ini seolah olah kau maha tahu. Kau menghinaku seolah olah kau berhak mengadili masa laluku. Kau hanya iri kepada kami Zara.... Kau Hanya Iri" bisik Bram.
Selama perayaan itu berlangsung Bram dan Angga minum bersama di meja mereka. Kedua pria itu di datangi banyak kolega bisnis yang salut dengan keajaiban yang mereka bisa mereka berdua lakukan. Sebuah tanah berantakan berubah menjadi pasar modern super mewah hanya dalam satu bulan. Banyak perusahaan yang ingin mengajak mereka kerja sama, banyak pekerja lain yang ingin menjadikan mereka panutan.
"Selamat untuk kalian berdua" Marina, rekan kerja Bram memberi selamat kepada mereka.
Angga menjabat tangan Marina dengan canggung. Wanita itu tersenyum kepadanya lalu berjalan mengambil minuman. Angga tidak bisa mengalihkan kepada wanita eksotis itu. Bram menyenggol bahunya dan merangkul Angga dengan lembut.
"Kau naksir Marina?" tanya Bram.
"Dia memang bunga kantor kan? Siapa laki-laki di kantor ini yang tidak menyukainya" jawab Angga.
"Aku" Bram menenggak minumannya "aku lebih suka wanita muda... Angga, Marina itu 3 tahun lebih tua darimu. Apa kau tidak canggung?"
"Ya aku sangat canggung. Tapi aku memang naksir dia" jawab Angga.
"Kenapa salah tingkah begitu. Kau tidak pernah pacaran?"
Angga menggeleng.
"Serius?" Bram duduk tegak dan mengejek Angga "Jangan bilang kau masih perjaka..."
Angga menengguk minumannya dan pergi meninggalkan Bram.
"Eh.. Santai, jangan merajuk. Tidak apa-apa kok kalau kau itu perjaka. Aku akan mengajarkanmu" bujuk Bram.
"Mengajarkanku?" Angga menoleh pelan.
"Ya ... Aku akan bantu kau mendekati Marina. Aku akan mengajarimu cara menjadi pria yang disukai banyak wanita" ucap Bram..
### Sebulan Kemudian
Bram dan Angga masuk ke kamar hotel membawa dua wanita bayaran yang mereka pesan sepulang dari urusan kantor. Angga yang awalnya adalah pria polos berubah menjadi pria maniak sex hanya dengan sebulan berteman dengan Bram. Bram perkenalkan dia dengan dunia malam, wanita penghibur dan sex bebas.
Rintihan di kamar hotel itu terdengar kuat saat pelacur yang mereka sewa dihajar habis-habisan semalam penuh oleh kedua pria dewasa itu. Angga butuh waktu lebih lama untuk klimaks dan memakai pelacur sewaan Bram setelah dia merasa tidak puas dengan satu wanita. Setelah klimaks kedua pria itu merokok di teras hotel dengan perasaan puas.
"Lain kali biarkan aku yang memilih wanita-nya, pilihanmu terlalu main aman" ucap Bram.
"Main aman? kau saja yang terlalu cepat keluar, kau bahkan tidak bisa membuat mereka basah Bram. Mungkin kau sudah terlalu tua" ejek Angga.
"Anak ini, aku yang memperkenalkanmu dengan sex dan sekarang kau malah menghinaku sialan" Bram menghisap rokoknya dan iseng bertanya kepada Angga "Kau kepikiran untuk memakai Waria?"
"Pfft, pertanyaan macam apa itu, orang gila mana yang mengajak laki-laki lain tidur? lagipula masuknya lewat lubang mana? lubang pantat? menjijikan"
Bram tersenyum kecil dan masuk ke dalam kamar "Bukankah semakin kita mencari kepuasan semakin menjijikan variasi yang kita coba. Lagipula waria itu bebas kau pakai tanpa takut mereka hamil, mereka mengerti cara memuaskan penis karena mereka sudah punya penis dari mereka lahir. Mereka ibaratkan masturbasi dengan dirimu sendiri dalam versi lebih mudah dikendalikan"